Wednesday, November 30, 2011

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus: Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type.
Modif Yamaha Mio, 2007 (Tangerang)

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus


Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type.

Padahal D type biasa dipakai di lubang buang. Maksudknya untuk menghindari terjadinya turbulensi gas buang. Tapi, oleh Ipunx Motor malah diaplikasi di lubang isap. Kok bisa ya?mio gt loh.

Lubang isap dibuat seperti huruf D. Bagian yang melengkung posisinya menghadap blok silinder. Sementara bagian yang lurus menghadap tutup klep. Lebih jelas silakan lihat gambar.

Besar lubang isap jadi susah dilakukan pengukuran. “Pokoknya sekitar 28 mm,” jelas Ipunx Purnomo, mekanik Ipunx Motor yang markasnya masih di rumah saja.

Ukuran lubang in 28 mm, kata Ipunk berdasarkan pertimbangan. Pernah dibuat lebih besar. Tapi, malah tidak mau lari di rpm atas. “Meski trek yang dilalui hanya 500 meteran, tetap saja power atasnya diam,” jelas Ipunx.

Menggunakan lubang isap 28 mm juga berdasarkan pertimbangan penggunaan klep EE5. Katup isap dibuat 34 mm, sementara buangnya jadi 30 mm.

Sedangkan ruang bakarnya diseting membentuk dome. Rasio kompresinya dibikin cukup rendah. “Bermain di angka 12 : 1,” jelas Ipunx yang pengukuran kompresinya dilakukan oleh temannya itu.

Kompresi itu didapat dari penggunaan seher 69 mm. Sementara stroke atau langkah piston naik 6 mm dari standar. Berarti stroke sekarang jadi 63,9 mm.

Jadinya kapasitas silinder lumayan besar. Mencapai 238,8 mm, kalau digenapkan jadi 240 cc. Namun paking blok masih selembar kertas. Namanya juga kelas standaran.

Tapi, di Tangerang walaupun kelas standaran membebaskan karburator dan knalpot. Makanya Ipunx menggunakan Keihin PE 28 yang direamer jadi 30 mm. Tinggal pasang karena beli jadi buatan Thailand.
Begitupun knalpot, aplikasi dari Kawahara khusus drag. “Tipenya K1,” jelas Ipunx dari Taman Cibodas, Tangerang itu.

Satu lagi yang dibebaskan. Yaitu boleh menggunakan CDI racing. Ipunx pilih buatan BRT tipe Dualband kalau dipakai trek 500 meteran.

Seher Forging

Pilihan seher diameter besar, sudah pasti Hi Speed Thailand banyak menyediakan. Variasi ukurannya juga lumayan banyak. Bukan hanya ukuran diameternya, tapi juga ukuran lubang pen sehernya.

Khusus di Yamaha Mio Ipunx Motor, menggunakan diameter 69 mm. Pen sehernya dipilih yang berukuran 15 mm. Supaya bisa langsung klop dengan lubang setang seher yang masih standar Mio.

Katanya seher buatan Hi Speed ini masuk kategori forged piston. Sehingga lebih kuat tapi juga ringan. Pas dengan karakter motor balap yang butuh part serba enteng. Namun harga di pasaran lumayan tinggi. Mencapai satu juta rupiah lebih.

Khusus untuk Mio Ipunx Motor, pinggir seher dibubut ulang. Supaya tidak mentok kepala silinder. Juga dibuatkan coakan untuk alur klep. Supaya tidak saling bertabrakan. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pilot/main-jet : 45/130
Roller : 10 gram Kawahara
Kampas CVT: Kawahara
Rasio: 16/40
Motor starter: Koso

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina: Yamaha Scorpio memang pas dimodifikasi jadi bergaya street tracker. Hasilnya ridiable dan cocok dipakai ke segala medan. Seperti besutan Exa asal Bogor ini. Apalagi garapannya mirip hasil modifikasi Deus Ex Machina asal Bali. Mantab, Bro!
Modif Yamaha Scorpio Z, 2006 (Bogor)

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina


Yamaha Scorpio memang pas dimodifikasi jadi bergaya street tracker. Hasilnya ridiable dan cocok dipakai ke segala medan. Seperti besutan Exa asal Bogor ini. Apalagi garapannya mirip hasil modifikasi Deus Ex Machina asal Bali. Mantab, Bro!


Modifiksinya simpel scorpio yamaha tanpa harus mengubah banyak rangka asli motor yamaha. Untuk sasis, Exa hanya potong 5 cm sub frame biar areal belakang lebih ringkas.

Seluruh bodi ditanggalkan. Tangki pun sudah berubah bentuk jadi lebih slim dengan menganut desain trail zaman dulu.

Biar eye cathing, rangka scorpion tidak lagi mengandalkan kelir hitam, pilih yang lebih ngejreng yaitu merah. “Ubahan simpel seperti ini cocoknya pakai kelir cerah,” urai Exa yang memadukan dengan kelir silver gelap untuk tangkinya.

Sementara buat bodi tengah agar tidak terlihat telanjang, frame ditutup cover yamaha scorpio kecil. Dimensinya tidak menutupi seluruh bodi tengah, hanya bagian atas saja yang tertutup cover. Jadi, dudukan aki dan filter udara terlindung dari debu dan panas matahari.

Untuk kaki-kaki, mengandalkan pelek 17 inci dengan tapak yang cukup lebar. “Biar terlihat garang, pelek disemprot hitam doff,” jelas Exa yang masih percaya setang asli Scorpio ini.
Lalu, pelek gelap dipadukan dengan ban yang kasar kembangannya. Sangar! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 100/60-17
Ban belakang : Swallow 120/70-17
Knalpot : Custom
Pelek belakang: Variasi
Lampu depan: Variasi

Tuesday, November 29, 2011

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali: Kondisi alam Bali yang indah membuat siapa saja ingin untuk menikmatinya. Tidak hanya menggoda pendatang, tapi penduduk aslinya pun masih belum puas untuk mengekploitas pesona alam pulau dewata ini.
Modif Yamaha Scorpio Z, 2008 (Denpasar)

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali


Kondisi alam Bali yang indah membuat siapa saja ingin untuk menikmatinya. Tidak hanya menggoda pendatang, tapi penduduk aslinya pun masih belum puas untuk mengekploitas pesona alam pulau dewata ini. Hal itulah yang membuat Kadek Aditia harus rela merombak total Scorpio miliknya. Tujuannya puas berwisata di Bali.

"Bali itu tidak hanya seputar Kuta doang, masih banyak yang menarik. Misalnya Pecatu, Karang Asem, Gunung Agung dan lainnya. Untuk mencapai tempat-tempat tadi perlu motor yang mumpuni," katanya.

Supaya tidak pusing mencari bagian per bagian, rombakan yang dilakukan total menggunakan limbah KTM 250. "Mulai dari kaki-kaki sampai cover bodi, semuanya asli KTM," kata Adhi dari Personal Custom Painting (PCT) yang dapat proyek memodifikasi Scorpio ini.


Ada plus-minusnya melakukan modifikasi seperti ini. Sisi positifnya enggak perlu repot lagi mencari bagian per bagian itu. "Sebab ini copotan utuh dari 1 motor, tinggal memanfatkan rangka dan mesin Scorpio saja," kata pria bertubuh tegap ini.

Sedangkan sisi minusnya adalah kurangnya unsur custom. Artinya tingkat kesulitan tidak terlalu tinggi. Meskipun begitu, KTM rasa Scorpio ini tetap menarik dan mumpuni. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek: Excel
Ban depan : Kenda 300-21
ban belakang: Kenda 110/80-18
Swing arm: KTM 250
Bodi: KTM 250
Knalpot: FMF
Setang: Acerbis
PCP: 0818-0533-2999

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos: Modif Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan Jafet Elvivan mengacu pada motor sport yang menyerupai moge. Katanya cocok dengan bodi dan mesin Ninja 250R yang awalnya memang sudah gambot.
Modif Ninja 250R, 2009 (Sumedang)

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos


Modif Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan Jafet Elvivan mengacu pada motor sport yang menyerupai moge. Katanya cocok dengan bodi dan mesin Ninja 250R yang awalnya memang sudah gambot.

Dalam modifikasi, tidak mau merusak bodi dan sasis aslinya. “Beli satu set bodi kit yang desainnya memang tinggal klop dipasang. Dudukannya sudah cocok dengan sasis Ninja 250R,“ ungkap ayah satu anak yang mengerjakan sendiri modif motor kesayangan ini.

Pilihan bodi kit jatuh pada racikan Adi Siwe, juragan Lent Automodified from Probolinggo, Jawa Timur. Menurutnya, konsep yang diusung cocok dan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan motor Ninja 250R nya. Ditambah desain yang inovatif serta hasil rapi jali.

