Monday, October 31, 2011

Honda Vario, Robocop Mefrik

Honda Vario, Robocop Mefrik: Selain Pulau Seribu Pura, Bali juga sudah lama terkenal sebagai kotanya matik. Selain penjualan motor standar atau baru, gairah modifikasi matik juga hebat di wilayah ini. Banyak sekali konsep baru hadir dari Pulau Dewata.

Honda Vario, Robocop MEFRIK


Selain Pulau Seribu Pura, Bali juga sudah lama terkenal sebagai kotanya matik. Selain penjualan motor standar atau baru, gairah modifikasi matik juga hebat di wilayah ini. Banyak sekali konsep baru hadir dari Pulau Dewata. Kali ini sebuah Vario hadir seperti robot dengan penerapan beberapa inovasi di beberapa sektor.

Motor ini milik Eko Budhi Harianto. Dia juga yang memodifikasinya. "Konsep yang coba diterapkan adalah Robocop atau bentuk yang modern. Tapi, pastinya tetap dalam koridor MEFRIK sesuai standar MOTOR Plus," mantap Eko.

Inovasi pertama yang dilakukan adalah dengan membuat mono arm di rode depan. Tentunya ini membuat motor terlihat sedikit unik. Ditambah lagi dengan menggunakan pelek mobil.

"Kita buat suspensi depan itu menggunakan pipa diameter 2,5 inci yang digabungkan dengan sok variasi," tambah Eko. Supaya lebih rapi dilihat, dilapisi lagi dengan kondom dari bahan fiber. Dengan begitu, bentuknya lebih enak dilihat.

Bukan hanya itu, cover CVT juga dibungkus ulang dengan fiber. Dengan begitu, bentuknya sudah tidak standar lagi. Tampil beda dan menjadi rapi. Jurus modifikasi yang boleh untuk ditiru.

Tampilan depan memang menjadi salah satu poin yang menarik perhatian. Selain masalah suspensi tadi, bentuk bodi depan juga sudah berubah. Tidak mau repot dengan cuztomizing di sektor ini, Eko juga memasang bodi depan dari Honda Airblade yang beredar di Thailand. Lengkap berikut lampu.

"Selain efek mengubah bentuk depan, bodi ini juga menjadi patokan dalam membuat bodi kit di tengah dan belakang," tambah pria 32 tahun ini.

Memang seluruh detail bodi saat ini sudah tidak seperti Vario lagi. Hanya tarikan garis utamanya saja yang masih menjadi ciri skubeknya Agnes Monica ini.

"Untuk beberapa bagian dibuatkan bodi kit, bahkan buritan diubah menjadi runcing dan layaknya motor sport," tambahnya. Maksud bergaya sport tadi karena sekarang jok sudah menjadi single sitter. Suatu tampilan yang sebenarnya rada sedikit nyeleneh.

Buritan yang menjadi runcing ini ini diikuti dengan roda belakang yang didorong mundur. Istilahnya ditambah undur-undur seperti yang banyak dipakai oleh penganut aliran low rider. "Saya tambah panjangnya sekitar 13 cm," cuap Eko yang bersyukur selamat dari bencana gempa yang melanda Bali kemarin.

Langkah terakhir adalah dengan mengganti setang dengan model Robocop. Bagi penikmat modifikasi di seputaran Jakarta, setang seperti ini memang sudah jarang yang menggunakan. Tapi, karena konsep motornya yang mengarah ke robotic, tentunya akan menjadi pas. Ditambah lagi spidometer digital,

Sip dan sesuai tema! (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: Deli tire 140/70-14
Pelek: Custom
Sok belakang: YSS
Head lamp: Airblade
Setang: Top Secret
Spidometer: Koso
Knalpot: Supertrap

Yamaha V-Ixion, Ala R15 di India

Yamaha V-Ixion, Ala R15 di India: Yamaha V-Ixion diproduksi secara global. Lihat saja basic rangka dan mesin V-Ixion juga diaplikasi di motor sport Yamaha yang dilansir di India, yaitu Yamaha R15.

Yamaha V-Ixion, Ala R15 di India


Yamaha V-Ixion diproduksi secara global. Lihat saja basic rangka dan mesin V-Ixion juga diaplikasi di motor sport Yamaha yang dilansir di India, yaitu Yamaha R15.

Enggak cuma itu, Yamaha YZF R125 juga ambil basic dari V-Ixion. Tampilan motor sport full fairing ini mengadopsi rangka dan mesin yang sama persis dengan V-Ixion. “Cuma kapasitas mesin bore down jadi 125cc,” sebut Abdul Rahim Alwahdy selaku builder yang juga owner Aim Motorsport (AM).

Sayang YZR R125 tidak diproduksi untuk pasar Asia. Melainkan diperuntukkan buat market Eropa, khususnya pengendara pemula. Sebagai besutan sebelum naik ke motor dengan kapasitas mesin lebih besar. Berangkat dari basic mesin yang sama, Aim sapaan akrabnya, coba mengolah V-Ixion jadi YZF R125.

Seperti V-ixion milik Billy Casanova, coba diolah Aim tampil sebagai sport full fairing. “Seluruh bodinya aplikasi bodi kit Yamaha YZF R125 yang sudah dibuat replikanya dengan bahan serat fiber,” ujar pria yang buka workshop di Sawangan, Depok ini.

Memang sejak dua tahun lalu Aim sudah riset sendiri untuk mengubah tanpilan V-Ixion miliknya jadi YZF R125. “Saya datangkan seluruh bodi asli sampai lengan ayun dari Eropa. Makanya bodi fiber yang dibentuk ini benar-benar sama persis,” lanjut builder berbadan subur ini.
Semula untuk pasang satu set bodi replika YZF R125, rangka belakang standar V-Ixion harus kena mutilasi. “Kalau sekarang, sudah banyak belajar, jadi rangka orisinal V-ixion masih tetap dipertahankan standar, enggak diacak-acak pakai api las,” lanjutnya.

Jadi, bodi fiber yang didesain oleh Aim tidak mengorbankan rangka asli. Sebab dia menyiasatinya dengan braket bodi yang juga sudah disesuaikan dengan rangka asli. “Kalau sasis asli diubah, banyak konsumen yang keberatan,” yakinnya.

Makin sip, lengan ayun yang diaplikasi mengadopsi copotan limbah Yamaha YZF R125, jadi memang tampilan roda belakang sama persis dengan aslinya.

Untuk sok depan cukup andalkan milik V-Ixion. Sebab suspensi depan YZF R125 juga pakai sok depan model teleskopik seperti V-Ixion. “Buat setang jepit, copotan dari Ninja RR,” sebut Aim. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Batlax 100/60-17
Ban belakang : Battlax 120/70-17
Pelek : Sprint
Segitiga atas: Ninja RR
Aim Motorsport : 0818-065-111-84

Sunday, October 30, 2011

Klakson Keong, Alat Komunikasi Paling Di Cari

Klakson Keong, Alat Komunikasi Paling Di Cari: Bisa dibilang klakson menjadi alat yang penting bagi pengemudi maupun pengendara sepeda motor. Karena bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan pengguna jalan lain.

