Friday, December 9, 2011

Modif Honda Tiger, 1996

Modif Honda Tiger, 1996 (Jakarta)

Honda Tiger, II Diavolo Nero


Judul itu merupakan julukan Honda Tiger hasil custom milik Ranto P. Sijabad. Artinya Si Iblis Hitam. Pantas bila penyuka warna hitam ini membalur hampir seluruh motor dengan kelir serba gelap. Sesuai dengan tema seram 666.

Untuk ubahan, Ranto mengandalkan bengkel Desairi Custom di Jl. Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat. “Konsepnya ambil dari beberapa genre. Paduan dari cafĂ© racer dan street fighter,” ujar pria yang tinggal di daerah Jl. Bangka, Jakarta Selatan itu.

Ubahan extreme, pada desain suspensi belakang yang tetap andalkan dua sok namun posisinya horisontal alias tiduran. “Biasanya konstruksi suspensi model horisontal ini mengandalkan sok tunggal, tapi pengin beda. Makanya pakai dua sok,” lanjut pria yang berprofesi sebagai wiraswata ini.

Bagi Rio Ferdinan sang builder pun dibuat pusing tujuh keliling. Pasalnya butuh waktu satu bulan untuk ngeset suspensi belakang agar nyaman dipakai. “Biasanya dia buat ubahan sok seperti ini tunggal, letaknya hanya di sebelah kiri saja,” cerita Ranto.

Untuk dudukan sok belakang ini bagian depan mengandalkan tumpuan pada rangka depan kanan dan kiri. Sedangkan tumpuan belakang sok, langsung terhubung pada besi perantara yang berhubungan dengan lengan ayun.

Biar tampilan Ii Diavolo Nero lebih kekar, doi mempercayakan kaki-kaki comotan dari limbang moge. Sok depan mengandalkan upside down milik GSX-R1000 lansiran 2008. Lengkap dengan triple tree atau segitiganya.

Sedangkan lengan ayun dari bawaan Suzuki Bandit. “Lingkar roda atau pelek pakai dimensi lebar. Ambil dari Aprilia RS250,” tutup Ranto yang mengandalkan lampu depan proyektor custom model bertingkat.

 Ubahan bodi depan Honda Tiger ini, mengandalkan pelat galvanis buat membentuk bagian tangki model minimalis. Sedangkan bodi belakang model single sitter pakai dari bahan serat fiber. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan  : BT03 120/70/17
Ban belakang   : BT03 150/70-17
Knalpot     : Custom
Pelek   : Aprillia RS250
Desairi Custom: 081219222200

Modif Yamaha V-Ixion, 2010

Modif Yamaha V-Ixion, 2010 (Banjar Patroman)

Yamaha V-Ixion, Meniru KTM RC8


Kesukaan pada dunia MotoGP dan superbike sudah melekat semenjak Wawan Juwanto masih kanak-kanak. Menurut pria asal Banjar Patroman Jawa Tengan ini, motor balap seperti itu sangat macho dan keren. Katanya sesuai dengan jiwa Wawan.

Wawan pun berpikir keras untuk mewujudkan keinginannya ini. Bareng kang Ade sang kreator modifikasi yang menggawangi DART Modified yang juga sohib kentalnya ini, keinginan pun segera terwujud.

Bermodalkan Yamaha V-ixion yang baru berumur 1 tahun di rumahnya, hasrat untuk menunggangi motor balap ala superbike pun terpenuhi. Konsepnya juga diupayakan tanpa menguras kantong dalem-dalem.

Mengacu pada ubahan bergaya KTM RC8, motor 150 cc ini pun segera mengalami operasi bedah oleh sang dokter modifikasi. Motor besar yang sejak diluncurkan pada tahun 2008 lalu itu benar-benar membuat Wawan kesengsem dengan performanya.

Lekukan tegas dan tajam pada desain bodi KTM RC8 ini coba diaplikasikan pada tunggangan keseharian Wawan. Mulai diri bentuk fairing, tangki, bodi belakang, airscoop dan desain lampu, semua dibuat semirip mungkin dengan aslinya, lho.

Berkat kemampuan sang modifikator bermain serat fibreglass, hasilpun tak mengecawakan. Tapi, jangan keburu mengecap jelek jika terdapat bebarapa bagian yang tidak mirip. Sebab ada alasan khusus, lho.

"Ada beberapa bagian yang tidak dibuat persis seperti bantuk aslinya. Misalnya pengaplikasian lampu sein dan knalpot. Kalo aslinya sein depan menyatu dengan spion, yang ini menyatu pada fairing.

Begitupun desain knalpot. Di V-ixion ini terlihat nongol keluar. “Sedangkan knalpot, aslinya berada di bawah mesin yang terbungkus rapi," tutup Kang Ade yang dibantu 2 kru dalam menjalani proses ubahan ini.

Meski tidak sesempurna macam motor konsep yang ditirunya, hasilnya lumayan menggembirakan. Tidak membuat Wawan langsung frustasi. "Seadanya saja dulu, yang penting dapat memenuhi keingin untuk menaiki tunggangan ala Superbike. Dan pastinya, gak ngeluarin dana yang gede Bro," ujar Wawan dengan mata berbinar-binar.

Bisa dipakai untuk harian sekaligus membonceng sang pacar. Karena joknya dirancang juga ada boncenger.

Dibantu Tanah Liat
Ada hal unik pada ubahan ini, adalah pada proses pembuatan tangki. Selain mempertahankan tangki orisinil, sang modifikator menggunakan media tanah liat untuk proses pengemalan fiberglass.

"Untuk mengejar bentuk tangki ala KTM RC8, tangki asli masih terpasang bro. Proses penggambotannya ditambahkan serat fiber yang menggunakan media tanah untuk proses pengamalannya. Faktor fleksibel dan elastis yang memudahkan untuk membentuk desain yang diinginkan serta bisa dipakai ulang merupakan faktor utama mengapa saya memilih media tanah untuk proses pengemalan," beber Kang Ade.

Dengan begini gaya KTM RC8 kini melekat sudah pada motor pabrikan berlambang Garputala ini. Siap jalan.... (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Corsa 100/70-17
Ban belakang: Corsa 130/70-17
Pelek: Power
Setang: Ride it
Headlamp: Honda Karisma
Stoplamp: Custom

Modif Kaisar Ruby, 2010

Modif Kaisar Ruby, 2010 (Tangerang)

Kaisar Ruby, Tunggangan The Terminator


Ingat film Terminator 2 yang dibintangi Arnold Schwarzenegger? Di situ sang robot masa depan harus melindungi seorang anak dari ancaman pembunuhan robot saingannya. Bagi bikers, jalan ceritanya mungkin enggak begitu menarik. Tapi, tunggangannya itu yang bikin kesemsem. Varian baru saat itu, H-D Fatboy! 

 Walau masih  bergaya bagger dan sangat full dressed,  bentuk Fatboy bikin kita kagum. Ban gendut depan-belakang mengingatkan pada era bobber. Yap, bisa dibilang bobber modern. “Mungkin itulah yang diinginkan Bro Irfan untuk motornya ini,” buka Moch. Rifai alias Pe’I, builder dari Pei Custom, di Kunciran, Tangerang.

Lewat dana full Rp 15 juta, Pei dapat kepercayaan merombak Kaisar Ruby milik Irfan. Namun di sini Pei harus berhati-hati. Dimensi motor  250  cc ini  jauh lebih kecil dari H-D Fatboy. Mengejar bentuknya harus menyesuaikan dimensi agar mesin enggak tertelan alias kedodoran.

”Dimensi mesin enggak masalah kok, tinggal disesuaikan saja. Bahan Kaisar Rubby sudah pas untuk motor cruiser cc kecil. Pijakan kaki paddle pad, tangki besar lengkap dengan spidometer, ukuran T atas-bawah lebar dan wheelbase mumpuni. Apalagi mesinnya V-twin,” jelas Pei lagi.

Mengejar bentukan Fatboy, tim mereka perlu melakukan beberapa ubahan. Struktur sasis  gak diganggu gugat. ”Semua asli Ruby,” jelasnya. Di bagian depan, sok asli Ruby enggak boleh dibiarkan telanjang. Khasnya Fatboy, sok depan itu lebih besar, makanya Pei Custom membuat pelat untuk menutupi sok sekaligus buat dudukan lampu depan yang relatif besar dari stok motor gede.