Dalam pemasangan, terlihat sangat hati-hati. “Agar hasilnya bisa pas dan klop, tak ada bodi yang terlihat renggang,” jelas pria beken disapa Apey ini.

Guna menunjang tampilan luar, turut pula pasang variasi pendukung. Sektor footstep diaplikasi dari produk Bikers yang dianggap pas dengan teknologi modern. Saluran pelepas gas buang juga makin terlihat gahar sesuai dengan suaranya dari produk Nojima Fasarm.
Untuk unsur karbon diwakili pada deltabox. Diorder langsung dari Tony yang katanya bos Carbon Tech, Jakarta itu. Tony dan kakaknya sudah terkenal sebagai pelapis motif karbon di bodi kit ninja 250 R.

Namun setelah pasang bodi kit dan variasi penunjang, dirasa kaki-kaki kelihatan ceking. Cara paling mudah pasang sokbreker yang besar. Cocoknya aplikasi upside down.

Bahkan supaya terlihat harmonis, kaki belakang juga dibesarkan. Akhirnya seperangkat upside down berikut swing arm dari limbah moge GSX-R600 dipasang. Ini diperoleh dari Ariawan Wijaya, juragan toko variasi BMS, Jakarta. Lantas dipasang berikut dobel cakram guna menambah kesan padat di kaki-kaki.

Namun sayang, hasil maksimal hanya jadi simpanan! Dibiarkan ngejogrog di garasi rumah. Apey sibuk mengelola RM Alam Sari di Cimayor, Sumedang, Jawa Barat. Wah, boleh mampir dong. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang : Tomaseli
Spidometer : Koso RX2N
Voltmeter : Auto Gauge
Cakram : Delkovic
Deltabox: Fiberglass dicarbon

Monday, November 28, 2011

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner: Casey Stoner boleh saja menjadi juara dunia MotoGP 2011 bersama Honda. Tapi, ternyata doi menyimpan Ninja 250R di Indonesia. Beneran? Jangan panik dulu Bro, ini hanya sebuah cerita dibalik ubahan Ninja milik Budi Susanto ini.
Modif Kawasaki Ninja 250R, 2009 (Jakarta)

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner


Casey Stoner boleh saja menjadi juara dunia MotoGP 2011 bersama Honda. Tapi, ternyata doi menyimpan Ninja 250R di Indonesia. Beneran? Jangan panik dulu Bro, ini hanya sebuah cerita dibalik ubahan Ninja milik Budi Susanto ini.

Hal itu karena grafis yang dipakai adalah motif Stoner saat masih bersama LCR Honda. lengkap dengan nomor 27 di bagian buritan. "Hal ini juga mengikuti helm saya yang memang replikanya Stoner," kata Budi.

Tapi, tentu saja kalau grafis doang nggak asyik. Masak juara dunia pakai motor 250 cc. "Akhirnya dimodifikasi supaya terlihat lebih besar sehingga cocok menjadi motornya juara dunia," timpal Shen-Shen dari Artisis Custom (AC) yang melakukan seluruh ubahan.

Pilihannya adalah menggunakan kaki-kaki full Kawasaki ZX-10R. Apa sebab? "Karena ini merupakan limbah Kawasaki, jadinya enggak silang dengan merek motor lain," lanjut modifikator berambut cepak ini.

Selain itu ternyata inilah limbah yang paling gampang dipasang di Ninja 250R. "Tak banyak ubahan, hanya perlu memperbesar lubang as di sasis Ninja untuk pegangan arm," jelas pemilik bengkel di Jl. V No. 3, Teluk Gong, Jakarta Utara ini.

Lubang as arm di sasis Ninja dibubut atau sampai 1,2 milimeter. Setelah itu arm ZX-10R bisa dipasang di rangka Ninja 250R. Memang arm ini sedikit lebih panjang dibandingkan standarnya, tapi itu tidak jadi masalah. Malah memberi keuntungan lain.

"Sebab dengan arm yang lebih panjang dan besar ini membuat bisa berkreasi untuk mendesain bodinya," cerita Shen-Shen lagi yang memilih membuat bodi custom full fiber ini.

Tentu saja konsepnya masih full fairing. Bodi baru yang besar ini murni desainnya, namun sedikit meniru Yamaha R6. "Tapi, hanya di belakang saja, wajarlah kalau mirip moge benaran," kilah modifikator ramah ini. Mantap!

Spion Tambahan
Bagi pengguna Ninja 250R ada sedikit kendala saat harus selap-selip di tengah kemacetan Jakarta. Tak jarang kaca spion yang nempel di bagian fairing depan bersenggolan dengan mobil atau motor lain. Solusinya spion tadi ditekuk. Tapi, kan jadi enggak bisa lihat belakang dong?

Nah, untuk mengatasi masalah ini, Budi kasih solusi menarik. "Saya pasang spion cembung yang dipasang di tengah-tengah visor. Fungsinya sama dan hasilnya cukup untuk melihat ke belakang," kata anggota Ninja 250 West Chapter ini.

Jika sudah dipasang seperti ini, dua batang spion di bagian depan tadi bisa ditekuk. Tapi, omong-omong kalau ada razia kira-kira Pak Polisi paham enggak ya dengan spion seperti ini? (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek: Kawasaki ZX 1000
Ban depan : Metzeler 120/70-17 Ban belakang : Metzeler 180/70-17
Upside down: ZX-10R
Caliper: Tokico
Knalpot: Gorila
Slang rem: Hel
Disc brake: ZX-10R
Cat: Sikkens
AC: 0813-8010-3232

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!: Keinginan Agus Wiryanto buat miliki pacuan bertampang supermoto, kini terpenuhi sudah! Yamaha Scorpio lansiran 2006 miliknya, berganti tampilan menjadi Aprilia SMV 750 Dorsoduro.
Modif Yamaha Scorpio, 2006 (Depok)

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!


Keinginan Agus Wiryanto buat miliki pacuan bertampang supermoto, kini terpenuhi sudah! Yamaha Scorpio lansiran 2006 miliknya, berganti tampilan menjadi Aprilia SMV 750 Dorsoduro. Malah, anaknya yang bernama Tri Laksono pun ikut menikmati hasilnya.

Karya yang dibuat Wardoyo dan teman tandemnya Herry Saifuloh ini, terkesan sempurna. “Proses penggarapan hanya memakan waktu 1 bulan. Mungkin karena semua part dan pemilik mendukung, hasil modif jadi lebih maksimal,” jelas Wardoyo selaku pemilik workshop G2C.

Demi ubahan supermoto, frame si ‘Kalajengking’ hanya disisakan komstir, rangka tengah dan dudukan engine. Sub frame, disikat habis. Sebagai gantinya, sub frame hingga sasis tiruan tubular di sisi kiri-kanan dibuat ulang.

Pakai pipa 1/2 inci, belulang layaknya teralis kini memberi kesan lebih. Frame alias sasis, tampil dominan. Apalagi dikombinasi rangka yang menyerupai deltabox di bagian bawahnya. Paduan sempurna untuk dukung tampilan. “Down tube sengaja tidak dibuang. Agar mesin tetap terpasang sempurna,” buka Wardoyo.

Demi mempermudah ketika harus servis engine, sasis sisi kanan bisa dibuat knock down. Baut pengunci yang ada di sisi atas dan bawah-belakang, tinggal dilepas. Jadi, enggak ngerepotin tuh!

Sasis, didukung lekuk bodi mewah. Bodi Dorsoduro yang supermoto sporty dimainkan lewat cover buatan dari pelat galvanis. “Pelat pakai ukuran 0,8 mm. Selain kuat, juga masih tergolong ringan,” kata modifikator 28 tahun yang memang gape tekuk pelat ini.

Begitu juga buat tampilan kedok depan. Lewat permainan pelat, lampu depan projector berkesan mewah juga sporty. Tapi, sebenarnya desain lampu depan ini tak aplikasi model Dorsoduro, lho. Melainkan milik BMW Supermoto. Sedang lampu belakang, dipilih dari Yamaha Mio Soul. Desainnya yang lancip, mendekati stop lamp Dorsoduro.

Urusan detail juga menjadi perhatian G2C. Saluran buang dari engine Scorpio, dibuat lebih sporty berkat dua silencer yang keluar dari sepatbor belakang. Posisi peredam kejut dibuat sama. Monosok diambil dari Honda CBR1000RR.

