Saturday, September 29, 2012

Bikin Soket Charger Aki

Bikin Soket Charger Aki, Tinggal Colok Saja!

Terkadang ketika habis balap, kondisi battery motor alias aki kerap dilakukan pengisian ulang. Tentunya, lewat charger aki. Jadi, kondisi aki nantinya akan kembali fit untuk dipakai di race atau event berikutnya.

Tetapi, untuk melakukan proses ini, tentu banyak butuh proses. Artinya, aki kudu dilepas dari dudukannya. Atau, buka jok pacuan. Nah, ada caranya biar enggak direpotkan oleh proses ini. Sobat cukup bikin soket saja dari aki.

"Jadi, kalau posisi aki tersembunyi atau mau tersimpan di balik bodi pun enggak masalah. Hanya tinggal sambung soket saja,” ujar Nur Aimin alias Boday dari JP Racing di Jl. Cendrawasih No. 6E-F, Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang.

Cara bikinnya mudah. Pertama, tentukan posisi aki akan ditaruh dimana letaknya. Setelah itu, siapkan kabel. Kabel yang digunakan bisa yang biasa dipakai buat kabel lampu. Panjang kabel disesuaikan dengan jarak antara posisi aki hingga letaknya soket yang diinginkan.

Kalau banyaknya kabel, tergantung soket yang dipakai. Mau pakai yang soket dua kabel atau satu kabel. “Tapi, baiknya pakai yang dua kabel. Jadi, arus listrik bisa cukup maksimal,” saran Boday.

Kini, sambungkan kabel ke terminal positif aki (+). Jika sudah, sambungkan kabel itu ke soket. Kini bikin hal yang sama untuk di kabel charger aki. Tentunya di kabel arus positif juga.

Kabel positif diberikan soket agar nantinya soket itu langsung disambungkan ke soket kabel yang dari aki. Sedang untuk arus negatif alias masa (-), tidak perlu dibuatkan soket lagi.

"Kalau untuk masa, tinggal sambungkan ke sasis atau baut dudukan mesin saja. Itu sudah cukup kok,” timpal mekanik berdarah Betawi ini. Nah, itu saja caranya. Mudah dong? Jadi, enggak perlu repot buka jok atau lepas aki lagi deh. Irit soal waktu juga kan! (motorplus-online.com)
Penulis : Eka | Teks Editor : KR15 | Foto : Eka
Tags :  JP Racing,

Sunday, September 16, 2012

Yamaha Jupiter Z,

Yamaha Jupiter Z, Setingan IndoPrix Juara di MotoPrix


Balap motor dalam negeri
Memasuki ¾ musim kompetisi, gaya balap M. Zaki semakin matang. Makanya, Haris Shakti Mlethis, mekanik muda berbakat ini pun berani mencangkokkan setingan motor ala Indoprix ke Yamaha Jupiter Z pacuan M. Zaki. Tak pelak, pembalap belia ini pun memimpin klasemen sementara di kelas bebek 125 tune up seeded alias MP1.

Hal ini sangat berbeda dengan awal musim lalu. Mekanik tim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya ini masih membekali setingan motor ala MP3 untuk bertarung di kelas MP1.

Alasannya, ”Zaki masih dalam tahap adaptasi. Belum bisa membawa motor yang powernya besar,” ujar mekanik murah senyum ini. Padahal, saat itu tim yang langganan juara nasional ini masih mempunyai motor cadangan milik Anggi Permana, juara MP yang kini berlaga di IP.

Tapi, makin bertambah jam terbang, performa Zaki makin meningkat. Mlethis pun mengimbanginya dengan menurunkan mesin yang bisa menyemburkan tenaga hingga 25 daya kuda yang biasa dipakai di IP.

Meski begitu, tak asal templok. Ada beberapa penyesuaian dengan karakter sirkuit Motorix yang setengah seri dipentas di trek pendek dan dadakan. Makanya, karakter motor dibikin lembut agar mudah dibawa.