Klakson Keong, Alat Komunikasi Paling Di Cari


Hella Red Twin Tone 2 x 72 watt, 110 dB, frekuensi 500 Hz Harga: Rp 175 ribu
JAKARTA - Bisa dibilang klakson menjadi alat yang penting bagi pengemudi maupun pengendara sepeda motor. Karena bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan pengguna jalan lain. Selain itu peranti ini juga menjadi salah satu cara untuk melampiaskan emosi. Apalagi di kondisi jalan yang seperti saat ini. “Kalau klakson enggak nyaring seperti kurang percaya diri,” ungkap Rudi Hartono salah satu pengguna yang mengandalkan Toyota Vios 2006.

Enggak heran saat ini banyak yang mengganti klakson standar dengan model keong. Katanya sih lebih nyaring dan gaya ketimbang bawaan pabrik. “Memang klakson model seperti ini terdengar lebih nyaring mirip terompet,” terang Mitha dari Sumber Agung di Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus.

Denso 110 dB, 4,5 Ampere, frekuensi 400-500 Hz Harga: Rp 150 ribu
Banyak merek yang dijual di pasaran. Dari yang harganya Rp 75 ribu sampai Rp 450 ribuan. Secara fisik enggak beda jauh. Perbedaan hanya terasa jika dibunyikan, harga memang enggak bohong. “Selain itu daya tahan juga berbeda,” ungkap Chandra dari Karunia Agung Motor, Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus.

Perlu diperhatikan juga penempatan saat pemasangan. Pastikan air tidak bisa masuk ke dalam corong klakson. Posisi corong arahkan ke bagian yang aman. “Enggak semua merek dilengkapi dengan penutup,” tambah Ahong dari Standar Motor di PMK, Jakpus. (mobil.otomotifnet.com)

Harley-Davidson Evolution

Harley-Davidson Evolution Pemenang Best Custom


Sore (15/8) di depan Gedung Sate, Bandung, berlangsung Bandung Bike Week 2011 yang diprakarsai Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI), Bandung. MOTOR Plus dan wakil Bikers Brotherhood MC (BBMC), Bro Tegep Octaviansyah diberi kehormatan oleh Joni Nugraha, ketua HDCI Bandung untuk jadi juri contezt modifikasi di event itu.

Kami lantas sepakat memberi predikat Best Custom karya Bimo Hendrawan dari Bimo Custom Bike (BCB). Itupun tahu setelah Bimo naik panggung ketika pengumuman. “Mmm…pantes!” kata kami dalam hati.
Motor milik Musa Idishah alias Dody, Harleymania asal Medan ini memang unik, bermesin Evo kapasitas supergede.

BCB seperti memutar roda waktu mendesain Harley awal yang mendekati bentukan sepeda. Secara konsep, mereka memang ingin mengenang romantika silent gray fellow seperti motor bebuka abad 20. Tentunya enggak muka silent lagi karena pas mesinnya hidup, suaranya pasti akan menggelegar.
Salah satu poin yang membuat penambahan nilai, Bimo tidak saklek menerapkan hardtail seperti motor zaman dahulu. Tetap merancang softail demi kenyamanan. Baru kemudian nuansa retro dimunculkan. (motorplus-online.com)

British Small Arm (BSA) Cafe Racer Beneran Nih!

British Small Arm (BSA) Cafe Racer Beneran Nih!: Zaman almalhum om Chia masih balap di era 1960-an, besutan masih mengandalkan motor Eropa. Salah satu tunggangan yang jadi andalan BSA Gold Star 350cc buatan Inggris. Ubahannya sesuai spek balap pada zamannya, bergaya café racer.

British Small Arm (BSA) Cafe Racer Beneran Nih!


Zaman almalhum om Chia masih balap di era 1960-an, besutan masih mengandalkan motor Eropa. Salah satu tunggangan yang jadi andalan BSA Gold Star 350cc buatan Inggris. Ubahannya sesuai spek balap pada zamannya, bergaya café racer.

Seperti BSA Gold Star 350cc salah satu motor balap yang masih tersisa. MOTOR Plus bersua motor asal negara Ratu Elizabeth ini saat meliput The Art of Motorcyle yang bertajuk Tribute to Nurkholis di gedung Taman Budaya Yogyakarta beberapa waktu lalu.

“Memang BSA Gold Star 350cc ini zaman dulunya buat balap, pemiliknya sudah almarhum, seorang pelukis asal Jogja yang juga pembalap pada zamannya,” buka Reka Puji Asmara dari MACI Jogja. Sampai saat ini motor masih tetap dipertahankan apa adanya oleh ahli waris keluarga.

Detailnya, sudah dimodifikasi sesuai café racer yang benar buat balap. Bisa dilihat pada setang, sudah berubah model jepit. Aslinya model turing yang menempel pada segitiga atas.

Tangki mengalami ubahan, seperti lambung tangki yang sudah dibentuk untuk memudahkan kaki saat bermanuver. “Ini lantaran posisi footstep sudah model racing untuk memudahkan manuver melibas tikungan,” urai Reka yang mengatakan coakan tangki dikerjakan secara manual cuma diketok benda tumpul.

Jok sudah dibuat single sitter model motor balap zaman dulu, dengan bagian ujung jok yang dibuat membulat untuk kepentingan aerodinamis.

Paling sip saat mengamati teromol depan, sudah dimodifikasi dengan penambahan corong agin. “Ini biasanya dibutuhkan agar teromol enggak cepat panas, jadi sepatu rem bisa tetap bekerja dengan baik,” urai Reka yang juga builder Sofies Skul Custom.

Masih menurut Reka, BSA Gold Star ini sebetulnya dilengkapi fairing balap utuh. Sayangnya saat menjelang hari H pameran, fairing tercecer dan masih belum ditemukan. “Keberadaan motor ini jadi bukti sejak zaman dulu, Jogja memang kota yang banyak menelurkan pembalap,” tutup Reka. (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang : Jepit
Jok: Custom
Knalpot Orisinal
Sok belakang: Orisinal
Footstep : Custom

Saturday, October 29, 2011

Yamaha XS 650, So Cal Non Patch

Yamaha XS 650, So Cal Non Patch: Choperis yang mendekati gaya South California (So Cal) bermukin di Bandung, umumnya bernaung di klub gede. Tapi, tentunya ini pilihan bebas, artinya banyak juga yang memilih independen tidak bergabung di klub tertentu, non patch atau no colors!Setelah itu, agar serasi dan mengejar ‘ketinggian’ tangki di atas back bone, raiser menyatu setang, drag bar dibuat agak tinggi. Dengan begitu, ergonomi rider jadi lebih pede sekaligus nyaman. Setang lurus ini terbilang ideal. Masalahnya dari center bone ke belakang, kontruksi- nya tidak kelewat panjang hingga ridernya enggak perlu terlalu menunduk saat menjangkau setang ala drag tadi.