Tak perlu pakai unitrack, dudukan ambil bagian di arm Suzuki GSX-R1000 model lama. Arm juga dibuat mirip aslinya supermoto Italia itu. “Dicustom pakai pelat galvanis 0,8 mm agar sama dengan Dorsoduro” aku builder satu anak itu. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Bridgestone 120/70-17
Ban belakang : Bridgestone 180/50-17
Rem : Suzuki GSX-R 750
Setang : Renthal
G2C : (021) 464-27753

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?: Jauh-jauh dari Sumatera Utara, Bendry kirim Yamaha Scorpio Z buat dimodifikasi. Pilihannya jatuh pada Dave Motor Concept yang workshopnya baru saja pindah ke Rangkepan Jaya, Depok, Jawa Barat.
Modif Yamaha Scorpio Z, 2007 (Riau)

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?


Jauh-jauh dari Sumatera Utara, Bendry kirim Yamaha Scorpio Z buat dimodifikasi. Pilihannya jatuh pada Dave Motor Concept yang workshopnya baru saja pindah ke Rangkepan Jaya, Depok, Jawa Barat.

Tentu Bendry punya alasan khusus memodif yamaha Scorpio. “Karena hasil modifikasi Dave Motor Concept punya ciri khusus yamaha, dimensi motor jadi slim dan cocok dipakai buat harian,” ujar Bendry yang tinggal di Duri, Riau itu.

Mengandalkan desain bodi Suzuki GSX-R750 2009, seluruh bodi standar Yamaha Scorpio Z ditanggalkan. “Rangka yang tersisa hanya bagian depan yang mengikat mesin. Sub frame juga sudah berubah total dari scorpio biasa menjadi yamaha modif joss,” jelas Wanto, builder Dave Motor Concept.

Meskipun pakai basic Yamaha, namun Bendry sengaja pilih konsep bodi dari Suzuki. “Tarikan garis pada bodinya menyiratkan besutan sport dinamis dan lampu depan modelnya futuristik,” lanjut Bendry beralasan.
Proses pembentukan bodi scorpio membutuhkan waktu sedikit lebih panjang, pasalnya Dave Motor Concept memang spesialis andalkan pelat besi. “Butuh 2 bulan buat mengolah besutan ini sampai bisa dipakai riding,” jujur Wanto yang asli wong Tegal itu.

Ini lantaran areal bodi meliputi fairing, tangki dan bagian tengah detailnya penuh tekukan. Butuh pengerjaan lebih teliti buat ngemalnya agar lekukan bodi kanan dan kiri sama. Untungnya Wanto sudah terlatih dan piawai soal ilmu tekuk pelat besi untuk modif yamahanya.

Model bodi belakang dibuat mirip GSX-R750, detailnya dibuat meruncing dan agak pipih untuk scorpionnya.Untuk tempat duduk mengandalkan jok single sitter. “Request dari pemiliknya untuk dipakai sendiri. Jadi enggak perlu jok boncenger,” urai Wanto.

Biar bagian depan fairing mirip GSX, head lamp mengandalkan copotan Suzuki Satria FU baru. “Desain dan modelnya memang mirip GSX-R750 2009,” jelas builder bertubuh ramping ini.

Sedangkan lekukan fairing depan agak dibuat sedikit berbeda dengan punya GSX. Tidak tidak dilengkapi lubang airscoop pada kanan dan kiri samping head lamp. Untuk mengejar fairing depan yang tidak dibuat lebar, jadinya dimensi fairing tidak terlalu gambot.
Pemilihan kelir pastinya sangat mempengaruhi performa hasil dari modifikasi besutan ini. Gaya elegan sengaja dipilih dengan mengandalkan kelir putih. Makin pas setelah berpadu dengan warna silverstone yang dipasang pada bagian bodi tengah yamahanya.

Untuk kaki-kaki pilihan tepat jatuh pada kelir gold yang menutupi kedua bagian pelek. Warna gold juga diselaraskan dengan detail upside down depan yang masih mengandalkan produk variasi yamaha.

"Saya enggak mau pakai striping. Khawatir nantinya malah terlalu ramai," tutup Wanto yang asalnya bermarkas di Sawangan, Depok, Jawa Barat itu. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/70-17
Ban belakang : FDR 120/70-17
Knalpot : Custom G2C
Pelek belakang: Variasi 4,5x17
Dave Motor Concept: (021) 68447990

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!: Suzuki Satria 120 milik Alief Zulkarnaen ini, sulit cari lawan juga. Apalagi, cari lawan setimpal alias pacuan dari tipe yang sama. Katanya berkat ramuan rasio kompresi Satria lansiran 2001 ini bermain di angka 8,2 : 1!
Modif Suzuki Satria 120, 2001 (Jakarta)

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!


Suzuki Satria 120 milik Alief Zulkarnaen ini, sulit cari lawan juga. Apalagi, cari lawan setimpal alias pacuan dari tipe yang sama untuk satria. Tentu buat main di trek lurus malam hari. Katanya berkat ramuan rasio kompresi Satria lansiran 2001 ini bermain di angka 8,2 : 1!

“Mungkin karena sering lawan motor sport seperti Ninja dan RX-King, akhirnya jadi susah cari lawan. Minder kali ya,” ujar Ocha, panggilan akrab Alief. Selain itu, mungkin karena ada nama besar salah satu mekanik ternama dibalik layar untuk suzuki.

Yup! Pacuan yang aplikasi kelir krom ini diracik Hardi yang punya nama besar di dunia balap tanah air. “Sebenarnya kalau dibilang istimewa, gak ada yang istimewa. Magnet aja masih standar kok,” aku tunner karib disapa Kampret itu.

Soal kompresi satrianya yang main di 8,2 : 1, itu tercipta karena aplikasi piston Suzuki RGR oversize 150. So, kini liner Satria dijejali penggebuk ruang bakar diameter 61,5 mm. Tapi, karena posisi pen piston RGR lebih tinggi, paking blok pakai bahan aluminium tebal 3 mm. Jadi, tak resiko piston bakal mentok kepala silinder.

Untuk mencapai kompresi yang diinginkan, kepala silinder ikut dipapas 3 mm. Lalu, kemiringan squish dibuat jadi 10º dan lebarnya 13,5 mm. Lewat kompresi dan squish yang lebar ini, power motor pun keluar sejak putaran bawah atawa start suzuki satria ini.
Kompresi segitu juga didapat dari silinder blok ikut disentuh tangan dingin Kampret. Tinggi lubang exhaust yang menjadi penentu korekan di pacuan dua nada joss buat satria, dibuat jadi 25 mm. Sedang lebarnya dipatok 38 mm. Hasil papasan bor tunner pun seakan membentuk kipas.

Selain lubang exhaust, lubang transfer juga ikut diperbesar. “Tapi, diperbesar karena pakai reed valve Yamaha RX-Z. Jadi, besarnya lubang harus mengikuti,” alasan mekanik dua zaman ini.

Alasan lain pakai katup buluh RX-Z, karena tak terlalu keras layaknya V-Force. So, lubang intake dipapas 3 mm agar masuk sempurna. Ya, sisi kanan 1,5 mm dan sisi kiri 1,5 mm.

Dukungan pengapian juga tergolong biasa saja. Selain magnet yang standar, koil pun hanya aplikasi milik Yamaha YZ125. Lalu, CDI aplikasi Kawasaki Ninja 150. "Pernah coba entengin magnet dan balancer, torsi hilang," tutup Kampret.

Nah, sekarang sudah dibuka nih rahasia dapur pacu Satria yang dipacu Danny di trek 500 meter. Kalau ada yang ingin ‘ngelamar’, Ocha pun siap menerima.

Ada yang minat?
Dari 800 Meter Jadi 500 Meter
Jika sebelumnya main di 800 meter, kini Suzuki Satria 120R ini ikuti panjang trek yang sedang digemari pemacu balap lurus malam hari. Yaitu, 500 meter.

Ubahan rasio juga hanya bermain di gigi I dan IV. Buat gigi I, pakai kombinasi 13/28 mata dan gigi IV di 23/20 mata. Malah menurut Kampret, lebih enak lagi kalau pakai Satria yang 5 Speed.

Karburator ikut menyesuaikan. Jika sebelumnya pakai Keihin PWK28, kini Mikuni TM28. “Ketika pakai PWK, power kurang keluar. Tapi, setelah pakai TM, terasa jauh lebih enak. Mungkin karena venturi lebih besar,” kata Kampret yang enggak bisa terbang itu. He..he..he... (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Knalpot : Custom by Bokir
Stabilizer : Kitaco
Ocha : (021) 950-30381

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber: Tom saksono dari Psycho Custom Bekasi, berhasil memadukan bobber dan chopper ol skool. Seperti saat menangani Yamaha Scorpio milik Hendra Hakim dari Jakarta ini.
Modif Yamaha Scorpio, 2008 (Bekasi)

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber


Tom saksono dari Psycho Custom Bekasi, berhasil memadukan bobber dan chopper ol skool. Seperti saat menangani Yamaha Scorpio milik Hendra Hakim dari Jakarta ini.