Kok bisa? Logikanya, kan power besar pengendalian susah. Hal ini disiasati dengan kombinasi gigi rasio yang berat pada gigi pertama dan kedua.

Biasanya, Mlethis memakai perbandingan 13/34 dan 16/29 pada motor IP. Tapi, di motor Zaki dibekali rasio 14/34 dan 18/31. Benar. Dengan rasio lebih berat, maka motor lebih jinak. Pembalappun tidak perlu gantung rpm saat masuk tikungan.

Konsekuensinya, tenaga putaran bawah harus padat. Caranya, aliran bahan bakar kudu lebih banyak. Makanya karburator PWK 24 diisi spuyer 118/68.

Aliran kabut bahan bakar pun harus dibuat lebih lancar. Percuma bensin melimpah, tapi jalannya sempit.

Diakali dengan diameter porting dibikin lebih besar. Pada porting atas dibuat 25,5 mm. Sedangkan diameter tengah porting dalam dilebarkan 1 mm, dari 28 menjadi 29 mm.

Kabut bahan bakar ini dipompa piston TDR ukuran 55,25 mm. Piston ini termasuk produk yang baru diluncurkan. “Materialnya baru. Bahannya lebih padat,” tambah pria asli Jogja ini

Tak heran jika M.Zaki menjadi juara.  (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Ban depan  : FDR
Ban belakang  : FDR
Knalpot   : AHRS
Durasi Kem  : 278 derajat
Lift Kem  : 9,4 mm

Modif Yamaha Jupiter MX135

Modif Yamaha Jupiter MX135, 2005 (Probolinggo-Jawa Timur)

Yamaha Jupiter MX135,Monster yamaha


Pemilik motor yamaha jupitermx 135belum merasa puas  Jika modifikasi motor belum mantap, harus cepat berpikir agar motor andalan bisa dilirik teman-teman satu tongkrongan. Pastinya berpikirnya wajib kreatif. Jangan cuma mengandalkan dana besar dari orang tua. Itu sih anak mama. He..he..he..!

Begitulah yang dialami Billy Sanata, warga Probolinggo, Jawa Timur. Pelajar kelas 3 SMK Mater Dei Probolinggi iri melihat Yamaha Jupiter MX 135LC milik Jason, teman gaul Dimas. Wah, seandainya melihat motor yang setipe milik orang lain pastilah iri. Kalau enggak iri, itu sih bukan kategori biker.

Bagi Billy, MX135 milik Jason terbilang ubahannya sip punya. Siapakah Jason? Sabar, lanjutkan membaca nih tulisan. Sampeyan mesti tahu dulu sedikit asal-usul Jason. Dia putera dari Adhi Wicaksono. Adhi, kan yang tak lain bos dari rumah modifikasi Lent Automodified (LA), Probolinggo.

“Untuk ubahan motor hanya memakai bodi kit yang sudah ada di LA. Bagian fairing, sepatbor, bodi belakang dan jok double seater yang dirombak ulang. Hitungannya sih enggak banyak rombakan. Namanya juga masih SMU, kepingin tetap bisa dipakai boncengan,” tutur Billy sambil cengar-cengir kesenangan melihat hasil akhir garapan sang modifikator.

Benar juga pikiran Billy. Tampilan motor kesayangan berubah jadi lebih sip, tapi enggak lupa masih tetap bisa punya tandem. Apalagi, tandemnya cewek. Waduuuuh.

Bodi yang dipasang pada Jupiter MX 135 milik Billy masuk kategori plug n play alias bolt on. Bongkar-pasangnya enggak perlu ubah bagian motor yang standar.

“Bisa jadi saya nanti akan ganti teman modif. Kalau modifikasi plug n play tinggal bongkar kalau sudah bosan,” bilang Billy yang berumur 16 tahun.

Beralih ke bagian kaki-kaki yang juga mengalami rombakan untuk mengimbangi bagian bodi. “Kaki-kakinya masih mengandalkan pelek bawaan pabrik. Hanya saja ukuran ban sedikit diperbesar supaya tidak cungkring. Swing armnya comot variasi milik TDR yang sudah ada stabilisernya,” imbuh Billy yang doyan dengan bebek sport.