Dilihat di foto, pemiliknmya juga punya postur ideal di kisaran 175kg/80cm. Jadi, enggak masalah memilih setang model lurus seperti itu. “Cocok kok untuk dipakai riding di jalanan Kota Kembang. Handlinghnya gesit apalagi akselerasi XS 650 juga mumpuni,” jelas pegawai Bulog dari Jl. Batik Jogja, Bandung.

Oh ya, untuk urusan kelir ia juga memilih rona sederhana. Mereka hanya memberikan sentuhan grafis untuk aksentuasi terutama pada bagian tangki. Corak-corak mencolok apalagi freehand airbrush berusaha dihindarkan agar konsep chopper ol skoolnya secara keseluruhan tidak terganggu. “Yang jelas, kuring pede lah nongkrong bersama motor ini,” tutup brother yang rela STNK kepemilikan atas nama istrinya ini.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Metzeler 21 inci
Ban belakang : Metzeler 16 inci
Pelek depan : Trail 21 inci
Pelek belakang : H-D
Setang: Handmade

Honda GL125, Bersatunya Dua Kompetitor

Honda GL125, Bersatunya Dua Kompetitor: Turing jauh bagi Ari R.L, tidak akan bermasalah layaknya motor lawas lain. Kalau motor jadul, selalu ada kendala seperti mogok akibat mesin bermasalah atau kaki-kaki yang sudah uzur.

Honda GL125, Bersatunya Dua Kompetitor


Turing jauh bagi Ari R.L, tidak akan bermasalah layaknya motor lawas lain. Kalau motor jadul, selalu ada kendala seperti mogok akibat mesin bermasalah atau kaki-kaki yang sudah uzur. GL125 milik warga Mojokerto, Jawa Timur ini, oke aja diajak jalan jauh.

Apa sebab ia begitu enteng seliweran dengan motor yang sudah berusia di atas 30 tahun ini? “Coba perhatikan blok dan kepala silinder. Sudah diganti menggunakan milik Yamaha V-ixion,” bilang pria bertubuh gemuk ini.

Di urusan pemasangan perlu ada beberapa penyesuaian. Sebab walau jumlah bautnya sama, tapi posisinya tidak klop. Ia menjelaskan lebih detail, untuk mempertemukan karter asli dan blok V-xion menggunakan teknik las babet aluminium. Baru kemudian lubang karter dibentuk mengikuti pola blok V-ixion itu.

Namun supaya power lebih galak lagi, volume silinder ditingkatkan. Piston sudah pakai kepunyaan Honda Tiger standar yang berdiameter 63mm. “Kemudian agar stroke naik, juga ikut disumpal kruk as Scorpio. Rumah kruk as dibubut ulang,” bilang Ari yang juga sudah mengadopsi kopling hidrolis ini.

Namun meski piston sudah besar, tetap aplikasi sistem pendingin air. Agar tampilan depan mesin menjadi lebih padat berisi dengan adanya radiator. Pendinginan juga lebih adem.

V-ixion yang aslinya mengaplikasi sistem bahan bakar injeksi, pada motor anggota klub CB Majapahit, Mojokerto ini diubah dengan pengabutan karburator. “Pakai Keihin PE 30. Terus saluran intake pakai kepunyaan Honda Tiger,” cerocosnya lagi.

Ubahan lainnya, yakni sistem pengapian juga harus diganti magnet, sepul, CDI dan koil pakai milik Honda Tiger. Ini yang tidak bikin mogok.
“Tarikannya dibanding dengan menggunakan blok silinder aslinya sudah jauh lebih kencang. Karena kapasitas silindernya juga sudah bertambah,” sebut Ari yang tidak menyebutkan angka pasti.

Yang jelas, saat ini jika ada undangan klub sahabat, tidak khawatir lagi. Seperti ketika menghadiri riungan motor klasik di Jawa Tengah dan ikut Carnaval Honda Classic 2011 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Thursday, October 27, 2011

Head BRT Untuk Jupiter MX dan V-Ixion

Head BRT Untuk Jupiter MX dan V-Ixion, Sudah Klep Lebar


Material klep setara katup Sonic
Untuk meningkatkan power mesin, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan klep lebar. Karena klep lebar mampu meningkatkan efisiensi volumetris menjadi lebih besar.

Seperti head yang disiapkan untuk Yamaha Jupiter MX 135 LC dan V-xion yang sudah diluncurkan Bintang Racing Team (BRT). Sudah menggunakan klep in 21,9mm dan ex 19mm. Standarnya, in 19mm dan ex 17mm.

“Berdasarkan pengukuran flowbench 127 cfm, standarnya hanya 100 cfm. Sedangkan volume total grafik flowbench asalnya 600 cfm jadi 880 cfm,” sebut Tomy Huang dari BRT.

Normalnya dibanderol Rp 2,5 juta, namun harga promosi sampai akhir November dipatok Rp 1,5 juta. Lengkap berikut klep bermaterial setara klep Sonic. Serta pemasangan sitting klep sistem cryogenic atau pendinginan. Lebih lengkap silakan ke Jl. Mayor Oking, Cibinong, Bogor. HP 0811-913-226.   (www.motorplus-online.com) 

modif yamah Scorpio

Modif Yamaha Scorpio 2011 (Bali)

Yamaha Scorpio The Bobber?

 
Waktu nyimak motor ini banyak yang komentar. Desain bobber atau setidaknya bobber-scrambler. Itu bisa ditebak karena penamaan itu didasarkan pada ukuran roda gede depan-belakang sebagai predikat bobber di mata kebanyakan biker.

Hal itu mesti diluruskan. Karena eh karena, bobber sama sekali enggak terkait dengan ban gendut. Nge-bob sebenarnya gaya desain tahun 50-an sebelum era choppers. Tanda paling utama belum dirombak ulangnya sasis dan masih pakai komponen lama atau aslinya.

Artinya bobber belum seradikal choppers. Entah bagaimana ceritanya, ban gendut sering diistilahkan sebagai bobber. Jadi, motor milik Mr. Lance yang digarap Deus Ex Machina Bali ini lebih kena sebagai semi scrambler dengan sentuhan khas Deus yang beraroma new school.

Deus banyak adopsi barang baru, seperti di Scorpio 2011 ini. Kaki-kaki dan juga komponen pendukung lain. Sipnya lagi, mereka juga bisa meramu nafas ‘lama’ di motor ini dengan memaksimalkan bentukan asli sasis Scorpio dengan pipa tubular konvensional dan double down tube di depan.