Untuk customnya, pertama disasar memperkuat konsep chopper dulu. Yang dimanfaatkan hanya mesin Scorpio. Rangkanya dirancang ulang jenis hardtail sebagaimana kebanyakan chopper.

Walau nggak begitu padat, karya Tom mengingatkan ke Style New Yorker. Gaya ini biasa diterap almarhum Indian Larry dari Gasoline Alley, atau nama bengkel setelah kematiannya, Indian Lary Legacy.

Gaya-gaya ini sangat dekat dengan traditional choppers. Cirinya rake standar, raiser pendek dan setang ape hanger yang menyerupai tanduk devils, yakni gaya curva relatif tinggi.

Di bagian depan juga semua dibuat padat dan berotot. “Sok dipilih milik Suzuki Bandit 400, lampu depan konvensional bulat variasi moge dan sepatbor minimalis agar motor tampil elegan,” buka Tom yang karyanya agak dekat dengan selera builder dunia semisal Cyeril Huze atau Harold Pontarelli.
Gaya choppers bernuansa jadul dilakoninya dengan down tube dobel yang dekat dengan selera chopper Amerika. Tom tidak merapatkan wilayah ini seperti karya sebelumnya yang bercirikan skandinavian. “Semuanya mendekati bob-chop, karena pilihan ukuran ban di depan dan belakang sama, yaitu 16 inci,” ungkapnya lagi. Yap, pilihan ban inilah yang membuat gayanya bob-chop!

Setelah secara konsep sudah didapat, Tom tinggal menuntaskan sisi detail. Permainan list dari besi padat yang dikrom jadi daya tarik khusus. Lihat di sektor fender struts belakang. Chopper klasik dengan sissybar menjulang jadi andalan Tom kali ini.

Ia juga perlu modifikasi lagi agar ciri khas rumah modifikasinya nongol. Nggak cuma dibaut dari bawah sumbu roda ke atas, mereka menambahkan ornamen lagi dengan besi padat mengikuti lengkungan sepatbor ke tengah. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop H-D 16 inci
Ban belakang : Dunlop H-D 16 inci
Pelek: Hand made 16 inci
Lampu : Option
Psyho Custom: 0857-103-0000-4

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6: Alvin Agustinus total merombak Yamaha Scorpio Z miliknya. Meniru Yamaha YZF-R6 tapi bukan sekadar ganti baju jadi R6. Itu sih aspal, tampang luar doang yang R6, rangkanya enggak ikut dirombak. Tipu, wuuuuu....

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6

Alvin Agustinus total merombak Yamaha Scorpio Z miliknya. Meniru Yamaha YZF-R6 tapi bukan sekadar ganti baju jadi R6. Itu sih aspal, tampang luar doang yang R6, rangkanya enggak ikut dirombak. Tipu, wuuuuu....

Berbeda dengan Alvin yang juga memangkas 2/3 bagian frame asli Scoprio. “Yang masih tersisa tulang pegangan mesin. Sisanya sudah dipotong dan dibikin baru lagi,” beber Alvin yang tinggal di kawasan Jingga Puspita, Bandung itu.

Artinya, backbone alias rangka di bawah tangki dan subframe sudah dibikin baru. Semua ini dilakoni untuk mengikuti desain bodi yang mengarah R6 sungguhan. “Karena kalau mempertahankan rangka asli terkendala tulang di bawah tangki, enggak bisa dipasang deltabox. Makanya, mesti dibikin baru,” jelas Alvin.
Buntut bisa disetel. Swing arm menyesuaikan panjang buritan
Mencoba mendekati desain rangka R6, subframe di bawah jok yang dianggap Alvin susah pengerjaannya. Sulitnya penggarapan rangka di bawah tempat duduk karena dibuat agak berbeda. Bukan seperti rangka di bawah jok umumnya. “Dibikin bisa disetel. Jadi, buntutnya bisa diset sampai nungging banget,” tutur Alvin yang berumur 31 tahun itu.

Subframe di bawah jok memanfaatkan pipa kotak dengan ketebalan hampir 3 mm. Berbeda dengan frame aslinya Scorpio yang menggunakan pipa bulat dengan ketebalan kurang dari 2,5 mm.
Untuk penyetelannya, tulang di bawah jok dibikin tiga lubang. Sebagai penguatnya ada pelat besi yang dilas untuk siku di bagian atas rangka tengah. “Buat penguncinya pakai baut L 14,” tutup Alvin.

Menyetelnya, tinggal pilih penempatan tulang belakangnya. Pindah-pindah saja lubang mana yang mau dipake. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Metzeller 120/70-17
Ban belakang : Metzeller 190/70-17
Sok depan : CBR400
Pelek depan : 3,00x17
Pelek belakang : 4,5x17
Knalpot : Yoshimura
Swing arm : Suzuki GSX-R600

Saturday, November 19, 2011

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi: Ilmu konstruksi tidak hanya dibutuhkan di bidang bangunan. Tapi, dalam merombak motor, konstruksi juga perlu diperhatikan. Mulai dari pemilihan bahan sampai kepada bentuk dan juga rancangbangunnya. Contoh Honda Tiger karya A-Team (AT) asal Jepara ini.
Modif Honda Tiger Revo, 2007 (Semarang)

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi

Ilmu konstruksi tidak hanya dibutuhkan di bidang bangunan. Tapi, dalam merombak motor, konstruksi juga perlu diperhatikan. Mulai dari pemilihan bahan sampai kepada bentuk dan juga rancangbangunnya. Contoh Honda Tiger karya A-Team (AT) asal Jepara ini.

Ciri konstruksi terlihat apik. "Harus lincah dan kuat dalam komponen kaki-kaki. Selain itu bodi juga punya bentuk ringkas dan simpel," buka Makin yang makin berkembang saja ilmu buildernya.

Silakan lirik pilihan peredam kejut depan custom ala upside down. Modelnya gak kegedean. "Jadi, selain konstruksi pas juga secara visual terlihat harmonis dengan desain bodi. Bodi gak kebanting kaki-kaki," jelas builder yang mangkal di daerah Pecangaan, Jepara ini.

Ajrutan depan khas seperti sok modern yang beken dipakai moge. Padahal, sok depan standar motor hanya dibuatkan cover agar menyerupai sok upside down. "Material juga cuma pipa 2,5 inci yang dibuat seukuran upside down GSX 750. Namun panjangnya disesuaikan dan diberi detail pada bagian segita atas-bawah sehingga mirip upside down aslinya," jelas modifikator ramah ini.

Nyambung juga dengan pelek variasi Kawasaki Ninja 250R yang punya dimensi lebar. "Selain tapaknya pas dengan bodi juga mesin aman. Gak terlalu berat bawa bodi yang lumayan bahenol ini," kekehnya. Termasuk swing arm belakang yang juga dikerjakan handmade dari pelat 5mm. Makin cantik dan pas.

Urusan bodi juga oke. Tangki custom dikasih sayap atau yang beken disebut shroud. "Sengaja tambahkan sayap biar bagian tengah makin berisi. Selain memang biar makin padat, juga agar lampu sein Honda Blade bisa nemplok sempurna di shroud tadi," timpal Mahendra, si empunya motor yang ikutan bersuara.

Finishing visual diramu dengan racikan kelir sederhana namun kuat dalam konsep. "Warnanya memang dipilih hitam kombinasi merah. Kesan kokoh dan besar ingin saya tonjolkan agar bodi kecil tadi terlihat besar," mantap Mahendra. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 110/70-17
Ban belakang: Michelin 190/50-17
Lampu depan: Satria F-150
Lampu belakang: Honda Revo
Sok belakang: NSR 150
Setang: Yamaha Byson
Knalpot: Custom
A-Team: 0813-2555-7254

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?: Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc. Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM) ini kerap menang.
Modif Yamaha Jupiter-Z, 2004 (Jakarta)

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?

Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc. Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM) ini kerap menang.

Bahkan dulu dikabarkan Suzuki Shogun 110 garapan Bontot tidak ada lawan dibilang pakai jampi-jampi. Dan sekarang, begitu Jupiter-Z ini langganan menang pun dibilang lantaran Dani Tilil pakai rompi dari ‘mbah dukun’. Edan kan?

Oh iya, kapasitas silinder melonjak jadi 230cc itu didapat dengan menaikkan stroke. Agar didapat stroke yang ekstrem, harus menggunakan setang piston mesin 2-tak. Alasannya karena conecting rod 2-tak punya big end kecil.