Setang bullhorned tentunya juga jadi keharusan. Makanya ia sengaja memilih setang stock H-D untuk keperluan ini.

Lanjut ke belakang, tangki asli tetap dibiarkan. Untuk mengisi otot ala Fatboy, ia pasang engine guard kiri-kanan dan merancang desain knalpot hand made yang menyerupai desain motor yang diidamkan Irfan.  Tentu enggak sampai di situ, aksi hand made mereka berlanjut lewat desain  sepatbor depan-belakang.  Seperti chopper dan detail bagai painting ala lidah api dilakoni.

“Handlingnya  enak Bro, walau  bodi ala Fatboy, riding sangat ringan. Enak untuk daily riding di kota ataupun turing,” jelas Pei lagi. Sip dah!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek depan : 3,5x16
Pelek belakang: 5,0x16
Ban depan: Avon 120/80-16
Ban belakang : Avon 160/90-16
Lampu: Stock H-D & V-ixion

Modif Suzuki Thunder 250

Modif Suzuki Thunder 250, 2005 (Denpasar)

Suzuki Thunder 250, Hot Rod Ideal


Aliran hot rod bisa dikatakan salah satu gaya modifikasi yang mendunia. Di komunitas matic saja konsep ini bisa diadaptasi. Apalagi di motor tipe sport seperti Thunder 250 ini. Sudah pasti bisa banget dan lebih mudah mendapatkan desain sesuai dengan yang ada di negara asalnya sana. 

Apalagi desain dan ukuran mesin Thunder yang cukup besar, jadinya aliran hot rod tepat diterap. "Karena itu harus mengutamakan kelir hitam dengan sedikit saja motif airbrush di beberapa bagian bodi," kata Putu Ajus Mulawarman dari Auto Motor Sport (AMS) di Sanur, Bali. Warna yang tepat juga dengan edisi 666 ini.

Selain warna, tentu saja ada hal yang harus dipenuhi. "Terutama urusan rangka, karena yang namanya hot rod itu beda banget dengan standarnya Thunder 250," kata Ajus.

Dia membuat rangka baru menggunakan pipa berdiameter 1 inci. Khusus untuk belakang atau posisi jok desainnya cukup aneh. Melengkung sehingga posisi duduk lebih turun.

"Bentuk rangka yang melengkung itu tujuannya agar motor terlihat lebih ceper sehingga konsep hot rod tadi semakin dapat," kata lajang 24 tahun ini. Memang jika kita berpatokan ke modifikasi mobil sebagai yang pertama memperkenalkan hot rod, modifikasinya memang harus ceper.

Selain unik dari rangkanya, desain tangki juga tak biasa. Tidak terlalu besar. "Kalau di Bali ini disebutnya model kumbang. Untuk membuat seperti ini tidak gampang, lho," bangganya.

Hal itu karena di sisi kiri dan kanannya agak sedikit ke dalam. Sehingga perlu dibuat lekukan di bagian ini. Begitu juga bentuk tutup tangkinya. Ini seakan menjadi ciri khusus yang hanya ada di motor ini. Hal itu bisa terjadi karena ini merupakan produk hand made dan hanya dibuat 1 unit saja. Beda kalau misalnya mengandalkan produk variasi yang pasaran.

Selain menyisakan mesin, ternyata ada satu komponen yang masih original. Yaitu sok depan. "Tapi, tentu saja sudutnya diubah. Sekarang sok terlihat lebih tidur, tidak berdiri lagi sehingga semakin harmonis," tutup pemilik bengkel di Jl. Tandakan, No. 2, Sanur, Bali ini.  

Pelek Belang
Hal lain yang perlu dicermati di modifikasi ini adalah ukuran peleknya. Baik lebar telapak maupun lingkar diameternya. Itu memang disengaja oleh Ajus.

"Pelek belakang dibuat dengan ukuran lebar 6 inci dan lingkarnya 17 inci," kata Ajus. Pelek lebar seperti ini juga semacam syarat untuk tampil bergaya hot rod.

Sementara itu untuk roda depan menggunakan ring 18 inci. Peleknya juga tidak terllau lebar, hanya 2,5 inci saja. Demi menunjang harmonisasi, maka pelek ini menggunakan jari-jari rapat atau 72. Selain itu semuanya juga dicat merah supaya kontras dengan bodi yang hitam.  (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Pelek depan: Champ
Ban depan: Swallow 120/70-18
Pelek belakang: Custom 6 x 17 inci
Ban belakang: Bridgestone 190/55-17
AMS: 0857-3824-9700

Modif Honda Astrea

Modif Honda Astrea, 1983 (Banjarnegara)

Honda Astrea 800, Gabungan Dua Konsep


Agit Giri Prihanto asal Banjarnegara, Jawa Tengah, coba modif Honda Astrea 800 dengan cita rasa tinggi. Walau secara dimensi membingungkan, tapi tetap punya konsep yang masuk akal. 

"Konsep awal sebenarnya bikin minimoto, soalnya mau dipakai anak sekolah SD. Kepalang tanggung, sekalian dikasih sentuhan street fighter agar makin bagus," buka owner sekaligus pemilik Vega Motor (VM), Banjarnegara itu.  

Memadukan dua konsep, pengerjaan harus sitematis. Contohnya, "Harus aplikasi kaki-kaki pendek dulu. Sebab mengarah ke minimoto," cuap modifikator beken disapa Agit ini.

Makanya sok depan pakai lungsuran Honda GL-Pro. Tentu harus ada penyesuaian. Seperti dimensi tinggi ajrutan dipotong 15 cm. "Termasuk bagian daleman ikut diubah, sebab kapasitas angkutnya juga enteng karena dipakai anak-anak. Per dipotong dan oli dikurangi 25 cc," jelas modifikator beralamat di Jl. Raya Tapen No. 15, Tapen, Wanadadi, Banjarnegara itu.

Bagian buritan sedikit rumit, sebab ayah tiga putra ini enggak ingin tampilan biasa. "Bikin sendiri mono arm belakang, sudut dan dimensi yang harus mengecil sedikit repot dalam bagian konstruksi. Untuk sudut sok belakang meniru konstruksi Jupiter MX. Makanya redaman belakang stabil, sebab pakai sok belakang MX juga," yakin pria humoris ini.

Sebagai komponen sasis baru, Agit memakai pipa kotak untuk dudukan belakang centre back bone. Sasis ini nyambung dengan tulang baru dari bagian depan rangka underbone asli. "Termasuk konstruksi tangki juga diubah, sebab aslinya terlalu tinggi. Makannya dipindah pada tulang underbone," urai builder yang bengkelnya tengah banyak konsumen ini.


Pola street fighter tentu sangat kentara pada bodi, sebab Agit mengambil konsep ala WJS yang pendek pada bagian buritan. Makanya, walaupun sadel muat untuk dua anak kecil, namun bodi terasa lebih pendek dengan jok yang juga ikutan maju.

Pola bentuk bodi juga terlihat dinamis, seperti buntut yang senada bagian tengah dan tangki. Bukan itu saja, aroma ala street fighter sangat menonjol dengan ornamen sasis teralis dan juga kondom sokbreker depan ala upside down.

Jadinya, dengan penggabungan dua aliran seperti ini bisa saja Agit akan membuat sebuah tren modifikasi baru. Akankah booming di 2012?  

Kereasi Dari Limbahan
Bukan limbah mode apalagi moge tentunya, tapi limbah motor yang banyak berseliweran di pasar lokal. Contohnya aplikasi lampu depan. Ini benar-benar limbah alias sampah.  "Saya buat dari spidometer bekas Yamaha V-ixion, cuma dipreteli dan pakai bohlam sesuai kapasitas lampu depan," kekeh modifikator kreatif ini. Wah, ini sungguh suatu trik yang belum ada sebelumnya.