Bro Mustang sebagai builder, memang punya selera ke arah itu. Untuk sasis lebih konsen merambah sektor belakang sebagai ‘wajah’ scrambler lama di motor ini. Sasis depan tidak banyak digarap. Tangki simpel khas Deus dirasa sudah mumpuni dipasang pada back-bone walau menyisakan celah di center bone terutama antara tangki dan jok.

Bagian bawah jadi tilikan utama customized motor ini. Mr. Lance dan pihak Deus sepakat memberikan ‘otot’ lebih di kaki-kaki sport Yamaha 225cc ini. Ban depan belakang dipilih x-treme fat lewat adopsi dua ban milik TW 200 sebagai penguat motor pantai yang cocok untuk lansekap Bali dan sekitarnya yang banyak menyajikan pemandangan pantai.


“Dari sana sektor penunjangnya mesti mumpuni,” jelas Mustang. Mereka lantas memilih lengan ayun Suzuki Bandit yang lebih muscle ketimbang asli Scorpio dengan monosok yang dirancang modifikator asal Batu, Mejan, Canggu ini. Pilihan konstruksi monosok juga ikut membuat motor ini telihat lebih simpel dan kosong di sektor depan.

Ogah Kompromi
Kekuatan yang layak jadi inpirasi untuk karya mereka tentunya pada detail dan rapi. Mereka ogah berkompromi memasang peranti asal-asalan di motor ini.

Seperti pilih sok besar up side down Suzuki GSX yang terlihat lebih modern. Uniknya, penampakan di depan ini tetaplah bernuansa ol skool khas Jap’s Style dengan sepatbor minimalis hingga kontur ban di depan lebih menonjol.

Sebagai penguat estetika depan, lampu depan replika Harley-Davidson (H-D) dilengkapi cover kawat sebagai aksentuasi dan penguat roh motor yang suka menjelalah di medan off-road.

Faktor performa juga ditilik serius. Selain kaki-kaki banyak mengadopsi limbah moge, mesin juga sudah kena porting plus piston Wiseco. Selebihnya, komponen Scorpio standar yang masih keluaran baru memang enak dibejek sampai batas maksimal. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Tangki dan jok: Deus Ex Machina
Arm : Suzuki Bandit
Spido & Tachonometer: Daytona
Lampu: H-D Replika, Posh

modif Tiger 2001

Modif Honda Tiger, 2001 (Jakarta)

Honda Tiger, Khusus Untuk Hadir Di Fighter Day 5

 
Fighter Day (FD) 5 atau wadah riungan keluarga Minor Fighter Indonesia digelar kembali. Ini kali, lokasi yang dipilih Jambe Kembar, Pemalang, Jawa Tengah.

Karena alasan itu, Ginting pemilik Honda Tiger sudah menyiapkan tunggangannya lebih awal. Apalagi sebagai kaum Minor Fighter sejati yang berbasis di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, momen ini tidak akan disia-siakannya.

“Untuk hadir di acara akbar itu, tampilan motor enggak boleh biasa-biasa saja. Kayak gak serius nanti dilihatnya. Oleh sebab itu, tampang Tiger 2001 saya maksimalkan,” ujar Ginting yang sudah nggak tahan mau cepat ke lokasi.

Dibantu Udin, modifikator ‘Bondus Bikes’ yang berlokasi di Jl. Letkol. Sugiono, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ginting mempercayakan sepenuhnya kepada Udin, mantan anak buah Agus DJ punggawa X-K Bike Design from Purwokerto yang kini buka di Jakarta. Agus DJ adalah pendiri Minor Fighter.

Keinginan Ginting memaksmilkan ubahan motornya beralasan. Itu karena basic Honda Tiger yang awalnya sudah dimodifikasi dirasa kurang maksimal dan konsepnya masih jauh dari harapan. Padahal, kaki depan-belakang sudah mengacu tunggangan khas Minor Fighter.

Terlihat pada pemasangan sok depan upside down Suzuki GSX400 yang mantap menopang sasis. Peredam kejut ini pun dipermanis penerapan setang baplang juga batok lampu minimalis khas moge naked bike. Adapun kaki belakang, pakai swing arm Kawasaki ZX7 model lawas yang model link armnya sistem unitrack.

“Lalu baik sok depan maupun belakang, biar pas diisi pelek lebar Honda CBR Fireblade 929, sudah termasuk cakram depan-belakang,” imbuh Udin yang menggarap motor Ginting.

Ubahan paling kental terjadi di bodi juga rangka. Kata Udin, aliran Minor Fighter biasanya cuma rombak rangka belakang. Backbone dipapas abis dan cuma disisakan sedikit buat tempat duduk, stop lamp dan dudukan lampu sein.

Lalu potongan rangka belakang dikondom bahan serat fiber biar kelihatan apik. Begitu juga deltabox bikinan yang dipasang pada bagian bawah tangki model futursitik dan juga dibuat dari serat fiber. Dibilang fituristik karena bentuk tangki seirama dengan bentuk meruncing dari airscoop.

“Selain airscoop, engine guard ikut dibikin meruncing. Desain ini mengikuti bentuk tangki motor yang secara konsep, juga sudah sesuai dengan tongkrongan Minor Fighter yang secara konsep memang sudah lama dikenal,” ingat Udin.

Kalau sudah begono, bisa jumpa banyak kawan di Minor Fighter ya. Keep safely dan salam hangat. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : Pirelli dan Michelin
Grip stang : Variasi
Knalpot : Custom
Mesin : Harry Motor
Pengecatan : Eka Custom Paint

modif Binter Mercy

Binter Merzy, Semua Demi Sahabat!


Membuat sesuatu indah, terkadang enggak perlu ngoyo alias usaha keras. Seperti yang dialami Dicky Christian Fransiscus di Binter Merzy alias KZ200 miliknya. Cukup bermodal tangki dan beberapa penyesuaian yang rasanya tidak terlalu sulit, sudah bikin kesan berbeda.

Garapan dan konsep modifikasi, semuanya diserahkan ke Mustafa Kemal Pasha. Teman yang juga sekaligus pemilik workshop Mulia Mitra Motor. “Konsepnya retro. Tapi lebih ke Kawasaki KZ500 keluaran 1975-an,” ungkap pria akrab disapa Kemal itu.

Toh, karena enggak ngoyo, proses garapan cukup lama. Yap! Sekitar 3 bulan, untuk bikin hati Dicky terpana. “Kesulitannya cari part orisinal KZ200 saja,” kata Kemal dari bengkelnya di Jl. H Mencong No. 41, Ciledug, Tangerang.

Sesuai konsep, proses berburu tangki KZ500 terus dilakukan. Beruntung, tangki ketemu di salah satu tempat part limbah. Tapi, meski wadah bahan bakar itu sudah didapat, pria 33 tahun itupun tetap melakukan sedikit ubahan.