Sehingga dengan kecilnya big end, pin kruk as bisa digeser jauh posisinya. Untuk itu menggunakan setang piston RX-Z. Posisi pin geser 6mm, otomatis kenaikan stroke jadi 12mm.

Selain naik stroke, untuk meningkatkan kapasitas silinder ditempuh dengan cara bore up. Untuk bore atau diameter piston besar, pasang piston Honda Tiger 2000 oversize 300 dengan diameter 66,5mm.

Dengan begitu, kapasitas silinder bisa dihitung. Stroke standar 54mm naik 12mm, jadinya stroke total 66mm. Menguntungkan karena kondisi bore x stroke berakibat hampir square. Yaitu 66,5 x 66mm. Akhirnya kapasitas silinder jadi 229cc, kalau digenapkan, ya jadi 230cc.

Selain itu ditunjang karakter kem yang dipercaya lebih tangguh mulai dari rpm bawah hingga jarak 500 meter atau pada saat gigi top- speed. Makanya tidak ada jeda ataupun hilang tenaga ketika proses pindah gigi. Bentuknya mengarah ke bentuk profil bubungan yang lebih kurus juga tinggi.

“Lalu beda profil kem jarak 500 dengan 800 meter adalah di tinggi kem standar sama-sama dibikin naik 2mm alias tambah daging. Cuma untuk lebar pinggang, buat jarak 500 meter dibikin agak kurus dari standar. Kalau awalnya 26/21mm, kini dibikin jadi 28/17,5mm diukur pakai sigmat,” lanjut Robby.

"Jujur ini tantangan berat buat saya, karena baru pertama bikin mesin untuk trek pendek. Namun terbukti ubahan mesin untuk jarak 500 meter lebih sulit dibanding buat trek 800 meter ke atas, terutama soal setingannya. Saya pun sampai pusing untuk mendapatkan hasil maksimal lantaran fokus pada ubahan profil kem ini,” imbuh Bontot.

Untuk suplai gas bakar menggunakan karbu Suzuki Shogun Axelo 125 reamer 26mm dengan setingan spuyer 25/112,5. Maksimal diledakkan api busi yang diatur CDI standar Yamaha Crypton di ruang bakar yang pasang rasio kompresi 13,7 : 1.

“Tenaga sebesar itu, kini mesin dipercaya mampu memutar roda belakang yang tetap pasang rasio standar dengan final gir setingan 17/25. Itu khusus setingan buat jarak trek pendek atau 500 meter, lho,” ingat Robby.

Hasilnya seng ada lawan dan katanya memang terbukti. Sebab di pertengahan bulan puasa lalu, motor Jupiter-Z mengkalahkan rival terberat yang cukup disegani di seputaran Jakarta. Menurut Robby, saat itu motornya berjarak setengah tiang lebih di depan motor rivalnya yang bermerek sejenis.

Sayangnya setelah jadi jawara, tunggangan ini vakum dari dunia gemerlap eh, dunia malam lantaran tidak ada lagi lawan berat. "Katanya sih waktu itu ada yang mau ngebal atau main ulang setelah Lebaran.

Tapi, sampai sekarang kabar yang ditungggu tidak sampai terdengar. Makanya sekarang lagi ngangur nih motor,” papar mekanik bermarkas di Jl. Amal No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Kini biar Jupiter-Z dapat lawan kembali, dia mengaku pasrah jika ditanya aturan yang kabarnya merepotkan dirinya jika diajak taruhan. Tambah lagi sekarang ini tunggangan dan joki sama-sama digosipkan pakai dukun segala.

"Biar sama-sama enak, bisa kok pilih atau atur waktu kapan bisanya. Biar fair dan tidak lagi dianggap tidak pakai jampi, rompinya bisa dilepas," serius Robby tanpa bermaksud sesumbar. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Camel 45/90-17
Ban belakang : Eat My dust 60/80-17
Sok belakang : Daytona D Ultimate
Knalpot : Custom
Koil : Mitsubishi
Segitiga : Posh Factory

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver: Kini Kirmanto merasa lebih nyaman kalau turing jauh. Jelas karena dia telah mengubah tampilan Honda Absolute Revo 2009 miliknya. Wajah Revo kelir merahnya ini berubah drastis. Anto panggilan akrabnya menyebut motornya ini Monster Red Revolver.
Modif Honda Absolute Revo, 2009 (Jakarta)

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver


Kini Kirmanto merasa lebih nyaman kalau turing jauh. Jelas karena dia telah mengubah tampilan Honda Absolute Revo 2009 miliknya. Wajah Revo kelir merahnya ini berubah drastis. Anto panggilan akrabnya menyebut motornya ini Monster Red Revolver.

Ubahan yang dilakukan Anto tidak sekadar bermain di tampilan, tapi juga fungsional. “Tampak sudah berubah jauh. Tidak ada lagi kesan underbone pada Revo ini. Makanya perjalanan jauh pun akan terasa lebih nyaman,” jelas mantan ketua Tangerang Revo Club (TREC) ini.

Proses ubah tampilan dilakukan lewat bantuan teman seklub, Anjas. Modifikator ini tetap mempertahankan rangka underbone. Tidak ada ubahan. Hanya saja Anto menambahkan center bone bawaan Honda Tiger yang dilas langsung tepat di ujung atas sasis underbone. “Center bone untuk dudukan tangki Tiger,” sebut Anto, pemilik nomor registrasi 001 ini.


Masih di bagian depan, ia mengubah sok depan dengan model ayam jago adopsi dari Honda GL-Pro. “Komstir asli tetap dipertahankan, namun segitiga bawah sudah ganti oakai kepunyaan GL-Pro, as komstir bikinan menyesuaikan lubang komstir asli dan lubang segitiga komstir bawa GL-Pro. Untuk segitiga atas punyaan variasi,” cetus Anto.

Perbesar Kapasitas
Kondisi mesin Revo diobrak abrik untuk mengimbangi bobot motor yang sudah bertambah. Klep standar diganti dengan kepunyaan Honda Sonic yang dikecilin payungnya jadi 27mm untuk in dan out 22mm . Sedangkan piston ganti milik aftermarket dengan diameter 56mm.

“Saya nggak tau berapa kapasitas sekarang. Di ruang bakarnya juga diseting ulang menyesuaikan diameter piston yang juga sudah ikutan membengkak,” ulasnya.

Untuk pasokan bahan bakar, Anto juga sudah mengaplikasi karburator milik Yamaha RX-King. Sedikit ubahan namun berarti pada mesin ini lumayan mampu mengimbangi bobot Monster Red Revolver ketika harus menempuh jarak ratusan kilometer. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Unilla 110/70-17
Ban belakang : Swallow 130/70-17
Rantai : Mega Pro
Lengan ayun : Aprilia 125
Monosok : Satria 120

Thursday, November 17, 2011

Suzuki GSX750,

Modif Suzuki GSX750 1978 (Bandung)

Suzuki GSX750, Keukeuh Pada Chopper Ol skool!


Julius Rosa alias Mang Use tergolong builder yang ajeg pada aliran chopper ol skool. Semua garapannya selalu disasar ke genre khususnya traditional chop gaya 80-an.

Beberapa karya terdahulu berbasis motor gede Jepangan atau Inggris seperti Yamaha XS 650, Honda NV atau yang cc agak kecil seperti Binter Merzy, tidak terpengaruh tren Jap’s atau brad style seperti yang banyak dilakoni builder Tanah Air.

“Sebenarnya sih fleksibel. Kebetulan saat berbicang dengan klien, ia mempercayakan selera pribadi saya,” elak Mang Use yang punya bendera U53 Kustom Bike, Bandung  ini.

Ia memang tergolong maniak ol skool. Buktinya, saat Deni ‘Hape’ Permana memberikan tantangan merombak GSX 750, Use tetap pada imajinasinya chopper ol skool!

Maklum sudah beberapa kali tampil di  MOTOR Plus dengan karya berbeda-beda. Sedikit evaluasi dari karya Mang Use ini. Dia suka banget menggabungkan gaya skandinavian chop dengan New York style.

Rake diusahakan sama dengan standar pabrikan dengan double down tube merapat ke mesin khas gaya Skandinavian. Sepertinya enggak suka pada rake centang di aliran ini. “Sesuai dengan traffic di Bandung yang semakin padat, saya lebih suka mendekatkan desain ini ke  aliran New Yorker seperti idola saya, almarhum Indian Larry,” jelas  warga Bandung yang berdarah Minang, Sumatera Barat ini.