Termasuk radiator palsu dari komponen bekas, kalau yang ini fungsinya sebagai penghalang angin agar tidak langsung menabrak karburator. Jurus pintar seperti ini tentu saja juga akan menekan ongkos produksi. Murah tapi tetap menarik dan kreatif! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Corsa 100/80-14
Ban belakang: Swallow 130/70-14
Pelek depan: Mio
Pelek belakang: Custom mobil
Stopm lamp: Variasi LED
Knalpot: Mio
Setang: Posh
VM: 0813-2705-5999

Modif Bajaj Pulsar 200

Modif Bajaj Pulsar 200, 2008 (Jakarta)

Bajaj Pulsar 200, Seolah-Olah 1000 cc


Tampilan full hitam itu memang sangar. Seolah-olah motor terlihat misterius dan penuh rahasia. Apalagi jika tampilan sudah tak biasa. Jauh meninggalkan bentuk aslinya. Seperti Bajaj Pulsar yang berhasil tampil misterius layaknya moge 1.000 cc ini.

Pertanyaan pertama yang timbul saat melihat motor ini kenapa semuanya hitam? Tidak ada permainan kelir yang lain. "Pertama, hitam itu misteri, selain itu juga sesuai STNK," kata Supriadi, si pemilik motor.

Dia memang tidak tergoda memberi sedikti saja warna yang lain. Jika itu dilakukan, konsep total yang diinginkannya menjadi tidak terwujud. Adi memang tipe orang yang tak mau setengah-setengah.

Begitu juga saat membuat bodi motor. Dengan dibantu Nday dari Day's Custom di Pekayon, Bekasi, Adi membuat motor ini menjadi sangat jauh berbeda dari aslinya. Konsep Pulsar yang desainnya cukup diterima pasar itu malah dibuang sama sekali.

"Saya mengambil konsep dari BMW R1000, motor besar yang memang sudah lama saya impikan," kata warga Kreo, Ciledug, Tangerang ini. Hal ini bisa dilihat dari tampak depan, samping dan belakang.

Khususnya pada bentuk fairing. Adanya semacam sirip di sisi kiri dan kanan memang menjadi salah satu ciri utama motor asal Jerman itu. "Siripnya dibuat agak miring, terdapat 3 lubang angin. Pokoknya persis sama deh," kata pria yang rajin nge-gym ini.

Begitu juga dengan bentuk buritan. Dibuat lebih lebar namun cukup tipis. "Juga tetap mempertahankan jok buat boncenger," tambah pria yang berdinas di kesatuan Brimob ini. Tapi, apakah nyaman atau tidak jok belakang tadi? Masih meragukan. Semua bagian bodi itu dibuat menggunakan fiber.

Bentuk lengan ayun juga persis seperti moge yang menjadi acuan tadi. Melengkung dengan ukuran yang cukup tebal.  Dan hasilnya Adi puas karena konsep yang diinginkan terwujud. Tapi, kok malah ingin dijual, Bro?

Engine Hanya Dicolek
Sadar kalau bodi sekarang sudah besar. Yang dikhawatirkan akan membuat tarikan motor menurun, maka Adi juga melakukan sedikit pembenahan di wilayah mesin. "Istilahnya sih cuma dicolek doang, belum total atau bore up segala," katanya.

Adi melakukan porting polish supaya tenaga motor lebih berisi. "Selain itu kampas kopling juga diganti dengan punya Ninja RR," cerita pria 24 tahun ini.

Dengan kampas kopling Ninja seperti ini, dia merasa kalau pada setiap perpindahan gigi motor lebih kuat dan bertenaga. Selain itu karena sudah ada korekan seperti ini, pria berkulit bersih ini lebih yakin dengan menggunakan knalpot custom.   (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Pelek: Power
Ban depan : Bridgestone 120/70-17
Ban belakang : Bridgestone 150/70-17
Head lamp: HID
Disc brake: KTC

Wednesday, November 30, 2011

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus: Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type.
Modif Yamaha Mio, 2007 (Tangerang)

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus


Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type.

Padahal D type biasa dipakai di lubang buang. Maksudknya untuk menghindari terjadinya turbulensi gas buang. Tapi, oleh Ipunx Motor malah diaplikasi di lubang isap. Kok bisa ya?mio gt loh.

Lubang isap dibuat seperti huruf D. Bagian yang melengkung posisinya menghadap blok silinder. Sementara bagian yang lurus menghadap tutup klep. Lebih jelas silakan lihat gambar.

Besar lubang isap jadi susah dilakukan pengukuran. “Pokoknya sekitar 28 mm,” jelas Ipunx Purnomo, mekanik Ipunx Motor yang markasnya masih di rumah saja.

Ukuran lubang in 28 mm, kata Ipunk berdasarkan pertimbangan. Pernah dibuat lebih besar. Tapi, malah tidak mau lari di rpm atas. “Meski trek yang dilalui hanya 500 meteran, tetap saja power atasnya diam,” jelas Ipunx.

Menggunakan lubang isap 28 mm juga berdasarkan pertimbangan penggunaan klep EE5. Katup isap dibuat 34 mm, sementara buangnya jadi 30 mm.

Sedangkan ruang bakarnya diseting membentuk dome. Rasio kompresinya dibikin cukup rendah. “Bermain di angka 12 : 1,” jelas Ipunx yang pengukuran kompresinya dilakukan oleh temannya itu.

Kompresi itu didapat dari penggunaan seher 69 mm. Sementara stroke atau langkah piston naik 6 mm dari standar. Berarti stroke sekarang jadi 63,9 mm.

Jadinya kapasitas silinder lumayan besar. Mencapai 238,8 mm, kalau digenapkan jadi 240 cc. Namun paking blok masih selembar kertas. Namanya juga kelas standaran.

Tapi, di Tangerang walaupun kelas standaran membebaskan karburator dan knalpot. Makanya Ipunx menggunakan Keihin PE 28 yang direamer jadi 30 mm. Tinggal pasang karena beli jadi buatan Thailand.
Begitupun knalpot, aplikasi dari Kawahara khusus drag. “Tipenya K1,” jelas Ipunx dari Taman Cibodas, Tangerang itu.

Satu lagi yang dibebaskan. Yaitu boleh menggunakan CDI racing. Ipunx pilih buatan BRT tipe Dualband kalau dipakai trek 500 meteran.

Seher Forging

Pilihan seher diameter besar, sudah pasti Hi Speed Thailand banyak menyediakan. Variasi ukurannya juga lumayan banyak. Bukan hanya ukuran diameternya, tapi juga ukuran lubang pen sehernya.

Khusus di Yamaha Mio Ipunx Motor, menggunakan diameter 69 mm. Pen sehernya dipilih yang berukuran 15 mm. Supaya bisa langsung klop dengan lubang setang seher yang masih standar Mio.

Katanya seher buatan Hi Speed ini masuk kategori forged piston. Sehingga lebih kuat tapi juga ringan. Pas dengan karakter motor balap yang butuh part serba enteng. Namun harga di pasaran lumayan tinggi. Mencapai satu juta rupiah lebih.

Khusus untuk Mio Ipunx Motor, pinggir seher dibubut ulang. Supaya tidak mentok kepala silinder. Juga dibuatkan coakan untuk alur klep. Supaya tidak saling bertabrakan. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pilot/main-jet : 45/130
Roller : 10 gram Kawahara
Kampas CVT: Kawahara
Rasio: 16/40
Motor starter: Koso

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina: Yamaha Scorpio memang pas dimodifikasi jadi bergaya street tracker. Hasilnya ridiable dan cocok dipakai ke segala medan. Seperti besutan Exa asal Bogor ini. Apalagi garapannya mirip hasil modifikasi Deus Ex Machina asal Bali. Mantab, Bro!
Modif Yamaha Scorpio Z, 2006 (Bogor)

Yamaha Scorpio Z, Terinspirasi Deus EX Machina


Yamaha Scorpio memang pas dimodifikasi jadi bergaya street tracker. Hasilnya ridiable dan cocok dipakai ke segala medan. Seperti besutan Exa asal Bogor ini. Apalagi garapannya mirip hasil modifikasi Deus Ex Machina asal Bali. Mantab, Bro!


Modifiksinya simpel scorpio yamaha tanpa harus mengubah banyak rangka asli motor yamaha. Untuk sasis, Exa hanya potong 5 cm sub frame biar areal belakang lebih ringkas.

Seluruh bodi ditanggalkan. Tangki pun sudah berubah bentuk jadi lebih slim dengan menganut desain trail zaman dulu.