"Ubahannya hanya mengecilkan tangki. Sisi kiri-kanan diciutkan 2 cm,” cerita Kemal. Sebab kalau langkah ini gak dilakukan, tangki akan terlihat dominan dan besar. Maklum, kan tangki milik motor 500cc. Malah, tangki yang kecil itu makin serasi bersanding dengan lampu orisinal bawaan KZ200.

Kesan retro juga ditimbulkan pemakaian ban. Lewat desain kembangan ban motor lama, justru tampil memperkuat konsep. Tapi, demi mewujudkannya, butuh usaha sedikit lebih. Terutama, di buritan alias bagian belakang.

"Penyesuaian hanya di bagian swing arm. Arm orisinal ditambah panjangnya sekitar 10cm,” tambah suami dari Eva Dwi Cahyanti itu. Jika langkah ini tidak dilakukan, ban jadi mentok ke arm. Karena profil ban yang berukuran 4,00x18.

Ketika punya motor keren, pastinya Dicky tidak mau direpotkan di jalan. Ogah mogok maksudnya. He..he..he... Maka itu, Kemal ganti pengapian platina jadi CDI. “CDI pakai BRT Dual Band buat Suzuki Shogun 125. Semua agar Dicky senang,” tutup Kemal. Demi sahabat (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Inoue 4,00x18
Ban belakang : Inoue 4,00x18
Pelek depan : Champ 2,15x18
Pelek belakang : Champ 3,50x18
Mulia Mitra Motor: (021) 982-21748

modif Yamaha Jupiter mx 135 Lc

Yamaha Jupiter MX 135LC, Burung Hantu Kesempatan

Yamaha Jupiter MX 135LC punya Yakup Toni ini sukses sebagai runner up kelas Non Matic Fashion Advance di Yamaha Cuzztomatic 4, Region 2, Palembang. MX yang digarap Yakup dan bengkel variasi Ferio Motor, Palembang ini mengandalkan cover bodi seperti burung hantu.

Sayangnya, baju burung hantu kurang sreg masuk dengan MX yang dipakai Yakup. Pakai cover burung hantu untuk MX generasi sekarang, malah kesempitan.


“Iya. Generasi MX yang baru sedikit lebar rangka di bagian bawah jok. Bermasalah sedikit waktu pemasangan,” beber Yakup yang tinggal di Jl. Bambang Utoyo, Palembang.

Cover bodi yang dipakai Yakup sebenarnya pengembangan dari baju Yamaha X1 ala Thailand. Karena di bagian depannya yang sedikit dimodifikasi, nih baju X1 jadi dikenal cover burung hantu.

Lihat aja bagian depan, di lampu depan, yang memang dikasih celah seperti garis mata yang memandang tajam. “Bodi yang ditebus sudah jadi ini merupakan bikinan Lent Automodified. Awalnya disangka tinggal pasang. Enggak tahunya ada yang sedikit beda,” ulas Yakup yang berumur 29 tahun itu.

Kayaknya baju burung hantu yang dipakai untuk MX Yakup dibuat dari generasi MX lama. Bukan cuma jarak dua rangka di bawah jok sedikit melebar ke samping dibanding generasi MX sebelumnya. Tapi, ada bagian subframe agak turun dibanding generasi MX lama.

“Makanya, ada rangka di bawah jok yang enggak bisa tertutup cover samping kanan-kiri,” urai Yakup yang berprofesi sebagai wiraswastawan itu.

Tapi, Yakup tetap memanfaatkan baju burung hantu meski secara ukuran kekecilan untuk bisa diaplikasi pada MX miliknya. Begitunya, dia berusaha supaya sebisa mungkin rangka di bawah jok tetap tertutup rapi.

Dia juga tidak memaksakan supaya tulang di bawah jok tetap tertutup. Kalau dipaksakan, cover samping kanan-kiri malah bisa berisiko patah atau minimal retak. “Cukup memanfaatkan lubang baut bodi yang sudah ada. Enggak usah diubah lagi,” kata Yakup yang berkacamata itu. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: 100/70-17
Ban belakang: 130/70-17
Knalpot: R9
Sok belakang: YSS
Ferio Motor: (0711) 357719

Wednesday, October 26, 2011

Yamaha Mio, Megang Di Arena 58-an

Yamaha Mio, Megang Di Arena 58-an: Di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Tangerang, sedang ramai balap liar Yamaha Mio kelas 58-an. Artinya diameter piston maksimal harus 58mm. Tidak boleh lewat dari 58,9mm pokoknya.
Di Jakarta dan sekitarnya, termasuk Tangerang, sedang ramai balap liar Yamaha Mio kelas 58-an. Artinya diameter piston maksimal harus 58mm. Tidak boleh lewat dari 58,9mm pokoknya.

Seperti Yamaha Mio milik Angga Prabowo. Konon dia yang pegang arena balap liar wilayah Tangerang. “Tapi, bedanya, daerah Tangerang punya peraturan klep bebas dan jarak 500 meter,” kata pria tinggal di Jl. Danau Batur 4 No.11, Perumnas, Tangerang, Banten.

Angga tidak main korek sendiri. Biar jadi kenceng, pasti pria berambut ikal itu membutuhkan tuner yang berpengalaman. Untuk meracik, diserahkan sepenuhnya pada Eka Octavianto, mekanik Putra Dewan Racing (PDR).

Eka yang bermarkas di Jl. Danau Batur 3 No. 13, Perumnas Tangerang juga, pasang piston TDR 58,5mm. “Boringan pakai punya Honda GL,” ucap mekanik yang kerap disapa Blekok.


Untuk setang piston tetap mengandalkan yang asli. Apalagi katanya tidak boleh naik stroke. Karena sehabis balap ada proses scrutineering bagi yang menang. Untuk pemeriksaan teknis.

Karena diperbolehkan menggunakan klep gede, dipilih ukuran 28/24mm. “Kemudian mengguna-kan nokes as dengan lift 7,5mm,” jelas mekanik senang balap liar ini.

Ruang bakar juga dimodifikasi. Supaya kompresi tambah padat, kepala silinder dipapas 0,5mm. Maksudnya bukan saja supaya rasio kompresi jadi naik, tapi posisi klep lebih dekat ruang silinder. Untuk kubah ruang bakar juga sudah dibuat lebar mengikuti diameter piston.

Karburator, tetap memakai standar. Karena di peraturan yang diterapkan mesti bawaan pabrik. “Buat setingnya, hanya menaikkan main-jet dan pilot jet supaya pembakaran tetap maksimal dan suhu mesin stabil,” tambahnya.

Terakhir, Blekok membobok knalpot asli dengan mengganti leher pipa buang. Juga lubang silencer dibuat menjadi lebih besar. Itu supaya putaran atas lebih ngisi dan pembuangan tidak nahan.