Menurut Use, rake rapat, ground clearance pendek dan wheelbase yang juga cenderung pendek sangat baik buat estetika motor ini. Bentuk mesin GSX sangat ideal. Cenderung melebar ke kanan dan kiri  sehingga membuatnya makin padat.
“Back bone juga enggak menjulang ke atas agar tidak banyak menyisakan ruang kosong di sektor tengah. Center bone juga rapat hingga riding position ridernya juga ideal. Deni enggak perlu lagi banyak memainkan posisi raiser di setang dan tidak susah payah menjangkaunya,” jelas brother yang sepertinya masih single ini.

Bicara detail, motor ini juga asyik disimak. Ciri khas U53 bisa dilihat dari  kreativitas merancang setang yang menyerupai setang piston. “Model ini sangat fleksibel. Semua bagian dilengkapi baut untuk menyetel posisi paling nyaman. Buat saya bentukannya menarik dan membuat motor tampil lebih elegan,” jelasnya lagi.

Tangki relatif kecil sengaja dirancang agar mesin GSX tampil mendominasi di sektor depan. “Sangat eye cathing kan? Dengan tangki kecil dan setang unik, karakter motor ini makin terlihat, sebagai kuda besi ridiable yang bikin bangga saat diajak nongkrong,” timpal Deni yang bekerja sebagai special event coordinator dari PT Coca Cola ini.

Lanjut ke belakang, ciri traditional chop makin terasa. Romantika jadul dibuat Use dengan fender struts konvensional lewat variasi bentuk mahkota yang mebuat motor ini menarik tapi enggak menjadikan motor ini rame dan lebay.
”Memang harus hati-hati sekali, kalau terlalu banyak bermain variasi takutnya simplisitasnya malah terganggu dan bisa mengurangi keindahannya,” jelas sang builder lagi.

Pamungkas, Jeff Custom Painting memberikan unsur mewah dengan motif flannel aksentuasi gold. Di soal ini mereka tergolong sukses mewujudkan motor impian untuk Deni.

Congratz!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 100/90–18
Ban belakang: Dunlop 190/50–17
Rem depan: Satria FU
Sok depan: GT 750
Knalpot: U53 Kustom Bike
CDI : Shogun

Suzuki GSX750, Keukeuh Pada Chopper Ol skool!

Suzuki GSX750, Keukeuh Pada Chopper Ol skool!: Julius Rosa alias Mang Use tergolong builder yang ajeg pada aliran chopper ol skool. Semua garapannya selalu disasar ke genre khususnya traditional chop gaya 80-an.Modif Suzuki GSX750 1978 (Bandung)
Suzuki GSX750, Keukeuh Pada Chopper Ol skool!

Julius Rosa alias Mang Use tergolong builder yang ajeg pada aliran chopper ol skool. Semua garapannya selalu disasar ke genre khususnya traditional chop gaya 80-an.

Beberapa karya terdahulu berbasis motor gede Jepangan atau Inggris seperti Yamaha XS 650, Honda NV atau yang cc agak kecil seperti Binter Merzy, tidak terpengaruh tren Jap’s atau brad style seperti yang banyak dilakoni builder Tanah Air.

“Sebenarnya sih fleksibel. Kebetulan saat berbicang dengan klien, ia mempercayakan selera pribadi saya,” elak Mang Use yang punya bendera U53 Kustom Bike, Bandung ini.

Ia memang tergolong maniak ol skool. Buktinya, saat Deni ‘Hape’ Permana memberikan tantangan merombak GSX 750, Use tetap pada imajinasinya chopper ol skool!


Maklum sudah beberapa kali tampil di MOTOR Plus dengan karya berbeda-beda. Sedikit evaluasi dari karya Mang Use ini. Dia suka banget menggabungkan gaya skandinavian chop dengan New York style.

Rake diusahakan sama dengan standar pabrikan dengan double down tube merapat ke mesin khas gaya Skandinavian. Sepertinya enggak suka pada rake centang di aliran ini. “Sesuai dengan traffic di Bandung yang semakin padat, saya lebih suka mendekatkan desain ini ke aliran New Yorker seperti idola saya, almarhum Indian Larry,” jelas warga Bandung yang berdarah Minang, Sumatera Barat ini.

Menurut Use, rake rapat, ground clearance pendek dan wheelbase yang juga cenderung pendek sangat baik buat estetika motor ini. Bentuk mesin GSX sangat ideal. Cenderung melebar ke kanan dan kiri sehingga membuatnya makin padat.

“Back bone juga enggak menjulang ke atas agar tidak banyak menyisakan ruang kosong di sektor tengah. Center bone juga rapat hingga riding position ridernya juga ideal. Deni enggak perlu lagi banyak memainkan posisi raiser di setang dan tidak susah payah menjangkaunya,” jelas brother yang sepertinya masih single ini.

Bicara detail, motor ini juga asyik disimak. Ciri khas U53 bisa dilihat dari kreativitas merancang setang yang menyerupai setang piston. “Model ini sangat fleksibel. Semua bagian dilengkapi baut untuk menyetel posisi paling nyaman. Buat saya bentukannya menarik dan membuat motor tampil lebih elegan,” jelasnya lagi.

Tangki relatif kecil sengaja dirancang agar mesin GSX tampil mendominasi di sektor depan. “Sangat eye cathing kan? Dengan tangki kecil dan setang unik, karakter motor ini makin terlihat, sebagai kuda besi ridiable yang bikin bangga saat diajak nongkrong,” timpal Deni yang bekerja sebagai special event coordinator dari PT Coca Cola ini.

Lanjut ke belakang, ciri traditional chop makin terasa. Romantika jadul dibuat Use dengan fender struts konvensional lewat variasi bentuk mahkota yang mebuat motor ini menarik tapi enggak menjadikan motor ini rame dan lebay.

”Memang harus hati-hati sekali, kalau terlalu banyak bermain variasi takutnya simplisitasnya malah terganggu dan bisa mengurangi keindahannya,” jelas sang builder lagi.

Pamungkas, Jeff Custom Painting memberikan unsur mewah dengan motif flannel aksentuasi gold. Di soal ini mereka tergolong sukses mewujudkan motor impian untuk Deni.

Congratz! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 100/90–18
Ban belakang: Dunlop 190/50–17
Rem depan: Satria FU
Sok depan: GT 750
Knalpot: U53 Kustom Bike
CDI : Shogun

Indian 1912 (Amerika), V-Twin Pertama di AS

Indian 1912 (Amerika), V-Twin Pertama di AS: Ada dua pabrik motor terlegend di seantero Amerika. Satunya Harley-Davidson lawan utamanya Indian. Di kalangan penggila road dua, Indian memang sangat dihormati. Simak Indian 1912 V-Twin ini.

Indian 1912 (Amerika), V-Twin Pertama di AS


Ada dua pabrik motor terlegend di seantero Amerika. Satunya Harley-Davidson lawan utamanya Indian. Di kalangan penggila road dua, Indian memang sangat dihormati.

Simak Indian 1912 V-Twin ini. Bisa dibilang inilah pabrikan AS pertama yang menawarkan silinder kembar konfigurasi V. Tahun 1907 mereka bikin secara masal.

Kapasitas tepat 1.000cc, dengan daya kuda cuma 7 dk. Berat bersih 172 kg dengan kecepatan maksimum lumayan, 89 km/jam. Sejarah bilang, sasis yang diterapkan murni dari sepeda di tahun pertama pembuatan. (motorplus-online.com)

Kaisar Ruby 250, Terjerumus Brat Style

Kaisar Ruby 250, Terjerumus Brat Style: Kaisar Ruby hadir dengan konfigurasi mesin V, cocok bersanding dengan bodi style peturing sejati. Namun Andi Iwaran Adikarta bosan dengan tampilan standar. “Terlalu banyak atribut bawaan yang nempel. Ingin simpel macam gaya brat style,” jelas Andi.
Kaisar Ruby 250, 2009 (Jakarta)

Kaisar Ruby 250, Terjerumus Brat Style


Kaisar Ruby hadir dengan konfigurasi mesin V, cocok bersanding dengan bodi style peturing sejati. Namun Andi Iwaran Adikarta bosan dengan tampilan standar. “Terlalu banyak atribut bawaan yang nempel. Ingin simpel macam gaya brat style,” jelas Andi.

Langsung diamini Dony Arianto, owner Studio Motor Custom. “Harus mengorbankan seluruh bagian bodi, makanya yang terpakai hanya rangka utama dan mesin,” jelas pria buka workshop di Jl. Veteran Raya, Bintaro, Jakarta Selatan.


Model rangka utama sudah mendukung brat style dengan ubahan dekat ke tampilan bergaya Socal (South California). Tanpa ubah rake atau sudut kemudi. Sok depan juga tetap mengandalkan aslinya.