Biar eye cathing, rangka scorpion tidak lagi mengandalkan kelir hitam, pilih yang lebih ngejreng yaitu merah. “Ubahan simpel seperti ini cocoknya pakai kelir cerah,” urai Exa yang memadukan dengan kelir silver gelap untuk tangkinya.

Sementara buat bodi tengah agar tidak terlihat telanjang, frame ditutup cover yamaha scorpio kecil. Dimensinya tidak menutupi seluruh bodi tengah, hanya bagian atas saja yang tertutup cover. Jadi, dudukan aki dan filter udara terlindung dari debu dan panas matahari.

Untuk kaki-kaki, mengandalkan pelek 17 inci dengan tapak yang cukup lebar. “Biar terlihat garang, pelek disemprot hitam doff,” jelas Exa yang masih percaya setang asli Scorpio ini.
Lalu, pelek gelap dipadukan dengan ban yang kasar kembangannya. Sangar! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 100/60-17
Ban belakang : Swallow 120/70-17
Knalpot : Custom
Pelek belakang: Variasi
Lampu depan: Variasi

Tuesday, November 29, 2011

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali: Kondisi alam Bali yang indah membuat siapa saja ingin untuk menikmatinya. Tidak hanya menggoda pendatang, tapi penduduk aslinya pun masih belum puas untuk mengekploitas pesona alam pulau dewata ini.
Modif Yamaha Scorpio Z, 2008 (Denpasar)

Yamaha Scorpio Z, Cocok Untuk Alam Bali


Kondisi alam Bali yang indah membuat siapa saja ingin untuk menikmatinya. Tidak hanya menggoda pendatang, tapi penduduk aslinya pun masih belum puas untuk mengekploitas pesona alam pulau dewata ini. Hal itulah yang membuat Kadek Aditia harus rela merombak total Scorpio miliknya. Tujuannya puas berwisata di Bali.

"Bali itu tidak hanya seputar Kuta doang, masih banyak yang menarik. Misalnya Pecatu, Karang Asem, Gunung Agung dan lainnya. Untuk mencapai tempat-tempat tadi perlu motor yang mumpuni," katanya.

Supaya tidak pusing mencari bagian per bagian, rombakan yang dilakukan total menggunakan limbah KTM 250. "Mulai dari kaki-kaki sampai cover bodi, semuanya asli KTM," kata Adhi dari Personal Custom Painting (PCT) yang dapat proyek memodifikasi Scorpio ini.


Ada plus-minusnya melakukan modifikasi seperti ini. Sisi positifnya enggak perlu repot lagi mencari bagian per bagian itu. "Sebab ini copotan utuh dari 1 motor, tinggal memanfatkan rangka dan mesin Scorpio saja," kata pria bertubuh tegap ini.

Sedangkan sisi minusnya adalah kurangnya unsur custom. Artinya tingkat kesulitan tidak terlalu tinggi. Meskipun begitu, KTM rasa Scorpio ini tetap menarik dan mumpuni. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek: Excel
Ban depan : Kenda 300-21
ban belakang: Kenda 110/80-18
Swing arm: KTM 250
Bodi: KTM 250
Knalpot: FMF
Setang: Acerbis
PCP: 0818-0533-2999

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos: Modif Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan Jafet Elvivan mengacu pada motor sport yang menyerupai moge. Katanya cocok dengan bodi dan mesin Ninja 250R yang awalnya memang sudah gambot.
Modif Ninja 250R, 2009 (Sumedang)

Kawasaki Ninja 250R, Simpanan Bos


Modif Kawasaki Ninja 250R yang diinginkan Jafet Elvivan mengacu pada motor sport yang menyerupai moge. Katanya cocok dengan bodi dan mesin Ninja 250R yang awalnya memang sudah gambot.

Dalam modifikasi, tidak mau merusak bodi dan sasis aslinya. “Beli satu set bodi kit yang desainnya memang tinggal klop dipasang. Dudukannya sudah cocok dengan sasis Ninja 250R,“ ungkap ayah satu anak yang mengerjakan sendiri modif motor kesayangan ini.

Pilihan bodi kit jatuh pada racikan Adi Siwe, juragan Lent Automodified from Probolinggo, Jawa Timur. Menurutnya, konsep yang diusung cocok dan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan motor Ninja 250R nya. Ditambah desain yang inovatif serta hasil rapi jali.

Dalam pemasangan, terlihat sangat hati-hati. “Agar hasilnya bisa pas dan klop, tak ada bodi yang terlihat renggang,” jelas pria beken disapa Apey ini.

Guna menunjang tampilan luar, turut pula pasang variasi pendukung. Sektor footstep diaplikasi dari produk Bikers yang dianggap pas dengan teknologi modern. Saluran pelepas gas buang juga makin terlihat gahar sesuai dengan suaranya dari produk Nojima Fasarm.
Untuk unsur karbon diwakili pada deltabox. Diorder langsung dari Tony yang katanya bos Carbon Tech, Jakarta itu. Tony dan kakaknya sudah terkenal sebagai pelapis motif karbon di bodi kit ninja 250 R.

Namun setelah pasang bodi kit dan variasi penunjang, dirasa kaki-kaki kelihatan ceking. Cara paling mudah pasang sokbreker yang besar. Cocoknya aplikasi upside down.

Bahkan supaya terlihat harmonis, kaki belakang juga dibesarkan. Akhirnya seperangkat upside down berikut swing arm dari limbah moge GSX-R600 dipasang. Ini diperoleh dari Ariawan Wijaya, juragan toko variasi BMS, Jakarta. Lantas dipasang berikut dobel cakram guna menambah kesan padat di kaki-kaki.

Namun sayang, hasil maksimal hanya jadi simpanan! Dibiarkan ngejogrog di garasi rumah. Apey sibuk mengelola RM Alam Sari di Cimayor, Sumedang, Jawa Barat. Wah, boleh mampir dong. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang : Tomaseli
Spidometer : Koso RX2N
Voltmeter : Auto Gauge
Cakram : Delkovic
Deltabox: Fiberglass dicarbon

Monday, November 28, 2011

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner: Casey Stoner boleh saja menjadi juara dunia MotoGP 2011 bersama Honda. Tapi, ternyata doi menyimpan Ninja 250R di Indonesia. Beneran? Jangan panik dulu Bro, ini hanya sebuah cerita dibalik ubahan Ninja milik Budi Susanto ini.
Modif Kawasaki Ninja 250R, 2009 (Jakarta)

Kawasaki Ninja 250R, Ninjanya Stoner


Casey Stoner boleh saja menjadi juara dunia MotoGP 2011 bersama Honda. Tapi, ternyata doi menyimpan Ninja 250R di Indonesia. Beneran? Jangan panik dulu Bro, ini hanya sebuah cerita dibalik ubahan Ninja milik Budi Susanto ini.

Hal itu karena grafis yang dipakai adalah motif Stoner saat masih bersama LCR Honda. lengkap dengan nomor 27 di bagian buritan. "Hal ini juga mengikuti helm saya yang memang replikanya Stoner," kata Budi.

Tapi, tentu saja kalau grafis doang nggak asyik. Masak juara dunia pakai motor 250 cc. "Akhirnya dimodifikasi supaya terlihat lebih besar sehingga cocok menjadi motornya juara dunia," timpal Shen-Shen dari Artisis Custom (AC) yang melakukan seluruh ubahan.

Pilihannya adalah menggunakan kaki-kaki full Kawasaki ZX-10R. Apa sebab? "Karena ini merupakan limbah Kawasaki, jadinya enggak silang dengan merek motor lain," lanjut modifikator berambut cepak ini.

Selain itu ternyata inilah limbah yang paling gampang dipasang di Ninja 250R. "Tak banyak ubahan, hanya perlu memperbesar lubang as di sasis Ninja untuk pegangan arm," jelas pemilik bengkel di Jl. V No. 3, Teluk Gong, Jakarta Utara ini.

Lubang as arm di sasis Ninja dibubut atau sampai 1,2 milimeter. Setelah itu arm ZX-10R bisa dipasang di rangka Ninja 250R. Memang arm ini sedikit lebih panjang dibandingkan standarnya, tapi itu tidak jadi masalah. Malah memberi keuntungan lain.