Lanjut ke pengapian yang pakai CDI ubahan. Meskipun chasing standar tapi derajat pengapian diubah. Selain itu limiter juga dibuang agar bisa lebih teriak. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: Comet 60/80/17
Pelek : TDR 120/17
CDI: Standar
Koil:Standar

Yamaha Mio Sporty, Berani Mengolah body

Yamaha Mio Sporty, Berani Mengolah body: Turun di kelas Fashion Advance, Yamaha Mio garapan bengkel WW Motor terlihat paling beda dari kontestan lainnya. “Memang, fokus ubahan bodi kit yang sifatnya bolt-on tapi sudah full custom,” jelas Chandra, modifikator sekaligus pemilik motor.

Yamaha Mio Sporty, Berani Mengolah body

Turun di kelas Fashion Advance, Yamaha Mio garapan bengkel WW Motor terlihat paling beda dari kontestan lainnya. “Memang, fokus ubahan bodi kit yang sifatnya bolt-on tapi sudah full custom,” jelas Chandra, modifikator sekaligus pemilik motor.


Bodi kit baru yang menempel di Yamaha Mio Sporty ini desainnya memang sengaja dibuat futuristik. Bisa dilihat dari tarikan garis bodi bagian belakang serta cover bodi depan yang sudah dibuat meruncing. Berbeda dengan bodi standar Yamaha Mio yang minim tekukan.


Chandra yang bengkelnya terletak di Jl. Brigjen Hasan Karim, Palembang ini ingin menampilkan konsep ubahan bodi Yamaha Mio yang lebih dinamis. “Mengandalkan bahan serat fiber untuk seluruh bodi kit yang dipakai,” jelas pria berkacamata minus ini.


Besutan Chandra sukses megalahkan rival sekelasnya yang hanya bermain pada seputar pemasangan variasi bolt on. Meskipun bodi berubah total, namun ubahan Mio Chandra masih sesuai regulasi. “Rangka enggak ada yang dipotong, jadi bodi yang meyesuaikan rangka Mio,” jelasnya.


Sedang untuk pemilihan lampu utama dia megandalkan copotan head lamp Jupiter-Z. "Setelah mencoba beberapa model akhirnya, lampu ini yang paling pas," bilang Chandra yang memadukannya dengan setang Yamaha X1.


Sebagai masukan, pemilihan kelir bodi yang hanya mengandalkan satu warna saja membuat besutan jadi kurang gereget. Padahal perpaduan grafis pada sektor bodi dijamin kemenganan Chandra bakal makin sempurna.


Bisa mengandalkan teknik airbrush grafis atau cutting sticker menyesuaikan bodi. "Saya akui grafis masih bisa diolah lagi, sayang waktu persiapan mepet," tutupnya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 80/70-14
Ban belakang : FDR 90/80-17
Knalpot : R9
Pelek belakang: Daytona
WW Motor : (0711) 7062064

Honda PCX 125, Melesat Dengan Racing Kit Spanyol

Honda PCX 125, Melesat Dengan Racing Kit Spanyol: PCX 125 masuk golongan skubek premium yang nyaman diajak turing. Makin sip lagi bila dapur pacu sudah dijejali beberapa part racing untuk meningkatkan akselerasi.
PCX 125 masuk golongan skubek premium yang nyaman diajak turing. Makin sip lagi bila dapur pacu sudah dijejali beberapa part racing untuk meningkatkan akselerasi. Sayangnya belum banyak beredar pilihan part racing bolt-on buat PCX.

Ini yang bikin Ivan Atmaja penasaran ingin aplikasi part racing untuk PCX miliknya. Bermodal browsing di dunia maya, akhirnya terkuak keberadaan part racing untuk skubek canggih ini.

Singkat cerita, Ivan yang gabung di komunitas Honda PCX Owner Club Jakarta akhirnya dapat komponen berlabel J. Costa. Belakangan banyak toko variasi mulai menawarkan part racing bolt-on khusus buat skubek gambot Honda ini.

“Produk J.Costa ini bukan buatan Thailand. Melainkan berasal dari Spanyol,” lanjut Ivan. Spanyol yang dibilang Ivan bukan separo nyolong alias bukan dari mencuri. Tapi, Spanyol negara Eropa.

Bisa ada di Eropa karena PCX termasuk motor yang diproduksi global, tidak hanya di Asia saja, di Eropa pun di pasarkan. Tentunya juga sampai ke Spanyol.

Sampai saat ini pilihan part racing masih terbatas pada areal CVT atau variator. Juga knalpot racing. “Untuk variator terdiri dari satu set puli rumah roller. Jadi, untuk pemasangannya juga gampang. Satu set puli depan bisa langsung dilepas seluruhnya, lantas bisa langsung dipasang produk J.Costa ini,” timpal Budi Mulia dari Garasi Matik di Cianjur, Jawa Barat yang juga menyediakan produk ini.


Lumayan, setelah pasang variator akselerasi PCX bisa lebih beringas. “Berbeda kalau masih pakai pulley standar. Seperti kurang bertenaga lantaran bobot PCX gambot,” jelas Ivan coba berasumsi.

Selain variator, Ivan juga sudah mempercayakan knalpot racing yang dibuat dari bahan stainless steel yang juga berlabel J. Costa. “Model knalpot ini terpisah antara bagian leher dan silencer,” bilang Budi Mulia yang menjual satu set part ini dengan banderol Rp 4,5 jutaan.

Pasang knalpot racing bikin tenaga di putaran atas jadi lebih maksimal. “Pokoknya kalau trek panjang jadi enggak ada matinya,” yakin Ivan yang sudah mempercayakan sektor pengapian CDI dan koil dari produk Andrion. (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Filter : KNN
Busi : Iridium NGK
Sok belakang: YSS
CDI : Andrion
Garasi Matik : 0812-2055-520

Tuesday, October 25, 2011

Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang

Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang: Tampilan menutupi kemampuan. Mungkin itu kalimat paling pas untuk menggambarkan Kawasaki Ninja 150 ini. Meskipun airbrush di bodinya bermotifkan Spongebob layaknya kartun anak-anak.

modif Kruk AS

Balancer Kruk As, Bobot Sesuai Trek


Untuk Jupiter-Z dari bahan dural bagus untuk torsi
Percuma! Mesin sudah kencang tapi tidak mengatur ulang balancer atau bandul di kruk as. Power yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk memutar roda.    

Balancer di motor 4-tak berfungsi sebagai pelontar atau bahasa kerennya torsi. Di bebek standar, balancer sekaligus sebagai rumah kopling sentrifugal. “Beratnya 1,4 sampai 1,5 kg,” jelas Nanang Gunawan dari MCC Motorsport yang sudah timbang sentrifugal semua motor bebek.

Kalau di mobil, balancer sama seperti fly wheel. Mekanik lokal biasa menyebut roda gendeng atau roda gila. Apapun istilahnya, yang penting mekaniknya tidak gila. Setuju..!