Supaya tampilan racing semakin kental, Billy sengaja menanggalkan setang originalnya untuk diganti dengan setang jepit. “Setangnya pakai milik Yamaha X1. Satu set dengan batok bagian depan,” terangnya.

Hasilnya memang mengarah ke Yamaha X1. Artinya, konsep Billy untuk Jupiter MX 135LC miliknya bebek futuristik yang sudah lama trend di Thailand.

Kalau sudah begini tidak ada lagi ceritanya iri dengan anak modifikator. He..he..he..  (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan  : FDR 90/80-17
Ban belakang : FDR 100/80-17
Pelek depan : Yamaha 2,25 x 17
Pelek belakang : Yamaha 2,75x17
Footstep  : Yoshimura
Cakram depan  : PSM

Modif Honda Tiger

Modif Honda Tiger

Honda Tiger 2000, jos buat turing!

Agung Nugroho Setiawan coba membangun pacuan yang nyaman buat turing. Owner One Brutalle Modification (OBM), asal Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa tengah ini coba menerapkannya di Honda Tiger milik Arlan Taroreh asal Wonosobo.

“Konsep bodi di motor ini, mengikuti performa kaki-kaki. Jadi project awalnya, dibikin dulu kaki-kaki yang kuat buat riding jauh,” buka Wawan, panggilan gaul modifikator satu ini. Sok depan dioprek agar kuat menahan beban khas turing. Terutama kala menemui beragam jenis jalanan mulai jalan mulus hingga berjerawat. Maksute jalan rusak. Obatnya bukan ke dokter spesialis kulit yak!

“Daleman sok direkondisi. Ubah lubang suling sok depan dan menambah volume oli sok depan 15 cc agar redaman aman saat melahap handicap yang sulit di saat turing,” cuap ayah dari Alifya Dearly Firstyansyach.

Begitu pula dengan komponen kaki-kaki belakang. Meski memakai swing arm variasi, tapi didukung sok YSS agar stabil. Dudukan atas nempel pada bagian belakang center back bone asli. Pola aplikasi sok belakang ini sengaja dibikin tinggi agar motor menjadi sedikit jangkung.

Kini bicara bodi! Desain baju, menyasar kendaraan tempur model BMW seri 800 GS. Dimensi bodi diperhitungkan sesuai dimensi motor. Contohnya lampu depan yang comot milik macan noceng tahun muda dengan model asimetris. Juga, desain tangki yang lebih kecil dibanding model BMW GS.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Corsa 120/70-17
Ban belakang : Corsa 130/70-17
Pelek : Sprint
Knalpot : Nobi
Spatbor blk : KLX 150
OBM : 0857-4784-8600

Friday, September 14, 2012

Modif Yamaha Byson

Modif Yamaha Byson, 2011 (Pasuruan-Jawa Timur)

Yamaha Byson, Trik Diterima Istri


Yamaha Byson punya tampilan keren ala street fighter. Tapi, beberapa peminatnya masih belum puas desain Byson standar. Seperti Alexander Tjiang yang dituntut merombak Byson sebagai hadiah untuk istrinya.

“Istri senang Byson. Tapi, maunya harus diubah,” tambah Alex, suami dari Nia Tjiang. Nia suka banget pakai motor modif untuk kendaraannya ke sanggar tempatnya mengajar senam.

Alex mempercayakan Byson kepada Adhi Wicaksono, builder kondang dari Lent Automodified, Probolinggo, Jawa Timur. “Saya hanya ubah beberapa cover bodi, tangki, sepatbor. Semuanya diganti dengan bodi desain baru dari fiberglass,” bilang bro hobi main remote control ini.

Jika dilihat secara kasat mata, rombakan Byson garapan Siwe, panggilan Adhi Wicaksono, tidak kentara. Tapi, saat diperhatikan dengan detail, kelihatan deh ubahannya. “Tangki sengaja saya buat lebih besar dengan mempertegas garis bodi. Ditambah lagi dibikin deltabox gadungan untuk mengisi sektor yang kosong di bawah tangki,” tambahnya.