"Sebab dengan arm yang lebih panjang dan besar ini membuat bisa berkreasi untuk mendesain bodinya," cerita Shen-Shen lagi yang memilih membuat bodi custom full fiber ini.

Tentu saja konsepnya masih full fairing. Bodi baru yang besar ini murni desainnya, namun sedikit meniru Yamaha R6. "Tapi, hanya di belakang saja, wajarlah kalau mirip moge benaran," kilah modifikator ramah ini. Mantap!

Spion Tambahan
Bagi pengguna Ninja 250R ada sedikit kendala saat harus selap-selip di tengah kemacetan Jakarta. Tak jarang kaca spion yang nempel di bagian fairing depan bersenggolan dengan mobil atau motor lain. Solusinya spion tadi ditekuk. Tapi, kan jadi enggak bisa lihat belakang dong?

Nah, untuk mengatasi masalah ini, Budi kasih solusi menarik. "Saya pasang spion cembung yang dipasang di tengah-tengah visor. Fungsinya sama dan hasilnya cukup untuk melihat ke belakang," kata anggota Ninja 250 West Chapter ini.

Jika sudah dipasang seperti ini, dua batang spion di bagian depan tadi bisa ditekuk. Tapi, omong-omong kalau ada razia kira-kira Pak Polisi paham enggak ya dengan spion seperti ini? (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek: Kawasaki ZX 1000
Ban depan : Metzeler 120/70-17 Ban belakang : Metzeler 180/70-17
Upside down: ZX-10R
Caliper: Tokico
Knalpot: Gorila
Slang rem: Hel
Disc brake: ZX-10R
Cat: Sikkens
AC: 0813-8010-3232

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!: Keinginan Agus Wiryanto buat miliki pacuan bertampang supermoto, kini terpenuhi sudah! Yamaha Scorpio lansiran 2006 miliknya, berganti tampilan menjadi Aprilia SMV 750 Dorsoduro.
Modif Yamaha Scorpio, 2006 (Depok)

Yamaha Scorpio, Ini Loh Replika Dorsoduro!


Keinginan Agus Wiryanto buat miliki pacuan bertampang supermoto, kini terpenuhi sudah! Yamaha Scorpio lansiran 2006 miliknya, berganti tampilan menjadi Aprilia SMV 750 Dorsoduro. Malah, anaknya yang bernama Tri Laksono pun ikut menikmati hasilnya.

Karya yang dibuat Wardoyo dan teman tandemnya Herry Saifuloh ini, terkesan sempurna. “Proses penggarapan hanya memakan waktu 1 bulan. Mungkin karena semua part dan pemilik mendukung, hasil modif jadi lebih maksimal,” jelas Wardoyo selaku pemilik workshop G2C.

Demi ubahan supermoto, frame si ‘Kalajengking’ hanya disisakan komstir, rangka tengah dan dudukan engine. Sub frame, disikat habis. Sebagai gantinya, sub frame hingga sasis tiruan tubular di sisi kiri-kanan dibuat ulang.

Pakai pipa 1/2 inci, belulang layaknya teralis kini memberi kesan lebih. Frame alias sasis, tampil dominan. Apalagi dikombinasi rangka yang menyerupai deltabox di bagian bawahnya. Paduan sempurna untuk dukung tampilan. “Down tube sengaja tidak dibuang. Agar mesin tetap terpasang sempurna,” buka Wardoyo.

Demi mempermudah ketika harus servis engine, sasis sisi kanan bisa dibuat knock down. Baut pengunci yang ada di sisi atas dan bawah-belakang, tinggal dilepas. Jadi, enggak ngerepotin tuh!

Sasis, didukung lekuk bodi mewah. Bodi Dorsoduro yang supermoto sporty dimainkan lewat cover buatan dari pelat galvanis. “Pelat pakai ukuran 0,8 mm. Selain kuat, juga masih tergolong ringan,” kata modifikator 28 tahun yang memang gape tekuk pelat ini.

Begitu juga buat tampilan kedok depan. Lewat permainan pelat, lampu depan projector berkesan mewah juga sporty. Tapi, sebenarnya desain lampu depan ini tak aplikasi model Dorsoduro, lho. Melainkan milik BMW Supermoto. Sedang lampu belakang, dipilih dari Yamaha Mio Soul. Desainnya yang lancip, mendekati stop lamp Dorsoduro.

Urusan detail juga menjadi perhatian G2C. Saluran buang dari engine Scorpio, dibuat lebih sporty berkat dua silencer yang keluar dari sepatbor belakang. Posisi peredam kejut dibuat sama. Monosok diambil dari Honda CBR1000RR.

Tak perlu pakai unitrack, dudukan ambil bagian di arm Suzuki GSX-R1000 model lama. Arm juga dibuat mirip aslinya supermoto Italia itu. “Dicustom pakai pelat galvanis 0,8 mm agar sama dengan Dorsoduro” aku builder satu anak itu. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Bridgestone 120/70-17
Ban belakang : Bridgestone 180/50-17
Rem : Suzuki GSX-R 750
Setang : Renthal
G2C : (021) 464-27753

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?: Jauh-jauh dari Sumatera Utara, Bendry kirim Yamaha Scorpio Z buat dimodifikasi. Pilihannya jatuh pada Dave Motor Concept yang workshopnya baru saja pindah ke Rangkepan Jaya, Depok, Jawa Barat.
Modif Yamaha Scorpio Z, 2007 (Riau)

Yamaha Scorpio, Bergaya Suzuki GSX-R750?


Jauh-jauh dari Sumatera Utara, Bendry kirim Yamaha Scorpio Z buat dimodifikasi. Pilihannya jatuh pada Dave Motor Concept yang workshopnya baru saja pindah ke Rangkepan Jaya, Depok, Jawa Barat.

Tentu Bendry punya alasan khusus memodif yamaha Scorpio. “Karena hasil modifikasi Dave Motor Concept punya ciri khusus yamaha, dimensi motor jadi slim dan cocok dipakai buat harian,” ujar Bendry yang tinggal di Duri, Riau itu.

Mengandalkan desain bodi Suzuki GSX-R750 2009, seluruh bodi standar Yamaha Scorpio Z ditanggalkan. “Rangka yang tersisa hanya bagian depan yang mengikat mesin. Sub frame juga sudah berubah total dari scorpio biasa menjadi yamaha modif joss,” jelas Wanto, builder Dave Motor Concept.

Meskipun pakai basic Yamaha, namun Bendry sengaja pilih konsep bodi dari Suzuki. “Tarikan garis pada bodinya menyiratkan besutan sport dinamis dan lampu depan modelnya futuristik,” lanjut Bendry beralasan.
Proses pembentukan bodi scorpio membutuhkan waktu sedikit lebih panjang, pasalnya Dave Motor Concept memang spesialis andalkan pelat besi. “Butuh 2 bulan buat mengolah besutan ini sampai bisa dipakai riding,” jujur Wanto yang asli wong Tegal itu.

Ini lantaran areal bodi meliputi fairing, tangki dan bagian tengah detailnya penuh tekukan. Butuh pengerjaan lebih teliti buat ngemalnya agar lekukan bodi kanan dan kiri sama. Untungnya Wanto sudah terlatih dan piawai soal ilmu tekuk pelat besi untuk modif yamahanya.

Model bodi belakang dibuat mirip GSX-R750, detailnya dibuat meruncing dan agak pipih untuk scorpionnya.Untuk tempat duduk mengandalkan jok single sitter. “Request dari pemiliknya untuk dipakai sendiri. Jadi enggak perlu jok boncenger,” urai Wanto.

Biar bagian depan fairing mirip GSX, head lamp mengandalkan copotan Suzuki Satria FU baru. “Desain dan modelnya memang mirip GSX-R750 2009,” jelas builder bertubuh ramping ini.

Sedangkan lekukan fairing depan agak dibuat sedikit berbeda dengan punya GSX. Tidak tidak dilengkapi lubang airscoop pada kanan dan kiri samping head lamp. Untuk mengejar fairing depan yang tidak dibuat lebar, jadinya dimensi fairing tidak terlalu gambot.
Pemilihan kelir pastinya sangat mempengaruhi performa hasil dari modifikasi besutan ini. Gaya elegan sengaja dipilih dengan mengandalkan kelir putih. Makin pas setelah berpadu dengan warna silverstone yang dipasang pada bagian bodi tengah yamahanya.