Kalau di motor bebek balap, sentrifugal yang disebut sebagai fly wheel bobotnya harus diatur ulang. Di motor standar memang sangat berat antara 1,4 sampai 1,6 kg. Karena motor harian dipakai untuk menanjak dan kadang juga menemukan trek yang sangat panjang.

Di motor balap, seperti di pacuan Asep ‘Kancil’ Maulana dari Yamaha SND KYT FDR yang juara MP1 dan MP2. Di MotoPrix Seri IX lalu di sirkuit Subang, menggunakan balancer 300 gram. Memang sangat enteng karena Asep punya bobot yang ringan. Juga dipengaruhi waktu tutup klep isap yang mencapai 65º setelah TMB atau Titik Mati Bawah.

Karena menutup terlambat dan kompresi hanya bermain di angka 13-an, balancer harus dibuat ringan. Termasuk menggunakan magnet YZ supaya enteng.

Di motor Asep, balancer enteng untuk mengimbangi kompresi rendah. Supaya putaran mesin enteng dan mudah berakselerasi. Juga karena sirkuit Subang yang semua treknya pendek.

Jadi, bobot balancer ada hubungan yang saling berkaitan antara seting mesin, bobot joki dan rasio yang digunakan. Juga termasuk trek sirkuit yang dilalui.


 Buat Supra X 125 (besar) dan Blade (kecil)
Makin enteng, akan dibutuhkan bobot balancer yang ringan. Bagitu juga kalau trek lurusnya sangat panjang, butuh balancer yang berat. Agar top-speed bisa maksimal dibantu lontaran balancer itu.  

 Itu yang membuat Koh Nanang memproduksi balancer dalam beberapa pilihan berat. Misalnya untuk Yamaha Jupiter-Z, mantan pembalap era 1970-an itu juga bikin bandul yang bobotnya 350 gram, 400 gram dan 550 gram. Dikasih harga Rp 850 ribu.

Beda lagi kalau untuk Supra X 125 (Karisma) atau Blade. Tersedia bobot 300 gram dan 1,1 kg. Bedanya sangat timpang. Ini perlu diperhatikan. Bobot 1,1 kg ini biasanya dipakai untuk drag bike sampai 200cc. Kapasitas mesin juga berpengaruh terhadap bobot balancer. Namun kalau stroke up atau naik stroke, balancer bisa pasanga yang lebih ringan.

Koh Nanang juga membuat balancer dari bahan dural atau aluminium. Pemilhan bahan itu dimaksudkan supaya diameter lebih lebar karena aluminium ringan. Dengan begitu, diameter bandul jadi lebih besar, bagus untuk mengejar torsi.  (motorplus-online.com)

Ganti Magnet? Jangan Lupa Sesuaikan Jarak Pulser!

Ganti Magnet? Jangan Lupa Sesuaikan Jarak Pulser!


Jarak dari ujung belakang tonjolan sampai pusat pulser 15 derajat
Untuk
keperluan balap, banyak yang aplikasi magnet dari motor lain. Misalnya di road race yang umumnya banyak menggunakan magnet spesial engine atau SE Yamaha YZ.

Namun setelah pasang magnet, masalahnya tidak langsung beres. Harus diikuti dengan pemasangan pulser yang benar pula. Tentunya agar menghasilkan performa dan kerja mesin yang normal.

Menurut Tomy Huang dari Bintang Racing Team (BRT), ada dua yang diperhatikan. Pertama, posisi pulser dari tonjolan di magnet (pick up pulser). Tonjolan atau untuk sensor ini sangat menentukan.

Ketika posisi piston sedang TMA (Titik Mati Atas), posisi ujung belakang tonjolan di magnet berada 15 derajat dari pulser. Artinya jika pulser dipasang di atas magnet atau pas di tengah, posisi tonjolan magnet ada di depan atau sebelah kiri.

Posisi 15 derajat ini tergantung dari diameter magnet yang dipakai. Kalau diameter sebesar punya YZ, angka yang optimal 15 derajat. Kalau yang dipakai punya Jupiter standar, bisa 30 derajat. Dari perbandingan diameter Jupiter standar memiliki diameter 114mm dan magnet YZ 57mm.

Jarak optimal 0,7-1mm
Angka 15º juga adalah patokan derajat yang enak dipakai langsam. “Untuk mesin 4-tak, paling optimal 15º itu,” sebut Tomy lagi.

Satu lagi yang mesti diperhatikan yaitu jarak dari pulser sampai tonjolan. Menurut Tomy, Supaya maksimal 0,7 sampai 1mm.

Superbike Terbaru BMW Semakin Sempurna

Superbike Terbaru BMW Semakin Sempurna: Motor ini dilengkapi dengan segudang fitur canggih dan mewah.Pabrikan motor yang berbasis di Kota Berlin, BMW Motorrad, kembali merilis seri terbaru motor bergenre superbike, BMW S1000RR lansiran 2012.

Seperti dilansir Visordown, Jumat 21 Oktober 2011, motor terbaru ini memang tidak mengalami perubahan dari seri sebelumnya. Namun, penyempurnaan dilakukan pada chassis untuk mendapatkan geometri dan riding position yang lebih baik.

Tidak hanya itu, ukuran wheelbase dipotong lebih pendek 10 mm dari versi sebelumnya serta lokasi pivot swingarm diubah. Suspensi mendapat penyempurnaan dengan shock piston yang lebih besar.

BMW Motorrad memberi S1000 RR 2012 dengan BMW Motorrad Race ABS yang diklaim sebagai sistem pengereman paling modern saat ini. Terpasang pula Dynamic Traction Control (DTC) untuk stabilitas pengendaraan.

LCD meter cluster pada motor ini dibuat lebih menarik dan mudah dibaca. Untuk dapur pacunya tidak ada perubahan dengan mesin 1000 cc bertenaga 193 hp.

S1000 RR anyar menggunakan knalpot titanium baru. Serta terpasang data logger GPS yang bisa berfungsi untuk memberitahu waktu best lap dengan pembacaan setiap 100 meter sehingga pengendara akan tahu setiap waktu terbaiknya. (umi) • VIVAnews
Rating






Komentar

Rem Blong, Harley Davidson Tarik 308.000 Unit

Rem Blong, Harley Davidson Tarik 308.000 Unit: Dua model yang ditarik adalah produksi 6 Juni 2008 dan 16 September 2011.Pabrikan motor gede asal Amerika Serikat, Harley Davidson, menarik sekitar 308 ribu unit motornya yang sebagian besar berada di Amerika. Penarikan itu dilakukan karena ditemukan ada permasalahan serius pada rem bagian belakang dan lampu rem.

Seperti dilansir USA Today, 25 Oktober 2011, Badan Pengatur Keselamatan Jalan Raya Nasional menyebutkan bahwa kerusakan lampu rem diakibatkan panas yang tinggi dari knalpot. Panas yang tinggi itu juga mengakibatkan kebocoran minyak rem dan permasalahan dalam pengereman.