“Shroud dipanjangkan sedikit agar tampak menyatu dengan cover mesin bawah. Jadinya seolah semi fairing,” timpal Siwe lagi. Bukan hanya itu saja yang diubah. Tangan terampil Siwe tidak berhenti begitu saja. Ini kali sektor cover head lamp yang menjadi sasarannya.

“Sebetulnya banyak yang mengincar cover dan headlamp Byson untuk dipasang pada motor lain. Standar saja sudah bagus, makanya hanya diubah dengan tampilan yang lebih sangar. Dikasih frame menyesuaikan bentuk ubahan bodi baru,” tutur modifikator berkacamata ini.
Beralih ke buritan yang dirasa kurang menunjang penampilan. Supaya tampilan street fighter sempurna sengaja memotong sub frame belakang. Gantinya pipa yang didesain ulang untuk memperkuat kesan street fighter.

“Sub frame aslinya mulai dari tengah sampai belakang hanya lurus. Itu yang bikin Byson kurang seksi. Makanya, saya potong dan diganti dengan pipa yang ukurannya sama dengan aslinya. Saya lebarkan dan sedikit diangkat,” beber Siwe.

Mengimbangi buntut yang sudah diubah, Siwe buatkan bodi baru menyesuaikan lekukan pipa tadi. “Bodi dan buntut jadi lebar. Ditambah fender dari pelat 5 mm,” seru Siwe.

Ubahan sub frame berujung pada foot rest belakang yang tak bisa dipasang. “Mesti dibuatkan foot rest baru,” lega bro murah senyum ini.

Kaki-Kaki Mencomot Limbah
Bukan Lent Automodified jika ubahan sekelas ekstrem merombak bagian bodi saja. Siwe menjamah total bagian kaki-kaki dengan limbah moge supaya tampilan lebih merata dari atas sampai bawah.

“Sengaja memilih limbah moge milik Suzuki GSX600 yang dipasang untuk menggantikan sok depan-belakang. Swing arm dan knalpot juga dari GSX600,” ucap Siwe.

Merasa masih terlihat kurang gagah, pelek juga diganti. “Pelek depan-belakang, pakai Kawasaki ZX-6. Diameter pelek yang besar bikin komposisi antara bodi dan pelek semakin menyatu,” tutup Siwe. (motorplus-online.com) 

Modif Motor Tiger 2011

Modif Honda Tiger, 2001 (Bandung)

Honda Tiger, Street Fighter Bandung Selatan


Boleh dibilang inilah maha karya Asep Wahyudin. Honda Tiger aliran street fighter menjadi salah satu maskot klub Asep yang nengok kalau dipanggil Kang Ipit ini. Doi tergabung di Bandung Selatan Tiger Klub (BSTC).

Kebanyakan pemilik Tiger saat ini lagi gandrung dengan ubahan aliran vintage. Tapi, tidak bagi Kang Ipit. Dia tetap setia dengan aliran motor yang bikin tampak motor gagah ini. “Saya senang tampil sangar di jalanan, motor aing kumaha aing,” pede Kang Ipit. Maksudnya terserah dia motornya mau diapain juga.

Tidak serta merta dia gampang melakukan dengan mudah ubahan pada Tigernya ini. Mulai dari kaki-kaki, ogah tampil seadanya. Suspensi limbah moge dipasang. Kendala awal dihadapinya saat aplikasi limbah moge Suzuki B-King.

Area komstir juga perlu penyesuaian. As komstir diganti dengan as komstir custom hasil bubut seukuran dengan Tiger. “Untuk arm belakang juga sama dibubut. Tapi, lupa ukuran diameternya, yang penting bisa masuk,” tambah pria berkacamata ini.

Bukan hanya suspensi yang bikin sangar, bentuk bodi juga mendukung konsep awal. Kang Ipit dibantu rekan-rekan klubnya. “Bodi handmade dari fiberglass dikerjakan sendiri di rumah,” ungkap Ipit yang seorang wiraswasta konveksi ini.