Untuk kaki-kaki pilihan tepat jatuh pada kelir gold yang menutupi kedua bagian pelek. Warna gold juga diselaraskan dengan detail upside down depan yang masih mengandalkan produk variasi yamaha.

"Saya enggak mau pakai striping. Khawatir nantinya malah terlalu ramai," tutup Wanto yang asalnya bermarkas di Sawangan, Depok, Jawa Barat itu. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/70-17
Ban belakang : FDR 120/70-17
Knalpot : Custom G2C
Pelek belakang: Variasi 4,5x17
Dave Motor Concept: (021) 68447990

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!: Suzuki Satria 120 milik Alief Zulkarnaen ini, sulit cari lawan juga. Apalagi, cari lawan setimpal alias pacuan dari tipe yang sama. Katanya berkat ramuan rasio kompresi Satria lansiran 2001 ini bermain di angka 8,2 : 1!
Modif Suzuki Satria 120, 2001 (Jakarta)

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!


Suzuki Satria 120 milik Alief Zulkarnaen ini, sulit cari lawan juga. Apalagi, cari lawan setimpal alias pacuan dari tipe yang sama untuk satria. Tentu buat main di trek lurus malam hari. Katanya berkat ramuan rasio kompresi Satria lansiran 2001 ini bermain di angka 8,2 : 1!

“Mungkin karena sering lawan motor sport seperti Ninja dan RX-King, akhirnya jadi susah cari lawan. Minder kali ya,” ujar Ocha, panggilan akrab Alief. Selain itu, mungkin karena ada nama besar salah satu mekanik ternama dibalik layar untuk suzuki.

Yup! Pacuan yang aplikasi kelir krom ini diracik Hardi yang punya nama besar di dunia balap tanah air. “Sebenarnya kalau dibilang istimewa, gak ada yang istimewa. Magnet aja masih standar kok,” aku tunner karib disapa Kampret itu.

Soal kompresi satrianya yang main di 8,2 : 1, itu tercipta karena aplikasi piston Suzuki RGR oversize 150. So, kini liner Satria dijejali penggebuk ruang bakar diameter 61,5 mm. Tapi, karena posisi pen piston RGR lebih tinggi, paking blok pakai bahan aluminium tebal 3 mm. Jadi, tak resiko piston bakal mentok kepala silinder.

Untuk mencapai kompresi yang diinginkan, kepala silinder ikut dipapas 3 mm. Lalu, kemiringan squish dibuat jadi 10Âş dan lebarnya 13,5 mm. Lewat kompresi dan squish yang lebar ini, power motor pun keluar sejak putaran bawah atawa start suzuki satria ini.
Kompresi segitu juga didapat dari silinder blok ikut disentuh tangan dingin Kampret. Tinggi lubang exhaust yang menjadi penentu korekan di pacuan dua nada joss buat satria, dibuat jadi 25 mm. Sedang lebarnya dipatok 38 mm. Hasil papasan bor tunner pun seakan membentuk kipas.

Selain lubang exhaust, lubang transfer juga ikut diperbesar. “Tapi, diperbesar karena pakai reed valve Yamaha RX-Z. Jadi, besarnya lubang harus mengikuti,” alasan mekanik dua zaman ini.

Alasan lain pakai katup buluh RX-Z, karena tak terlalu keras layaknya V-Force. So, lubang intake dipapas 3 mm agar masuk sempurna. Ya, sisi kanan 1,5 mm dan sisi kiri 1,5 mm.

Dukungan pengapian juga tergolong biasa saja. Selain magnet yang standar, koil pun hanya aplikasi milik Yamaha YZ125. Lalu, CDI aplikasi Kawasaki Ninja 150. "Pernah coba entengin magnet dan balancer, torsi hilang," tutup Kampret.

Nah, sekarang sudah dibuka nih rahasia dapur pacu Satria yang dipacu Danny di trek 500 meter. Kalau ada yang ingin ‘ngelamar’, Ocha pun siap menerima.

Ada yang minat?
Dari 800 Meter Jadi 500 Meter
Jika sebelumnya main di 800 meter, kini Suzuki Satria 120R ini ikuti panjang trek yang sedang digemari pemacu balap lurus malam hari. Yaitu, 500 meter.

Ubahan rasio juga hanya bermain di gigi I dan IV. Buat gigi I, pakai kombinasi 13/28 mata dan gigi IV di 23/20 mata. Malah menurut Kampret, lebih enak lagi kalau pakai Satria yang 5 Speed.

Karburator ikut menyesuaikan. Jika sebelumnya pakai Keihin PWK28, kini Mikuni TM28. “Ketika pakai PWK, power kurang keluar. Tapi, setelah pakai TM, terasa jauh lebih enak. Mungkin karena venturi lebih besar,” kata Kampret yang enggak bisa terbang itu. He..he..he... (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Knalpot : Custom by Bokir
Stabilizer : Kitaco
Ocha : (021) 950-30381

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber: Tom saksono dari Psycho Custom Bekasi, berhasil memadukan bobber dan chopper ol skool. Seperti saat menangani Yamaha Scorpio milik Hendra Hakim dari Jakarta ini.
Modif Yamaha Scorpio, 2008 (Bekasi)

Yamaha Scorpio, Chopper Ol Skool Gaya Ban Bobber


Tom saksono dari Psycho Custom Bekasi, berhasil memadukan bobber dan chopper ol skool. Seperti saat menangani Yamaha Scorpio milik Hendra Hakim dari Jakarta ini.

Untuk customnya, pertama disasar memperkuat konsep chopper dulu. Yang dimanfaatkan hanya mesin Scorpio. Rangkanya dirancang ulang jenis hardtail sebagaimana kebanyakan chopper.

Walau nggak begitu padat, karya Tom mengingatkan ke Style New Yorker. Gaya ini biasa diterap almarhum Indian Larry dari Gasoline Alley, atau nama bengkel setelah kematiannya, Indian Lary Legacy.

Gaya-gaya ini sangat dekat dengan traditional choppers. Cirinya rake standar, raiser pendek dan setang ape hanger yang menyerupai tanduk devils, yakni gaya curva relatif tinggi.

Di bagian depan juga semua dibuat padat dan berotot. “Sok dipilih milik Suzuki Bandit 400, lampu depan konvensional bulat variasi moge dan sepatbor minimalis agar motor tampil elegan,” buka Tom yang karyanya agak dekat dengan selera builder dunia semisal Cyeril Huze atau Harold Pontarelli.
Gaya choppers bernuansa jadul dilakoninya dengan down tube dobel yang dekat dengan selera chopper Amerika. Tom tidak merapatkan wilayah ini seperti karya sebelumnya yang bercirikan skandinavian. “Semuanya mendekati bob-chop, karena pilihan ukuran ban di depan dan belakang sama, yaitu 16 inci,” ungkapnya lagi. Yap, pilihan ban inilah yang membuat gayanya bob-chop!

Setelah secara konsep sudah didapat, Tom tinggal menuntaskan sisi detail. Permainan list dari besi padat yang dikrom jadi daya tarik khusus. Lihat di sektor fender struts belakang. Chopper klasik dengan sissybar menjulang jadi andalan Tom kali ini.

Ia juga perlu modifikasi lagi agar ciri khas rumah modifikasinya nongol. Nggak cuma dibaut dari bawah sumbu roda ke atas, mereka menambahkan ornamen lagi dengan besi padat mengikuti lengkungan sepatbor ke tengah. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop H-D 16 inci
Ban belakang : Dunlop H-D 16 inci
Pelek: Hand made 16 inci
Lampu : Option
Psyho Custom: 0857-103-0000-4

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6: Alvin Agustinus total merombak Yamaha Scorpio Z miliknya. Meniru Yamaha YZF-R6 tapi bukan sekadar ganti baju jadi R6. Itu sih aspal, tampang luar doang yang R6, rangkanya enggak ikut dirombak. Tipu, wuuuuu....

Yamaha Scorpio Z, Total Meniru R6

Alvin Agustinus total merombak Yamaha Scorpio Z miliknya. Meniru Yamaha YZF-R6 tapi bukan sekadar ganti baju jadi R6. Itu sih aspal, tampang luar doang yang R6, rangkanya enggak ikut dirombak. Tipu, wuuuuu....