Hanya rangka belakang sedikit kena jarah, seluruh jok dan sepatbor belakang sudah tidak terpakai lagi. “Areal jok dibentuk drop seat. Itu dibutuhkan biar pengendara lebih nyaman,” lanjut Dony. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Shinko 110/90-19
Ban belakang : Shinko MT090 5.00X16
Knalpot : Kaisar Ruby
Pelek belakang: Custom
Studio Motor : 0811-901005

Honda Blade, SBY + DPS

Honda Blade, SBY + DPS: Jika melihat modifikasi yang diaplikasi pada Honda Blade karya Bagus Custom (BC) ini terlihat ada dua aliran yang begitu melekat. Style Surabaya (SBY) yang bercampur dengan selera Denpasar (DPS).
Modif Honda Blade, 2010 (Denpasar)

Honda Blade, SBY + DPS


Jika melihat modifikasi yang diaplikasi pada Honda Blade karya Bagus Custom (BC) ini terlihat ada dua aliran yang begitu melekat. Style Surabaya (SBY) yang bercampur dengan selera Denpasar (DPS). Hasilnya? Ya sudah pasti asyik dan menarik dilihat atau bahkan dielus seperti ini.

Style Surabaya yang melekat pada pemasangan atribut monel. "Memang ingin terlihat eye catching, karena itu di beberapa bagian pakai monel yang warnanya mengilap," ulas I Made Sujana, modifikator dari BC. Monel aslinya memang dari Samarinda, Kalimantan Timur. Banyak diaplikasi di motor SBY honda blade.

Selain itu pengaruh dari para modifikator Kota Pahlawan juga bisa dilihat dengan desain pelek dan cakramnya. Disc brake dengan ukuran besar dan pelek yang dikrom seperti ini sudah lama dikenal sebagai salah satu ciri penikmat modif Suroboyo.

"Bahkan arm juga sudah kena sentuhan krom, itu produk variasi yang gampang ditemui kok," kata modifikator yang bermarkas di Jl. Bakung No. 30, Kesiman, Denpasar ini.

Sekarang mari lihat pengaruh budaya lokal, Bali. "Di beberapa bagian diairbrush model Barong, kalau itu kan sudah pasti identik dengan Pulau Dewata ini," bangga Made yang lebih dikenal dengan nama Bagus, sesuai nama bengkel miliknya blade hasil karya sendiri.

Gambar yang khas ini bisa dilihat pada dada depan persis di atas lampu dan juga pada jok. Selain itu motif ukiran Bali juga terlihat di cover bodi bagian bawah. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: Swallow 60/80-17
Pelek: Variasi
Sok depan: Yoshimura
Swing arm: Type R
Monosok: YSS
Knalpot: Custom
BC: (0361) 8029299

Tuesday, November 15, 2011

Modif Yamaha DT, 1978

Modif Yamaha DT, 1978 (Jakarta)

Yamaha DT, Terinspirasi Jesse Rooke Dan Roland Sand


Bro Hartono Prapanca yang owner Yamaha DT ini dialog dengan Johny Lipurnomo dari Custom World (CW). “Awalnya DT nuansa retro-choppers ini direhab rumah modifiaksi X-16. Ingin dikembangkan lagi jadi customized yang lebih advanced,” buka Johny.

Masalahnya, CW sebetulnya tidak bermain di gaya begini, tapi di sisi lain ini jadi tantangan. “Kebetulan punya sobat sesama builder yang lebih paham soal gaya ini, dia memberi masukan dan mengarahkan,” jelas Koh Johny.

Builder yang diingatnya Susanto ‘Yayank’ Gunawan dari 909 Hot Matic Bandung. Yayank pasti bisa memberi masukan agar modifikasi motor ini sesuai diinginkan Hartono. ”Lalu terpilih konsep board track ol skool dengan influence gaya Jesse Rooke dan Roland Sand,” jelas Yayank.

Influence Rooke, jadi inpirasi di sektor sasis dan Roland Sand memberi masukan di setang. Malah ada yang berkomentar juga kalau gaya ini juga pernah diaplikasi choperis Merzymania lewat garapan Eko Yulianto dari Awiwiww Art Shop, asal Tanah Kusir, Jakarta Selatan di KZ200.


Yayang mengaku memiliki tantangan saat konsep boardtrack jadi acuan. “Mesin terbilang kecil hingga harus kompromi untuk tidak 100% menerapkan boardtrack,” jelasnya. Bisa ditebak ia melakukan penyesuaian dimensi agar antara mesin dan desain sasis saling mengisi.

Olah karsa inilah yang jadi bahan evaluasi kru MOTOR Plus saat jadi juri di kelas non automatic x-treem, Yamaha Cuztomatic 4 di Bandung baru lalu. Kami cukup lama berkutat di motor ini.

Memanfaatkan pipa 1 inci, builder berusaha memberikan sentuhan estetis. Down tube single, back bone sampai ke belakang dibuat berkesinambungan dengan lekukan halus. Mereka ingin semua bagian ini jadi satu-kesatuan. Terlebih di back bone, tangki slim dan dibuat sedikit menyiku dirancang menggantung di sasis dengan maksud sektor tengah jadi terisi ‘menutupi’ celah antara mesin dengan back bone.

Keunggulan di Painting
Daya tarik paling kentara di motor ini adalah detail  painting dan pilihan gaya suicide clucth, joy stick di motor ini. Keduanya jadi daya tarik, apalagi  kemampuan free hand stripping dan juga airbrush realis dari brusher Asep Airbrush.

Sedikit catatan buat seniman ini, Bro Asep memang spesialis  bentukan natural dengan ketelitian yang membuat kagum. Gradasi warna dan komposisi dipadu teknik variegated  gold yang lumayan sukses membuat motor ini jadi semakin mewah. Oh ya, walau dimensinya terlalu besar, teknik ukiran jok kulit dari Joo Leather juga ikut menambah kesan elegan pada motor ini.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Head lamp: Variasi sepeda
Ban : Swallow 300x17
Stop lamp: Variasi
Painting: Asep Airbrush
Jok: Joo Leather Craft Tools

Honda Supra X 125, Pencetak Sejarah Honda

Honda Supra X 125, Pencetak Sejarah Honda: Wahyu Widodo tidak hanya lolos dari ganasnya siksa ‘neraka’ sirkuit Kenjeran di IndoPrix (IP) Seri IV (30/10) lalu. Tapi, mampu menapaki podium dua, sekaligus mencetak sejarah sebagai pembalap yang disokong pabrikan Honda meraih podium Indoprix.

Honda Supra X 125, Pencetak Sejarah Honda

Wahyu Widodo tidak hanya lolos dari ganasnya siksa ‘neraka’ sirkuit Kenjeran di IndoPrix (IP) Seri IV (30/10) lalu. Tapi, mampu menapaki podium dua, sekaligus mencetak sejarah sebagai pembalap yang disokong pabrikan Honda meraih podium di balapan paling bergengsi Indonesia 2011.

“Rahasianya mengatur rasio kompresi,” bisik Akiang, pawang Honda Supra X 125 besutan Wahyu. Dalam ilmu motor bakar, rasio kompresi memegang peranan penting. Karena, di sinilah power motor diatur. Tenaga mesin mau dibikin galak atau lembut, ya memang kompresi mesin ini yang diutak-atik. Biasanya ditandai dengan angka.

Angka menyatakan perbandingan volume antara volume total silinder dengan volume ruang bakar. Isi total itu penjumlahan dari volume silinder dan volume ruang bakar. Volume silinder simbolnya V2. Sedang volume ruang bakar diberi simbol V1. Sehingga perbandingan kompresi memakai rumusan, Cr= (V1+V2)/(V1).

Nah, semakin tinggi rasio kompresi, semakin sempit V1 atau semakin besar V2, semakin tinggi pula tenaga yang dihasilkan. Artinya, semakin kecil volume ruang bakar berarti pemadatan bahan bakar–udara jadi semakin padat, sehingga ledakan pembakaran semakin besar, semakin besar pula tenaganya.

Namun tidak selamanya tenaga besar menguntungkan. Contohnya di Kenjeran kemarin, Akiang justru menurunkan kompresi. “Biasanya pakai kopresi 13,7 : 1. Tapi kemarin cukup 13,2 : 1,” tegas pria kutilang alias kurus tinggi langsing ini.

Kem dipercaya durasi 273 derajat baik untuk klep in maupun out. Komporesi 13,2 : 1, mujarab!
Kompresi turun, panas yang dihasilkan juga tidak begitu tinggi. Jadi bisa awet karena suhu Kenjeran yang saat itu terik ketika sesi balapan.