Pemilihan warna juga cukup unik. Hitam dengan kombinasi ungu bisa juga membuat lebih sangar dan elegan.
Tanpa mengesampingkan fungsional, beberapa komponen rupanya tak luput dari perhatian Ipit. Seperti jok single seater bisa diubah sistem knock down agar bisa pasang jok tambahan untuk boncenger.

Penempatan knalpot juga yang sesekali bisa bongkar-pasang. Caranya dengan ganti knalpot undertail yang nongol di bawah jok.

Modifikasinya ini bukan tanpa alasan. Selain jadi salah satu maskot di klub tempat Ipit bernaung, sesekali motor ini juga diajak riding jauh alias turing. Makanya mesti tetap safety. “Saya sudah tes sampai Gunung Bromo saat acara Honda Bikers Day beberapa waktu lalu, alhamdulilah enggak ada kendala dan tetap nyaman dipakainya,” jelas Ipit.

Berkat garapan Ipit dan teman-temannya ini pula, banjir orderan untuk bikin bodi atau kedok lampu buatannya datang dari berbagai kota. Namun meski gila modifikasi tak membuatnya terjun langsung menjadi seorang builder.

Maklum mungkin bro yang satu ini masih sibuk dengan bisnis konveksinya. Atau mau ganti aliran modifikasi lagi? “Enggak! Saya puas dengan ubahan ini!”

Motor maneh kumaha maneh! (motor kamu terserah kamu, red). He..he..he.. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan  : Battlax BT45 120/70-17
Ban belakang  : Sinko 200/50-17
Lampu depan      : Jupiter MX
Rem depan         : Nissin
Rem belakang     : Kitaco
, 2001 (Bandung)

Honda Tiger, Street Fighter Bandung Selatan


Boleh dibilang inilah maha karya Asep Wahyudin. Honda Tiger aliran street fighter menjadi salah satu maskot klub Asep yang nengok kalau dipanggil Kang Ipit ini. Doi tergabung di Bandung Selatan Tiger Klub (BSTC).

Kebanyakan pemilik Tiger saat ini lagi gandrung dengan ubahan aliran vintage. Tapi, tidak bagi Kang Ipit. Dia tetap setia dengan aliran motor yang bikin tampak motor gagah ini. “Saya senang tampil sangar di jalanan, motor aing kumaha aing,” pede Kang Ipit. Maksudnya terserah dia motornya mau diapain juga.

Tidak serta merta dia gampang melakukan dengan mudah ubahan pada Tigernya ini. Mulai dari kaki-kaki, ogah tampil seadanya. Suspensi limbah moge dipasang. Kendala awal dihadapinya saat aplikasi limbah moge Suzuki B-King.

Area komstir juga perlu penyesuaian. As komstir diganti dengan as komstir custom hasil bubut seukuran dengan Tiger. “Untuk arm belakang juga sama dibubut. Tapi, lupa ukuran diameternya, yang penting bisa masuk,” tambah pria berkacamata ini.

Bukan hanya suspensi yang bikin sangar, bentuk bodi juga mendukung konsep awal. Kang Ipit dibantu rekan-rekan klubnya. “Bodi handmade dari fiberglass dikerjakan sendiri di rumah,” ungkap Ipit yang seorang wiraswasta konveksi ini.

Pemilihan warna juga cukup unik. Hitam dengan kombinasi ungu bisa juga membuat lebih sangar dan elegan.
Tanpa mengesampingkan fungsional, beberapa komponen rupanya tak luput dari perhatian Ipit. Seperti jok single seater bisa diubah sistem knock down agar bisa pasang jok tambahan untuk boncenger.

Penempatan knalpot juga yang sesekali bisa bongkar-pasang. Caranya dengan ganti knalpot undertail yang nongol di bawah jok.

Modifikasinya ini bukan tanpa alasan. Selain jadi salah satu maskot di klub tempat Ipit bernaung, sesekali motor ini juga diajak riding jauh alias turing. Makanya mesti tetap safety. “Saya sudah tes sampai Gunung Bromo saat acara Honda Bikers Day beberapa waktu lalu, alhamdulilah enggak ada kendala dan tetap nyaman dipakainya,” jelas Ipit.