Berbeda dengan Alvin yang juga memangkas 2/3 bagian frame asli Scoprio. “Yang masih tersisa tulang pegangan mesin. Sisanya sudah dipotong dan dibikin baru lagi,” beber Alvin yang tinggal di kawasan Jingga Puspita, Bandung itu.

Artinya, backbone alias rangka di bawah tangki dan subframe sudah dibikin baru. Semua ini dilakoni untuk mengikuti desain bodi yang mengarah R6 sungguhan. “Karena kalau mempertahankan rangka asli terkendala tulang di bawah tangki, enggak bisa dipasang deltabox. Makanya, mesti dibikin baru,” jelas Alvin.
Buntut bisa disetel. Swing arm menyesuaikan panjang buritan
Mencoba mendekati desain rangka R6, subframe di bawah jok yang dianggap Alvin susah pengerjaannya. Sulitnya penggarapan rangka di bawah tempat duduk karena dibuat agak berbeda. Bukan seperti rangka di bawah jok umumnya. “Dibikin bisa disetel. Jadi, buntutnya bisa diset sampai nungging banget,” tutur Alvin yang berumur 31 tahun itu.

Subframe di bawah jok memanfaatkan pipa kotak dengan ketebalan hampir 3 mm. Berbeda dengan frame aslinya Scorpio yang menggunakan pipa bulat dengan ketebalan kurang dari 2,5 mm.
Untuk penyetelannya, tulang di bawah jok dibikin tiga lubang. Sebagai penguatnya ada pelat besi yang dilas untuk siku di bagian atas rangka tengah. “Buat penguncinya pakai baut L 14,” tutup Alvin.

Menyetelnya, tinggal pilih penempatan tulang belakangnya. Pindah-pindah saja lubang mana yang mau dipake. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Metzeller 120/70-17
Ban belakang : Metzeller 190/70-17
Sok depan : CBR400
Pelek depan : 3,00x17
Pelek belakang : 4,5x17
Knalpot : Yoshimura
Swing arm : Suzuki GSX-R600

Saturday, November 19, 2011

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi: Ilmu konstruksi tidak hanya dibutuhkan di bidang bangunan. Tapi, dalam merombak motor, konstruksi juga perlu diperhatikan. Mulai dari pemilihan bahan sampai kepada bentuk dan juga rancangbangunnya. Contoh Honda Tiger karya A-Team (AT) asal Jepara ini.
Modif Honda Tiger Revo, 2007 (Semarang)

Honda Tiger Revo, Fokus di Konstruksi

Ilmu konstruksi tidak hanya dibutuhkan di bidang bangunan. Tapi, dalam merombak motor, konstruksi juga perlu diperhatikan. Mulai dari pemilihan bahan sampai kepada bentuk dan juga rancangbangunnya. Contoh Honda Tiger karya A-Team (AT) asal Jepara ini.

Ciri konstruksi terlihat apik. "Harus lincah dan kuat dalam komponen kaki-kaki. Selain itu bodi juga punya bentuk ringkas dan simpel," buka Makin yang makin berkembang saja ilmu buildernya.

Silakan lirik pilihan peredam kejut depan custom ala upside down. Modelnya gak kegedean. "Jadi, selain konstruksi pas juga secara visual terlihat harmonis dengan desain bodi. Bodi gak kebanting kaki-kaki," jelas builder yang mangkal di daerah Pecangaan, Jepara ini.

Ajrutan depan khas seperti sok modern yang beken dipakai moge. Padahal, sok depan standar motor hanya dibuatkan cover agar menyerupai sok upside down. "Material juga cuma pipa 2,5 inci yang dibuat seukuran upside down GSX 750. Namun panjangnya disesuaikan dan diberi detail pada bagian segita atas-bawah sehingga mirip upside down aslinya," jelas modifikator ramah ini.

Nyambung juga dengan pelek variasi Kawasaki Ninja 250R yang punya dimensi lebar. "Selain tapaknya pas dengan bodi juga mesin aman. Gak terlalu berat bawa bodi yang lumayan bahenol ini," kekehnya. Termasuk swing arm belakang yang juga dikerjakan handmade dari pelat 5mm. Makin cantik dan pas.

Urusan bodi juga oke. Tangki custom dikasih sayap atau yang beken disebut shroud. "Sengaja tambahkan sayap biar bagian tengah makin berisi. Selain memang biar makin padat, juga agar lampu sein Honda Blade bisa nemplok sempurna di shroud tadi," timpal Mahendra, si empunya motor yang ikutan bersuara.

Finishing visual diramu dengan racikan kelir sederhana namun kuat dalam konsep. "Warnanya memang dipilih hitam kombinasi merah. Kesan kokoh dan besar ingin saya tonjolkan agar bodi kecil tadi terlihat besar," mantap Mahendra. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 110/70-17
Ban belakang: Michelin 190/50-17
Lampu depan: Satria F-150
Lampu belakang: Honda Revo
Sok belakang: NSR 150
Setang: Yamaha Byson
Knalpot: Custom
A-Team: 0813-2555-7254

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?: Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc. Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM) ini kerap menang.
Modif Yamaha Jupiter-Z, 2004 (Jakarta)

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?

Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc. Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM) ini kerap menang.

Bahkan dulu dikabarkan Suzuki Shogun 110 garapan Bontot tidak ada lawan dibilang pakai jampi-jampi. Dan sekarang, begitu Jupiter-Z ini langganan menang pun dibilang lantaran Dani Tilil pakai rompi dari ‘mbah dukun’. Edan kan?

Oh iya, kapasitas silinder melonjak jadi 230cc itu didapat dengan menaikkan stroke. Agar didapat stroke yang ekstrem, harus menggunakan setang piston mesin 2-tak. Alasannya karena conecting rod 2-tak punya big end kecil.

Sehingga dengan kecilnya big end, pin kruk as bisa digeser jauh posisinya. Untuk itu menggunakan setang piston RX-Z. Posisi pin geser 6mm, otomatis kenaikan stroke jadi 12mm.

Selain naik stroke, untuk meningkatkan kapasitas silinder ditempuh dengan cara bore up. Untuk bore atau diameter piston besar, pasang piston Honda Tiger 2000 oversize 300 dengan diameter 66,5mm.

Dengan begitu, kapasitas silinder bisa dihitung. Stroke standar 54mm naik 12mm, jadinya stroke total 66mm. Menguntungkan karena kondisi bore x stroke berakibat hampir square. Yaitu 66,5 x 66mm. Akhirnya kapasitas silinder jadi 229cc, kalau digenapkan, ya jadi 230cc.

Selain itu ditunjang karakter kem yang dipercaya lebih tangguh mulai dari rpm bawah hingga jarak 500 meter atau pada saat gigi top- speed. Makanya tidak ada jeda ataupun hilang tenaga ketika proses pindah gigi. Bentuknya mengarah ke bentuk profil bubungan yang lebih kurus juga tinggi.

“Lalu beda profil kem jarak 500 dengan 800 meter adalah di tinggi kem standar sama-sama dibikin naik 2mm alias tambah daging. Cuma untuk lebar pinggang, buat jarak 500 meter dibikin agak kurus dari standar. Kalau awalnya 26/21mm, kini dibikin jadi 28/17,5mm diukur pakai sigmat,” lanjut Robby.

"Jujur ini tantangan berat buat saya, karena baru pertama bikin mesin untuk trek pendek. Namun terbukti ubahan mesin untuk jarak 500 meter lebih sulit dibanding buat trek 800 meter ke atas, terutama soal setingannya. Saya pun sampai pusing untuk mendapatkan hasil maksimal lantaran fokus pada ubahan profil kem ini,” imbuh Bontot.

Untuk suplai gas bakar menggunakan karbu Suzuki Shogun Axelo 125 reamer 26mm dengan setingan spuyer 25/112,5. Maksimal diledakkan api busi yang diatur CDI standar Yamaha Crypton di ruang bakar yang pasang rasio kompresi 13,7 : 1.

“Tenaga sebesar itu, kini mesin dipercaya mampu memutar roda belakang yang tetap pasang rasio standar dengan final gir setingan 17/25. Itu khusus setingan buat jarak trek pendek atau 500 meter, lho,” ingat Robby.