Jenis motor yang ditarik ada dua model yakni Harley Davidson CVO Rouring dan motor Trike model 2009 sampai 2012. Keduanya diproduksi pada 6 Juni 2008 dan 16 September 2011.

Harley Davidson sendiri menyatakan akan mensosialisasikan penarikan ini kepada para pemilik model-model itu. Perusahaan akan memperbaiki kerusakan itu dan tidak akan mengenakan biaya apapun.

Penarikan terbanyak dilakukan di Amerika, jumlahnya sekitar 251.000 unit. Sisanya, tersebar di beberapa negara.

Harley mengaku mengetahui permasalahan pada dua model itu sejak Juni 2011. Seorang pemilik Trike di Lousiana, AS, mengalami kecelakaan karena permasalahan pada rem itu. Dilaporkan, rem tidak berfungsi dengan baik.

Replika Helm Simoncelli Diburu Para Penggemar

Replika Helm Simoncelli Diburu Para Penggemar: Repilka helm ini dibanderol dengan harga Rp6,8 juta.Kepergian pembalap flamboyan asal Italia, Marco Simoncelli di atas lintasan Sepang, Malaysia, Minggu, 23 Oktober 2011, masih saja meninggakan duka para penggemarnya, khususnya di Indonesia.

Bahkan, para fans Super Sic--julukan Simoncelli, kini tengah memburu replika helm AGV GP Tech, yang biasanya digunakannya Simoncelli saat membalap.

Alhasil, toko-toko helm di Jakarta, seperti juragan helm di Jalan Panjang No. 16, Arteri Kebon Jeruk. Jakarta Barat, kini diserbu konsumen yang ingin membeli helm replika helm AGV Simoncelli.

"Setelah peristiwa tewasnya Simoncelli, banyak konsumen yang mencari repblika helm AGV GP Tech Marco Simoncelli. Bahkan, saat ini stocknya udah kosong," kata Linda, salah satu pegawai juragan helm saat berbincang dengan VIVAnews, Selasa 25 Oktober 2011.

Menurutnya grafis replika helm ini sengaja dibuat persis dengan yang digunakan Simoncelli. Helm buatan Italia ini memiliki cangkang dengan teknologi SSL (Super-Super-Light).

Lapisan dalam helmnya dibekali fabric cool max dan memiliki busa yang bisa dilepas sehingga memudahkan ketika hendak dicuci. Visor beningnya juga sudah anti gores dan anti kabut.

"Helmnya ini kita jual dengan harga Rp6,8 juta," ujar dia.

Sebelumnya, kata Linda, helm milik Simoncelli kalah populer dengan helm Rossi. Para konsumen biasanya lebih sering membeli replika helm AVG Rossi, yang secara spesifikasi hampir sama dengan milik Simoncelli.

"Tapi sekarang helm Simoncelli jadi buruan konsumen. Kita belum dapat pastikan kapan stock helm ini ada lagi, karena masih menunggu dari distributor," ujarnya mengakhiri perbincangan.

Sebelumnya, para analis motorsport mempertanyakan mengenai standar keselamatan helm yang digunakan oleh Simoncelli, terutama kekuatan tali pengikat helm.

Camaro Bumblebee, Tunggangan Terbaru Raffi

Camaro Bumblebee, Tunggangan Terbaru Raffi: Mobil bertenaga monster ini memiliki banderol harga hingga miliaran rupiah.
Raffi Ahmad baru saja membeli mobil mewah Chevrolet Camaro atau yang lebih dikenal Bumblebee dalam film Transformers.

Namun, mobil yang memiliki desain mewah bertenaga monster ini, disebut-sebut menjadi biang keretakan hubungan Raffi Ahmad dengan Yuni Shara.

Bagaimana tidak, Muscle Car pesaing Ford Mustang ini memiliki banderol harga hingga miliaran rupiah. Hal itulah membuat Yuni meradang dan menasihati Raffi agar lebih baik menabung ketimbang membeli mobil mewah.

Tampilan Camaro memang membuat kesengsem. Mobil ini memiliki wheelbase 2.852 milimeter dan dimensi panjang 4.836 milimeter, lebar 1.918 milimeter, serta tinggi 1.376 milimeter.
Kehebatannya terletak di dapur pacu. Camaro SS 2 diperkuat mesin V8 dengan tenaga 426 hp pada 5.900 rpm dan torsi puncak 420 Nm pada 4.600 rpm.

Camaro SS dilengkapi dengan sistem pasokan bahan bakar performa tinggi, pendingin diferensial belakang, dan performance Traction Management.
Tersedia juga pilihan dalam menyesuaikan kinerja suspensi, launch control, traction control, dan electronic stability control untuk pengendalian sesuai kebutuhan.

Di Amerika Serikat, Camaro Bumblebee dibanderol antara US$22.245 hingga US$33.430 atau sekitar Rp221,57 juta hingga Rp332,96 juta. Bagi yang meminati mobil ini, importir umum membanderol Camaro di Indonesia, dengan harga Rp1,9 miliar. (art)
• VIVAnews

Saturday, October 22, 2011

modif mio soul

Lowrider Bore Up

 
Tiga tropi diraih Farlie di Yamaha Cuzztomatic 4, Region 2, Palembang. Juara 1 Kelas Automatic Airbrush dan Low Rider/Hot Rod, plus Juara II Automatic X-Treme MEFRIK. Kalau dengar cerita sebelumnya, Farlie lebih duluan membore up Mio Soulnya.

Bore upnya Farlie bikin Mio Soul jadi  150cc. “Pas ada event contezt lokal beberapa waktu lalu di Jambi, saya coba main modifikasi. Eh gak tahunya, ubahan bodi bisa cocok dengan mesin saya yang sudah dibore up ini,” kata Farlie yang tinggal di Jl. Dr. Sutomo, Jambi. 

Nyambung banget bore up dengan gaya ubahannya Farlie yang menganut low rider. Low rider pastinya memperpanjang sumbu roda lewat modifikasi undur-undur. 

“Karena bore up motor jadi enak dipakai harian. Makanya, kadang saya pakai juga nih motor buat keliling sekitar rumah,” ulas Farlie yang tercatat sebagai anggota Pinang Group Modification Jambi.

Kalau dilihat ubahan undur-undur alias engine hanger di Mio Soul Farlie ekstrem juga. Engine hangernya jadi panjang 20cm. Dengan undur-undur panjang 20cm, skubek ala low rider bikinan Farlie akan susah bermanuver. “Enggak juga. Kecuali lewati jalan-jalan kelokan yang sempit. Baru terasa susahnya,” bilang Farlie.
ATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 160/60-14
Ban belakang: Swallow 160/60-14
Sok depan: YSS
Sok belakang: YSS
Setang: X-1