Berkat garapan Ipit dan teman-temannya ini pula, banjir orderan untuk bikin bodi atau kedok lampu buatannya datang dari berbagai kota. Namun meski gila modifikasi tak membuatnya terjun langsung menjadi seorang builder.

Maklum mungkin bro yang satu ini masih sibuk dengan bisnis konveksinya. Atau mau ganti aliran modifikasi lagi? “Enggak! Saya puas dengan ubahan ini!”

Motor maneh kumaha maneh! (motor kamu terserah kamu, red). He..he..he.. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan  : Battlax BT45 120/70-17
Ban belakang  : Sinko 200/50-17
Lampu depan      : Jupiter MX
Rem depan         : Nissin
Rem belakang     : Kitaco

Mio

MIO
Nampaknya, tampilan Yamaha Mio Fino versi Indonesia masih belum bikin Fahrul Rozy merasa puas. Doi, lebih pilih desain yang dihadirkan Fino di Negeri Gajah Putih alias Thailand. Jadi, enggak salah kalau Fino yang baru ditebusnya itu langsung dimodif.

“Kenapa Fino di Indonesia enggak dibikin seperti Fino Thailand saja? Tampangnya lebih enak dilihat yang Thailand punya,” ungkap Fahrul yang tinggal di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.

Lewat alasan itu, Fino pun langsung dibawa ke Billy Speed. “Sebenarnya modifnya enggak banyak. Hanya beberapa bagian yang lebih mencirikan Fino Thailand saja,” ungkap Arief Rahman Hasyim selaku owner workshop.

Dimulai dari bagian lampu depan. Ini dia yang jadi salah satu bedanya! Lampu depan milik Fino Thai, lebih jenong alias sedikit lebih keluar dari cover ketimbang Fino Tanah Air.

"Memang, kalau menurut kami, bentuknya lebih enak dilihat. Terlebih jika dilihat dari sisi samping,” ungkap Billy, sapaan akrab Arief.

Buat penggantian itu, Billy enggak perlu merombak cover bodi depan seluruhnya. Tapi, cukup bagian lampu dan cover lampunya saja. Sedang bagian bodi depan tetap pakai milik Fino Indonesia.

Untuk mengganti cover lampu ini, hanya cukup melepaskan dua baut pengait saja. Ya, pengait disisi kiri-kanan cover. Setelah itu, Billy pun tak perlu membuat dudukan baru. Tapi, tinggal pasang di lubang baut yang sama.

Itu baru satu item alias part. Part selanjutnya, ada di bagian setang. Ternyata, juga beda untuk urusan pengendali arah laju skubek klasik ini, lho. Bedanya, ada di bagian pemegang setang ke as komstir.

"Yang Thailand, modelnya sama seperti setang Nouvo. Setang megang langsung ke as komstir. Tapi kalau yang di Fino lokal, ada braket lagi,” ungkap modifikator yang motor bikinannya kerap berlaga di contezt modif itu.

Masih menurut Billy, justru sebenarnya sistem dudukan setang Fino lokal itu bisa dipakai buat setang pacuan balap lho. Misalnya, buat di besutan underbone layaknya Yamaha Jupiter Z. “Itu karena bisa disetel sudut kemiringan. Diameter lubang braketnya juga sepertinya sama dengan Jupiter,” timpal Billy.

Kelar penggantian setang, Fahrul juga memasang spidometer Fino versi Thailand. Ya, yang indikator bensinya menjadi satu dengan spidometer. "Kalau Fino Indonesia modelnya terpisah,” tutup modifikator dari Jl. Taruna Jaya 2, No. 39C, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Mizzle 80/90-14
Ban belakang : Mizzle 90/80-14
Rumah CVT : Yamaha Nouvo
Sok belakang : YSS
Billy Speed : 0816-1601160

Penulis : Eka | Teks Editor : KR15 | Foto : GT