Selain itu, kompresi tinggi juga bikin tenaga galak. Motor lebih liar dan susah dijinakkan. Akibatnya, langkah masuk-keluar tikungan jadi merepotkan. Makanya, paling pas kompresi rendah.

Apalagi motor dipacu sejauh 30 lap di Kenjeran. Itu setara dengan 27 kilometer. Ditambah lagi dengan siksaan suhu udara yang mencapai 42 derajat celcius. Suhu di lintasan lebih gila lagi, 72 derajat celcius, Bro! So, kompresi rendah bikin mesin awet dari risiko mesin jebol.

Toh meski begitu, suplai bahan bakar tetap menjadi fokus perhatian berikutnya. Karena, bahan bakar, selain sebagai sumber tenaga, juga sebagai pendingin mesin. Makanya, diperlukan bahan bakar beroktan tinggi.

Kenapa harus pakai oktan tinggi? Oktan bertugas mencegah agar jangan cepat terbakar! Bukankah bensin yang mudah terbakar lebih oke? Oh no itu tidak benar. Pada waktu pembakaran telah ditentukan berdasarkan siklus atau langkah kerja mesin.

Langkah singkatnya begini, bensin disedot oleh mesin dikompresi pada langkah kompresi sekaligus dicampur dengan udara. Pada saat inilah terjadi kenaikan suhu dan tekanan bensin di dalam silinder. Suhu tersebut bisa memicu bensin terbakar dengan sendirinya alias pembakaran dini. Bahasa londonya, pre-ignition.

Makanya, untuk mencegah pre-ignition inilah ditambahkan oktan di dalam bensin. Dulu biasa disebut timbel atau PB. Makin tinggi nilai oktan, tambah hebat kemampuan mencegah pre-ignition.

Itulah mengapa Akiang tidak mentah-mentah mempercayakan pada bensol biru. Oktan bensol biru (100) dirasa masih kurang mengolah panas. Makanya harus dicampur lagi dengan bahan bakar balap alias racing fuel bermerek VP yang memiliki oktan 110.

Bukan hanya pemakaian oktan yang lebih tinggi, kandungan aditif pada VP juga diyakini lebih kaya. Bensin balap ini dioplos dengan perbandingan 1:3. 1 liter VP dipadu 3 liter avgas biru.

Selanjutnya, tinggal mengatur debit oplosan bahan bakar tadi ke mesin dengan paduan spuyer gajah. Karburator Mikuni TM 28 diisi spuyer 150/25. Semprotan bahan bakar ini dibakar pada 35 derajat sebelum piston menyentuh Titik Mati Atas (TMA) di putaran mesin 7-9 ribu rpm.

Hasilnya efektif. Tenaga Supra X 125 racikan tim Honda OEI Aries Putra Federal Oil Kawahara INK ini tidak pernah ngedrop meski sudah dipacu 30 lap.

Suhu mesin pun tidak mengkhawatikan. Dilihat pada data logger, menunjukkan angka 132 derajat celcius. Asal tahu saja, motor akan macet bila suhu mesin menyentuh 165 derajat. Padahal, motor ini meraung hingga 16 ribu rpm.

Enggak heran jika Wahyu mencetak sejarah Honda. Karena kompresi turun dan kadar timbel dalam additif. Sehingga suhu mesin lebih turun dengan panas yang tidak melonjak tinggi. Juga didukung busi tahan panas menggunakan Denso Iridium UI 27. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Klep: Sonic ukuran 28/23
CDI: Rextor
Durasi kem : 273 derajat
Lift kem: 9,3
Ban: IRC

Yamaha Mio Soul, Gaya Classic Funky

Yamaha Mio Soul, Gaya Classic Funky: Ganti aliran modif, nggak selamanya harus menemui banyak kesulitan. Itu coba dibuktikan Peterson selaku pemilik Yamaha Mio Soul yang skubeknya kini berganti tampang menjadi Yamaha Fino. Malah, konsep yang diterapkan, classic funky!

amaha Mio Soul, Gaya Classic Funky

Ganti aliran modif, nggak selamanya harus menemui banyak kesulitan. Itu coba dibuktikan Peterson selaku pemilik Yamaha Mio Soul yang skubeknya kini berganti tampang menjadi Yamaha Fino. Malah, konsep yang diterapkan, classic funky!

“Enggak ada kesulitan apa-apa kok. Hanya perlu melakukan beberapa penyesuaian. Tapi, itu juga masih tergolong mudah,” ungkap pria yang akrab dipanggil Peter. Maka itu, semua proses dilakukannya sendiri di workshopnya yang bernama Zone Modified (ZM).

Buat memasang bodi skubek yang bergenre classic retro itu, Peter hanya perlu memotong dudukan untuk lampu belakang yang ada di rangka Soul. Jika tidak, cover bodi belakang Fino nggak bakal bisa dipasang tuh. Selain itu, modifikator 30 tahun ini juga bikin dua dudukan buat behel Fino.

“Kalau pakai pegangan behel Soul enggak muat. Maka itu, bikin pakai besi pelat 5mm,” beber Peter dari workshopnya di Jl. Murni I No. 36, Bandung, Jawa Barat.

Usai melakukan penyesuaian pada dua bagian itu, selebihnya tinggal pasang cover bodi Fino. Soale, dudukan baut lainnya tidak perlu berubah. Demi melengkapi konsep funky, permainan warna eye catching ikut ditonjolkan. Yap, dominasi kelir merah-kuning.

“Permainan variasi dari Thailand juga saya sertakan. Konsep bolt-on, semua full dari Thailand,” jelas pria bertubuh atletis ini. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/80-14
Ban belakang : FDR 120/70-14
Knalpot : Yoshimura
Pelek belakang : Ride It
Zone Modified : 0899-949-2727

Yamaha V-Ixion, Kondom Ditanam

Yamaha V-Ixion, Kondom Ditanam: Yamaha V-ixion tunggangan harian Hendrik, ogah nanggung alias setengah hati. Tangki V-ixion dibikin besar memanfaatkan kondom, tapi bukan cuma ditempel. Kalau cara itu sih aspal alias asli tapi palsu, tangki asli hanya ditutup.

Yamaha V-Ixion, Kondom Ditanam


Yamaha V-ixion tunggangan harian Hendrik, ogah nanggung alias setengah hati. Tangki V-ixion dibikin besar memanfaatkan kondom, tapi bukan cuma ditempel. Kalau cara itu sih aspal alias asli tapi palsu, tangki asli hanya ditutup.

Hendrik menanam kondom jadi satu kesatuan dengan tangki. “Kondom dibeli dari modifikator Jawa Timur. Digarap ulang oleh Koh Titi dari Star Buana Motor Palembang,” beber Hendrik yang tinggal di kawasan Puncak Sekuning, Palembang.

Hendrik yang juga ikut ngelihat proses modifikasi V-ixion di Star Buana Motor (SBM), tahu bagaimana kondom ditanam di tangki. Butuh kerapian dan kecermatan waktu melekatkannya.

“Kondom yang dibeli modelnya terpisah. Bagian depan dan belakang,” beber Hendrik yang V-ixionnya ikut di Yamaha Cuzztomatic 4, Region 2, Palembang, Oktober lalu.

Teknik penempelan kondom butuh cairan kimia dan perekat supaya kuat. Setelah ditanam, sambungan dua bagian kondom didempul. “Makanya, dempulan tebal. Belum lagi ditambah dempulan untuk bikin lekukannya,” ulas Hendrik. Pantas tangki jadi berat...

Buntut Sport

V-ixion masuk kategori motor naked. Karena itu, Hendrik enggak mau mengubah kodrat aslinya. Namun berusahan memadukan tangki dan buntut agar kelihatan sip. Ini termasuk ide unik, tapi jadi bikin modifikasinya berbeda.

Buntut V-ixion sudah memakai Kawasaki Ninja 250R. Secara komposisi pun V-ixion yang sudah menggunakan buntut Ninja 250R enggak bikin panjang di belakang. Bahkan, nat alias batas sambungan antara tangki dan buntut dibikin rapi.

“Rangka di bawah jok mesti ditinggikan. Dipanaskan dulu baru ditekuk ke atas,” beber Hendrik.

Bukan cuma subframe di bawah jok yang berubah, tapi juga braket bodi pun rombak ulang. “Menyesuaikan lubang baut di buntutnya. Kalau maksa pakai dudukan bodi aslinya, malah ngerusak,” tutup Hendrik yang berambut jigrik. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Metzeller 100/60-17
Ban belakang: Metzeller 160/60-17
Pelek depan: 2,50x17
Pelek belakang: 3,00x17
SBMotor: 0813-6795-9999