Hasilnya seng ada lawan dan katanya memang terbukti. Sebab di pertengahan bulan puasa lalu, motor Jupiter-Z mengkalahkan rival terberat yang cukup disegani di seputaran Jakarta. Menurut Robby, saat itu motornya berjarak setengah tiang lebih di depan motor rivalnya yang bermerek sejenis.

Sayangnya setelah jadi jawara, tunggangan ini vakum dari dunia gemerlap eh, dunia malam lantaran tidak ada lagi lawan berat. "Katanya sih waktu itu ada yang mau ngebal atau main ulang setelah Lebaran.

Tapi, sampai sekarang kabar yang ditungggu tidak sampai terdengar. Makanya sekarang lagi ngangur nih motor,” papar mekanik bermarkas di Jl. Amal No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Kini biar Jupiter-Z dapat lawan kembali, dia mengaku pasrah jika ditanya aturan yang kabarnya merepotkan dirinya jika diajak taruhan. Tambah lagi sekarang ini tunggangan dan joki sama-sama digosipkan pakai dukun segala.

"Biar sama-sama enak, bisa kok pilih atau atur waktu kapan bisanya. Biar fair dan tidak lagi dianggap tidak pakai jampi, rompinya bisa dilepas," serius Robby tanpa bermaksud sesumbar. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Camel 45/90-17
Ban belakang : Eat My dust 60/80-17
Sok belakang : Daytona D Ultimate
Knalpot : Custom
Koil : Mitsubishi
Segitiga : Posh Factory

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver: Kini Kirmanto merasa lebih nyaman kalau turing jauh. Jelas karena dia telah mengubah tampilan Honda Absolute Revo 2009 miliknya. Wajah Revo kelir merahnya ini berubah drastis. Anto panggilan akrabnya menyebut motornya ini Monster Red Revolver.
Modif Honda Absolute Revo, 2009 (Jakarta)

Honda Absolute Revo, Monster Red Revolver


Kini Kirmanto merasa lebih nyaman kalau turing jauh. Jelas karena dia telah mengubah tampilan Honda Absolute Revo 2009 miliknya. Wajah Revo kelir merahnya ini berubah drastis. Anto panggilan akrabnya menyebut motornya ini Monster Red Revolver.

Ubahan yang dilakukan Anto tidak sekadar bermain di tampilan, tapi juga fungsional. “Tampak sudah berubah jauh. Tidak ada lagi kesan underbone pada Revo ini. Makanya perjalanan jauh pun akan terasa lebih nyaman,” jelas mantan ketua Tangerang Revo Club (TREC) ini.

Proses ubah tampilan dilakukan lewat bantuan teman seklub, Anjas. Modifikator ini tetap mempertahankan rangka underbone. Tidak ada ubahan. Hanya saja Anto menambahkan center bone bawaan Honda Tiger yang dilas langsung tepat di ujung atas sasis underbone. “Center bone untuk dudukan tangki Tiger,” sebut Anto, pemilik nomor registrasi 001 ini.


Masih di bagian depan, ia mengubah sok depan dengan model ayam jago adopsi dari Honda GL-Pro. “Komstir asli tetap dipertahankan, namun segitiga bawah sudah ganti oakai kepunyaan GL-Pro, as komstir bikinan menyesuaikan lubang komstir asli dan lubang segitiga komstir bawa GL-Pro. Untuk segitiga atas punyaan variasi,” cetus Anto.

Perbesar Kapasitas
Kondisi mesin Revo diobrak abrik untuk mengimbangi bobot motor yang sudah bertambah. Klep standar diganti dengan kepunyaan Honda Sonic yang dikecilin payungnya jadi 27mm untuk in dan out 22mm . Sedangkan piston ganti milik aftermarket dengan diameter 56mm.

“Saya nggak tau berapa kapasitas sekarang. Di ruang bakarnya juga diseting ulang menyesuaikan diameter piston yang juga sudah ikutan membengkak,” ulasnya.

Untuk pasokan bahan bakar, Anto juga sudah mengaplikasi karburator milik Yamaha RX-King. Sedikit ubahan namun berarti pada mesin ini lumayan mampu mengimbangi bobot Monster Red Revolver ketika harus menempuh jarak ratusan kilometer. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Unilla 110/70-17
Ban belakang : Swallow 130/70-17
Rantai : Mega Pro
Lengan ayun : Aprilia 125
Monosok : Satria 120

Thursday, November 17, 2011

Suzuki GSX750,

Modif Suzuki GSX750 1978 (Bandung)

Suzuki GSX750, Keukeuh Pada Chopper Ol skool!


Julius Rosa alias Mang Use tergolong builder yang ajeg pada aliran chopper ol skool. Semua garapannya selalu disasar ke genre khususnya traditional chop gaya 80-an.

Beberapa karya terdahulu berbasis motor gede Jepangan atau Inggris seperti Yamaha XS 650, Honda NV atau yang cc agak kecil seperti Binter Merzy, tidak terpengaruh tren Jap’s atau brad style seperti yang banyak dilakoni builder Tanah Air.

“Sebenarnya sih fleksibel. Kebetulan saat berbicang dengan klien, ia mempercayakan selera pribadi saya,” elak Mang Use yang punya bendera U53 Kustom Bike, Bandung  ini.

Ia memang tergolong maniak ol skool. Buktinya, saat Deni ‘Hape’ Permana memberikan tantangan merombak GSX 750, Use tetap pada imajinasinya chopper ol skool!

Maklum sudah beberapa kali tampil di  MOTOR Plus dengan karya berbeda-beda. Sedikit evaluasi dari karya Mang Use ini. Dia suka banget menggabungkan gaya skandinavian chop dengan New York style.

Rake diusahakan sama dengan standar pabrikan dengan double down tube merapat ke mesin khas gaya Skandinavian. Sepertinya enggak suka pada rake centang di aliran ini. “Sesuai dengan traffic di Bandung yang semakin padat, saya lebih suka mendekatkan desain ini ke  aliran New Yorker seperti idola saya, almarhum Indian Larry,” jelas  warga Bandung yang berdarah Minang, Sumatera Barat ini.

Menurut Use, rake rapat, ground clearance pendek dan wheelbase yang juga cenderung pendek sangat baik buat estetika motor ini. Bentuk mesin GSX sangat ideal. Cenderung melebar ke kanan dan kiri  sehingga membuatnya makin padat.
“Back bone juga enggak menjulang ke atas agar tidak banyak menyisakan ruang kosong di sektor tengah. Center bone juga rapat hingga riding position ridernya juga ideal. Deni enggak perlu lagi banyak memainkan posisi raiser di setang dan tidak susah payah menjangkaunya,” jelas brother yang sepertinya masih single ini.

Bicara detail, motor ini juga asyik disimak. Ciri khas U53 bisa dilihat dari  kreativitas merancang setang yang menyerupai setang piston. “Model ini sangat fleksibel. Semua bagian dilengkapi baut untuk menyetel posisi paling nyaman. Buat saya bentukannya menarik dan membuat motor tampil lebih elegan,” jelasnya lagi.

Tangki relatif kecil sengaja dirancang agar mesin GSX tampil mendominasi di sektor depan. “Sangat eye cathing kan? Dengan tangki kecil dan setang unik, karakter motor ini makin terlihat, sebagai kuda besi ridiable yang bikin bangga saat diajak nongkrong,” timpal Deni yang bekerja sebagai special event coordinator dari PT Coca Cola ini.

Lanjut ke belakang, ciri traditional chop makin terasa. Romantika jadul dibuat Use dengan fender struts konvensional lewat variasi bentuk mahkota yang mebuat motor ini menarik tapi enggak menjadikan motor ini rame dan lebay.
”Memang harus hati-hati sekali, kalau terlalu banyak bermain variasi takutnya simplisitasnya malah terganggu dan bisa mengurangi keindahannya,” jelas sang builder lagi.

Pamungkas, Jeff Custom Painting memberikan unsur mewah dengan motif flannel aksentuasi gold. Di soal ini mereka tergolong sukses mewujudkan motor impian untuk Deni.

Congratz!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: IRC 100/90–18
Ban belakang: Dunlop 190/50–17
Rem depan: Satria FU
Sok depan: GT 750
Knalpot: U53 Kustom Bike
CDI : Shogun